Manusia Purba



Manusia Purba

A. Definisi Manusia Purba
      Pada zaman plestosin kira-kira 1,9 juta tahun yang lalu, di Indonesia telah dihuni oleh manusia. Manusia yang hidup pada zaman itulah yang disebut sebagai Manusia Purba. Jadi yang disebut manusia purba adalah manusia yang hidup pada zamanpurba/zaman prasejarah/zaman pra-aksara/zaman nirleka. Berikut ciri-ciri manusia purba:
1. Berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya
2. Memiliki akal dan volume otak yang lebih besar daripada primata lain.
3. Mengenal bahasa/ dapat berbicara.
4. Hidup berkelompok dan mengenal pembagian tugas/kerja.
5. Memiliki peradaban.
 
    Keberadaan manusia purba dapat diketahui dari fosil-fosil yang ditemukan. Fosil adalah sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan bekas kerangka manusia yang sudah membatu. Para ahli sejarah berusaha merekonstruksikan bentuk dan cara hidup manusia pada saat itu dengan melakukan penggalian pada lapisan tanah. Sumber-sumber informasi tentang kehidupan purba masa itu dapat kita ketahui dari:
1. Hasil penggaliann fosil. Fosil yang dapat memberi petunjuk tantang kehidupan manusia masa
    purba dan sebagainya disebut fosil pandu atau leitfosil.
2. Tempat perlindungan di bawah karang (abris sous Roche) yang ditemukan di teluk Triton (Irian
    Jaya), Pulau Seram, dan di Sulawesi Selatan.
3. Dapur sampah (kjokkenmoddinger) yang ditemukan di Medan (Sumatra Utara), dan Langsa
    (Aceh).
4. Alat-alat yang digunakan oleh manusia purba (artefak) seperti beliung persegi, kapak lonjong,
    kapak genggam, serpih, alat pemukul kayu dan lain-lain.




B. Peneliti Manusia Purba Di Indonesia
 1. Eugena Dobois
     Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung.
 Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju). Fosil lain yang ditemukan adalah,yaitu
a. Pithecanthropus Erectus
    Phitecos artinya kera, Antropus sama dengan Manusia, dan Erectus artinya  berjalan tegak. Jadi,
    manusia kera yang berjalan tegak. Ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi,
    tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.
b. Pithecanthropus Majokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto.
c. Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo.
Fosil Manusia Purba
Eugene Dubois
                                                        



2. G.H.R Von Koeningswald dan  Ter Haar
     Hasil penemuan beliau adalah fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.
Fosil Manusia Purba
Von Koeningswald
                                                    


3. Penemuan lain tentang manusia Purba
    Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).

4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia
     Dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo. Beliau berhasil menemukan 13 fosil dan fosil terakhir ditemukan tahun 1973 di Desa Sambung Macan dan Sragen.

C. Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
     Di Indonesia terdapat  tiga jenis manusia purba adalah sebagai berikut.
1. Meganthropus Paleojavanicus
    Ciri-ciri dari manusia purba jenis ini, yaitu


a. Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
b. Badannya tegak
c. Hidup mengumpulkan makanan
d. Makanannya tumbuhan
e. Rahangnya kuat
f. Tidak memiliki dagu
g. Memiliki tulang pipi yang tebal
h. Memiliki otot kunyah yang kuat
i. Memiliki tonjolan kening yang menyolok
j. Memiliki tonjolan belakang yang tajam
k. Memiliki tempat pelekatan otot tengkuk yang
    besar dan kuat

Gambar 1.1, Meganthropus Paleojavanicus




2. Pithecanthropus
    Ciri-ciri dari manusia purba jenis ini, yaitu

a. Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
b. Hidup berkelompok
c. Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
d. Mengumpulkan makanan dan berburu
e. Makanannya daging dan tumbuhan
f. Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
g. Volume otak berkisar 750 – 1350 cc
h. Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
i.  Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
j. Bentuk tonjolan kening tebal
k. Bagian belakang tampak menonjol

Gambar 1.2, Pithecantropus




3. Homo Sapiens
    Ciri-ciri dari manusia purba jenis ini, yaitu


a.Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang
    lalu
b. Muka dan hidung lebar
c. Dahi masih menonjol
d. Tarap kehidupannya lebih maju dibanding
     manusia sebelumnya    
e. Volume otak antara 1000 – 1200 cc
f. Tinggi badan antara 130 – 210 cm
g. Otot tengkuk mengalami penyusutan
h. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
i. Muka tidak menonjol ke depan
j. Berdiri tegak dan berjalan sempurna

Gambar 1.2, Homo Sapiens



Jenis fosil manusia purba yang lain di Indonesia :
1. Meganthropus Paleojavanicus (Sangiran)
2. Pithecanthropus Robustus (Trinil).
3. Pithecanthropus Erectus (Homo Erectus) (Trinil).
4. Pithecanthropus Dubius (Jetis).
5. Pithecanthropus Mojokertensis (Perning).
6. Homo Javanensis (Sambung Macan).
7. Homo Soloensis (Ngandong).
8. Homo Sapiens Archaic.
9. Homo Sapiens Neandertahlman Asia.
10. Homo Sapiens Wajakensis (Tulungagung)
11. Homo Modernman.

D. CORAK KEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA
      Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :
1. Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
     Munculnya sistem kepercayaan dalam kehidupan manusia berlangsung sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan melalui penemuan penghormatan terakhir pada orang yang sudah meninggal, kemudian berubah menjadi pemujaan terhadap roh-roh leluhur pada masa bercocok tanam (Animisme dan dinamisme), terlihat dengan adanya hasil kebudayaan megalitik. Dalam perkembangan selanjutnya manusia menyadari dan merasakan adanya kekuatan yang maha besar di luar diri manusia yaitu kekuatan Tuhan (Monotheisme).
2. Bentuk budaya yang bersifat Material
     Berupa alat-alat yang dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil kebudayaan mereka pada masa berburu dan mengumpulkan makanan seperti : Kapak genggam,alat serpih dan alat tulang/tanduk. Sedangkan pada masa bercocok tanam berupa Kapak genggam Sumatra
 ( Pabble ), Kapak Pendek ( Bache Courte ), flakes, dsb. Dan pada masa Perundagian berupa alat-alat dari logam seperti : Kapak corong ( Kapak sepatu ), Nekara, Bejana Perunggu, perhiasan dan manik-manik dari perunggu. 
a. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
    1. Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib.
        Misalnya : batu, keris
    2. Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-
         batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.
b. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
  • Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan
     berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan
     makanan
  • Bersifat Sedenter (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta
     menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang
     bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
c. Sistem bercocok tanam/pertanian
  • Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
  • Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
  • Sistem huma untuk menanam padi
  • Belum dikenal sistem pemupukan
d. Pelayaran
    Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang  
     sebagai penentu arah (kompas).
e. Bahasa
  • Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa
   Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
  • Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan
      bahasa.



E. PENDAPAT PARA AHLI MENGENAI ASAL USUL MANUSIA DI KEPULAUAN
      INDONESIA
1. Prof. Dr. H. Kern
    Dengan Teori Imigrasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia (Campa, Kochin China dan Kamboja) . Hal ini didukung oleh adanya perbandingan bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia yang akar bahasanya adalah bahasa Austronesia.
2. Van Heine Geldern
    Berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Pendapat ini didkukung oleh adanya artefak-artefak yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan yang ada di daratan Asia.
3. Moh. Yamin
    Mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia. Dia melihat bahwa banyak penemuan artefak maupun fosil tertua di Indonesia dalam jumlah yang besar.
4. Drs. Moh Ali
    Mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan.
5. NJ. Krom
     Berpendapat bahwa asal-usul bangsa Indoensia berasal dari daerah Cina Tengah.
6. Dr. Branden
     Mengatakan bahwa bangsa yang bermukim di kepulauan Indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa di daerah yang terbentang dari sebelah Utara Formosa, sebelah Barat Madagaskar, sebelah Selatan Pulau Jawa-Bali, sebelah Timur sampai tepi Barat Amerika melalui perbandingan bahasa.
7. Pendapat beberapa ahli
     Mengatakan bahwa masyarakat yang menempati wilayah-wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu. Nenek moyang bangsa Indonesia datang melalui dua gelombang yaitu:
a. Proto Melayu (Melayu Tua)
    Merupakan orang Austronesia yang pertamakali datang ke Indonesia sekitar tahun 1500 SM melalui jalur Barat (Malaysia-Sumatera) dan jalur Timur (Philipina-Sulawesi) dengan membawa kebudayaan kapak persegi (Jalur Barat) dan kapak lonjong (jalur Timur) Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan Proto Melayu adalah Suku Dayak, Toraja, Batak, Papua dsb.
b. Deutro Melayu ( Melayu Muda ) 
    Masuk ke wilyah Indonesia sekitar 400-300 SM melalui jalur Barat, dengan membawa kebudayaan Logam, seperti  Nekara ( Moko ), Kapak corong, juga mengembangkan kebudayaan Megalitik. Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan Deutro Melayu adalah Jawa, Melayu dan Bugis.

0 comments:

Posting Komentar