Gue mau nge-post cerbung gue yang udah lama mati suri di hardisk gue. Ceritanya ancur banget. kebanyakan kayak sinetron gitu. Habis kagak punya ide sih. Hahahha.... yang asyiknya cerita aneh dan gaje itu bisa selesai juga. Namanya juga amatir dan bukan penulis. huehee...
“Hooooooooooooaaaaaaaaaaaaaaammmmmmmmm, gue baru bangun nih!”
Hai
perkenalkan nama gue Alyssa Saufika Umari. Panggilannya Ify aja deh. Simple-kan
?? Gue ini anaknya asyik, rame, baik, jago masak lagi and piano, suka nyanyi
and nge-dance. “Bo’ong tuh, Ify tuh anaknya suka marah-marah nggak jelas, suka
ngakak tanpa liat sikon, jail banget, terus nyolot, terus narsis abis, terus….”
Ujar Sivia. “Stoppp.. elo belum waktunya muncul, Vi.Hush…hush pergi sono.
Gangguin seorang Ify cantik yang lagi ngenelin diri aja.”ucap Ify. Sorry ya pembaca, ada gangguan teknis dikit. Biasa
gangguan dari orang yang nggak diundang. Hehehe
Gue
lanjut nih, gue sekarang tinggal di perumahan Great Nusa Indah. Perumahannya
itu luas banget lho. Yang paling luas seantro Jakarta. Hahahaha… gue punya adek
namanya Deva, kalo nama panjangnya nggak usah disebutin bisa abis ini halaman.
Hehehe… Gue tinggal bareng Mama gue, gue juga baru pindah ke ntuh perumahan. Oh
iya, kata orang-orang yang ngeliat gue pertama kali, gue itu cantik, manis,
keren, gaul, and apalagi senyum gue bisa buat cowok-cowok terhipnotis. Terus
gue itu…..
“Iiiiiffffffffffffffffyyyyyyyyyyyyyyyyyyy,
bangun. Jangan ngayal lagi, udah jam enam.” Teriak Mama Ify dari lantai bawah.
Tuh mama gue udah teriak-teriak, mampus deh gua, udah jam enam. Gue cabut mandi
dulu ya, bye pembaca.
@SMA Global
Nusantara
“Hosh…hosh…hosh…”
nafas Ify memburu. Wajar tuh anak ngos-ngosan, kan dia udah lomba lari sprint
dadakan gitu. Salah Ify sih bangun aja telat, sibuk mengkhayal terus. Cape deh
*penulis kesel nih…
“Gue
cari Via dulu deh, itu anak ke mana ya?” Tanya Ify pada dirinya sendiri dan
memperhatikan sekelilingnya. “Mampus gue, lolos-lolos dari gerbang tapi MOS-nya
kan di lapangan. Waduh mana telat lagi. Gue caw ke lapangan sekarang.
Mudah-mudahan gue bisa nyelip deh. Secara gue langsing ideal gini.” Batin Ify.
Hadoh Ify-Ify masih sempat-sempatnya bernarsis ria.
Setiba
di lapangan Ify melihat orang-orang masih sibuk mencari barisan. “Untung, deh.
Nggak ketauan kalo telat.” Batin Ify. Lalu ia melihat Sivia lagi bareng dua
orang cewek kelas X juga, karena mereka masih pake seragam SMP. Dengan senyum
terukir di wajahnya, Ify menghampiri Sivia.
“Vvvvvvvvvvviiiiiiiiiiiiiiiiiiiaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
teriak Ify di depan Via. Via dan kedua teman barunya reflex menutup telinga,
namun apa daya nggak sempat lagi. Soalnya teriakan Ify itu keras banget.
Sampai-sampai orang-orang memperhatikan mereka berempat.
“Iiiffffyyy,
kalo mau teriak itu liat dulu sikon-nya. Ini bukan di hutan tau. Gara-gara elo,
kita bertiga jadi tontonan kayak parade sirkus noh.” Ujar Via kesal.
“Iya
nih, Fy. Turun deh pamor kecantikan gue.” Ucap Shilla. Via ternganga.
“Kenalin
dulu deh, gue Ify. Elo berdua siapa?” Tanya Ify.
“Gue
udah tau elo Ify, tadikan Via nyebut nama elo. Gue Shilla.” Ujar Shilla sambil
tersenyum lebar.
“Gue
Agni.” Ucap Agni. Ify memperhatikan keduanya. Penampilan yang sangat bertolak
belakang. Shilla kayaknya cewek feminim, sedangkan Agni sedikit tomboy. Tapi
kalo kecantikan, mereka berdua sama-sama cantik. Tapi beda ngeliatnya.
Maksudnya itu, Shilla cantik dilihat dari rambutnya yang panjang dan
bergelombang. Berwarna hitam dan kulitnya putih serta tinggi semapai. Kalau
Agni rambutnya sebahu lebih dikit berwarna hitam dan senyumnya manis. Agni itu
kulitnya kecoklatan dan tingginya juga semampai.
“Ngapain
sih, Fy ngeliatin kita berdua?” Tanya Agni heran.
“Ngeliat
gue cantik kali. Terpesona Ify. Tapi gue normal, Fy. Sorry, ya!” ucap Shilla.
“Nggak
apa-apa. Kita berempat gue perhatiin oke-oke banget. Udah cantik, tinggi, keren
lagi. Ntar kita jadi Princess di Global Nusantara.” Ujar Ify sambil
mengangguk-ngangguk pasti.
“Nggak
Ify, nggak Shilla sama aja. Darah narsis udah bawaan orok banget. Untung gue
dan Agni nggak. Ya nggak, Ag??” Tanya Via untuk memastikan.
“Sayangnya
nggak, Vi. Gue cantik, manis, keren , terus…” jawab Agni dengan seringai
jailnya. Via manyun. “Agniii…” seru Via.
“Udah
deh, Vi. Elo ikutan kita bertiga aja. Narsis itu asyik lho.” Usul Shilla.
“Ok deh,
gue ikutan. Via kan lucu, imut, chubby, cantik, keren, apa lagi ya…..” ucap
Via. Shilla , Agni, dan ify tertawa ngakak barengan. Hahahahaha….
Kemudian
ada pengumuman akan segera di mulai. Ify cs udah baris rapi-rapi. Sang ketua
OSIS naik ke podium untuk pengarahan MOS.
“Selamat
Pagi semua.” Sapa sang Ketua OSIS. “Pagi……..” bales anak kelas X yang udah
klepek-klepek melihat ketua OSIS mereka yang super duper keren itu, nggak
terkecuali Ify cs.
Ketua
OSIS melanjutkan pidatonya. Kapan ketua OSIS mulai pidato, perasaan belum deh.
Baru juga salam. Ya ampun, penulis kacau deh *Sorry, ya.
Back to
cerita, “Saya Mario Stevano Aditya Haling selaku Ketua OSIS SMA Global
Nusantara akan menyampaikan tentang kegiatan MOS kita selama dua hari ke depan.
Dalam kegiatan MOS tahun ini, setiap siswa memiliki kakak senior masing-masing
yang berlawanan jenis kelamin. Misalnya, cowok sama cewek begitu juga
sebaliknya. Satu hari ini, peserta MOS wajib mengikuti perintah dari kakak
seniornya tanpa bisa menolak. Dan kalau peserta MOS tidak bisa mengikuti apa
yang di minta sama seniornya, dia akan mendapatkan hukuman. Dan penentuan
seniornya silakan nanti di ambil undian di tempat yang telah tersedia.
Ehehemmm..” ujar Rio terhenti. Soalnya dia melihat dua orang juniornya lagi
ngobrol. Di berhenti sebentar.
“Eh,
Shill kayaknya ini MOS makan hati minta jantung deh. Seenak jidat senior aja.”
Ujar Ify pada Shilla ala bisik-bisik, tapi suaranya masih aja gede. Cape deh.
“Iya
kayaknya, Fy. Boring dah gue. Tapi ketua OSISnya ganteng ya!” balas Shilla.
“Kalian
berdua yang asyik mengobrol silakan maju ke depan.” Ujar Rio kesal. Ya iyalah,
siapa sih yang suka kalau lagi ngomong malah nggak diperhatiin.
“Fy,
Shil, elo berdua tuh di suruh maju.” Ujar Via berbisik sambil menyikut lengan
Ify yang baris di depannya.
“Saya?”
Tanya Ify polos.
“Saya?”
Tanya Shilla sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Iya
kalian bardua. Cepatan maju.” Kata Rio keras.
Shilla
dan Ify pun maju ke depan dengan wajah sumringah. Nggak ada malunya deh.
“Perkenalkan
nama kalian berdua.” Perintah Rio.
“Perkenalkan
nama saya Alyssa Saufika Umari, panggil aja Ify.” Ucap Ify dengan tersenyum.
Beberapa kaum Adam terhipnotis dengan senyumnya.
“Saya
Ashilla Zahrantiara. Cukup panggil Shilla aja.” Ujar Shilla nggak kalah gila
sama Ify. Tetap aja tersenyum manis.
Di
barisan Agni dan Via geleng-geleng kepala melihat tingkah Shilla dan Ify.
“Kembaran narsis deh.” Batin Via dan Agni kompak.
“Karena
kalian berdua sudah mengobrol di waktu yang sangat tidak tepat. Silakan kalian nyanyi
lagu balonku ada lima versi dangdut dan rock barengan.” Perintah Rio. Ify dan
Shilla ternganga.
“Cepetan,
kami nggak butuh lihat tampang jelek kalian berdua.” Bentak Rio. Dengan sangat
terpaksa Shilla dan Ify bernyanyi.
Balonku
ada lima
Rupa-rupa
warnanya
Merah
kuning kelabu
Hijau
muda dan biru…..
Dengan
waktu singkat SMA Global Nusantara langsung penuh dengan suara tawa yang
membahana. Kalo nggak ketawa rugi kali, ngeliat dua orang cewek cantik binti
kece lagi aksi di panggung gitu. Huahuahuaaaa….
Shilla dan Ify hanya berusaha bersabar walaupun udah
keki setengah mampus. Begitu lagu selesai, tanpa menunggu perintah Rio mereka
berdua kembali ke barisan. Ngapain juga nunggu Rio ngomong, tuh anak lagi sibuk
stay cool agar nggak ngakak juga.
“Demikianlah
hiburan lima menit tadi, saya melanjutkan tata cara MOS. Setelah mengambil
undian, kalian silakan cari seniornya dan setelah itu ikutin apa yang
diperintahkan senior. Senior itu tetap menjadi senior kalian yang wajib kalian
patuhi sampai jam 10 pagi besok harinya. Kalian juga wajib mengumpulkan 3 tanda
tangan senior kalian.” Ucap Rio. Lalu dia menutup pidatonya dan acara
pengambilan nama senior di mulai.
Setelah
capek-capek mengantri, giliran Via, Ify, Shilla, dan Agni-pun datang. Mereka
langsung menarik satu gulungan asal-asalan dan pergi dari situ menuju tempat
yang agak adem, soalnya panes banget. Ya iyalah udah jam setengah Sembilan
gitu. Hihihi..
“Elo
siapa, Vi?” Tanya Ify pada Sivia.
“G.S.D.”
jawab Via. Ify malah membalas Via dengan tatapan bingung.
“Emang
ada nama orang GSD. Irit banget ortunya kasih nama. Kasian banget. Masa
dipanggil Gs-Gs.” Celetuk Shilla oon. Ify dan Agni tertawa.
“Shilla
oon. Itu mah singkatan kaleeee….” Seru Agni tertahan. Shilla nyengir.
“Iya
juga ya. Kayaknya itu singkatan deh. Ampun banget, nggak bilang kalo namanya
disingkat dan kita mesti cari tahu sendiri. Belum apa-apa aja udah ngerjain.
Pantes anak-anak lainnya belum ada yang bareng seniornya, malah senior asyik
ngakak gitu.” Dumel Via panjang lebar. “Elo bertiga siapa?” Via balik bertanya.
“Gue
A.J.S. siapa pula itu. Pusing dah.” Jawab Shilla sambil berekspersi lebay.
“Cape
deh, Shill.” Ucap Ify, Agni, dan Via kompak dan tangan mereka menepuk dahi.
Shilla nyengir kuda.
“Kalo
gue C.K.N.” ujar Agni lesu.
“Gue
M.S.A.H. bayangkan. Gue sendiri yang empat symbol di antara kalian. Jangan – jangan
ntar gue lagi yang paling sial.” Dumel Ify dramatis.
“Dari
pada kita ratapin nasib gini, lebih baik sekarang kita tanya siapa aja nih
orang. Lama-lama naik darah gue.” Usul Agni yang langsung disetujui. Alhasil
mereka berempat mulai mendekati senior-senior mereka.
“Kak,
boleh nanya nggak?” Tanya Via pada senior ceweknya. Seniornya tersenyum.
“Kayaknya baik deh.” Batin Via.
“Boleh
kok. Mau nanya apa?” senior itu balik bertanya.
“Ini lho
kak, G.S.D itu siapa?”
“Terus
C.K.N juga siapa?”
“M.S.A.H
siapa?”
Seniornya
tersenyum jail. “Mau tahu siapa?” Tanya Senior itu lagi. Keempatnya mengangguk langsung.
“Kakak kasih tahu salah satu dari itu. Ntar kalian Tanya sama orang yang kakak
kasih tahu. Gimana ?” Senior itu memberi penawaran.
“Nggak
apa-apa deh, Kak.” Jawab Agni mewakili ketiga sohibnya.
“Kalo
G.S.D, itu Gabriel Steven Damanik. Hmm… orangnya itu yang lagi duduk-duduk
berempat bareng ketiga sohibnya.” Kata senior cewek itu sambil menunjuk empat
orang yang lagi duduk-duduk di bawah pohon.
“Makasih ya, Kak.” Balas keempatnya kompak. Kakak senior itu tersenyum . Lalu Ify cs berjalan menuju pohon yang dihunim empat orang makhluk tuhan yang tampan-tampan bin keren binti ganteng.
“Makasih ya, Kak.” Balas keempatnya kompak. Kakak senior itu tersenyum . Lalu Ify cs berjalan menuju pohon yang dihunim empat orang makhluk tuhan yang tampan-tampan bin keren binti ganteng.
@Di bawah Pohon
“Permisi,
Kak.” Sapa Shilla yang langsung pasang tampang cantiknya.
“Ada
apa?” Tanya salah satu cowok itu.
“Gini
Kak, saya kan dapat nama GSD gitu, kata kakak senior yang saya tanyain tadi GSD
ntuh Gabriel Stevent Damanik. Masalahnya kami nggak tahu siapa itu orang dan
kakak yang tadi bilang kalau Gabriel itu adalah salah satu dari kalian
berempat.” Terang Via sambil tersenyum.
“Ck, gue
Gabriel. Terus tiga orang ini ngapain?” Gabriel balik bertanya.
“Bentar
dulu, yel. Bukannya yang ini dan yang itu orang yang tadi di hukum.
Ngomong-ngomong kalian keren banget tadi.” Ejek cowok putih dan bermata sipit.
Shilla dan Ify yang ditunjuk malah ngumpat dalam hati. “Masih aja diinget. Malu
gue. Apalagi di depan cowok ganteng. Tengsin dong.” Rutuk mereka bareng.
Lagi-lagi kompak.
“Kami
bertiga di suruh sama senior tadi buat nanya sama Kak Gabriel siapa MSAH, CKN,
dan AJS, gitu.” Ify menjawab pertanyaan Gabriel. Mereka berempat beroh-oh ria
aja. Rio memberi tanda kepada ketiga sohibnya yang dibalas dengan anggukan
namun samar.
“Oh..Yang
cari MSAH siapa?” Tanya Rio. Ify mengancungkan tangannya. Rio
mengangguk-ngangguk.
“Kalo
AJS?” Tanya Alvin.
“Saya,
Kak.” Jawab Shilla.
“Kalo
CKN?”
“Saya,
Kak.” Jawab Agni.
“Gue
kasih tahu, kalo CKN itu Cakka Kawekas Nuraga. Coba yang cari CKN Tanya sama
kakak yang di sana. Tanyain Cakka itu yang mana.” Perintah Gabriel. Via yang
dari tadi memperhatikan keempat cowok itu menyadari nama dari keempatnya karena
ada nama dadanya.
“Bentar
ya, kak.” Ucap Via. Lalu dia mengajak ketiga sohibnya balik badan dan
bermusyawarah dadakan.
“Gini lho,
kita ini mau dikerjaiin. Tadi gue lihat nama kakak yang putih itu tapi nggak
sipit. Itu namanya Cakka Kawekas Nuraga, kalo yang sipit itu Alvin Jonathan Sindunata,
kalo yang item maniskan ketua OSIS tadi namanya aja Mario Stevano Aditya
Haling. Pas bangetkan sama singkatan itu, CKN, AJS, dan MSAH. Benerkan?” Via
minta kepastian.
“Ya
ampun, Vi. Elo jenius banget.” Puji Ify senang suaranya agak dipelankan supaya
nggak ketauan.
“Kalo
gini, kita langsung aja bilang nama mereka. Dari pada dikerjain lagi.” Ucap
Agni. Mereka mengangguk setuju.
“Gini
Kak, kami nggak jadi nanya siapa tadi. Kami udah tahu. Elo Kak Cakka kan?”
Tanya Agni sambil menunjuk Cakka.
“Asal
aja elo.” Bantah Cakka
“Dan elo
Kak Alvin kan?” Tanya Shilla pada cowok bermata sipit.
“Dan elo
orang yang ngehukum gue tadi itu Mario kan?” Tanya ify.
“Sembarangan.
Tau dari mana coba?” Tanya Alvin.
“CAPE
DEH. ELO BEREMPAT BEGO. ITU ADA DI NAMA DADA ELO BEREMPAT.” Jawab Ify cs kompak
lalu ngakak bareng. Huuaahahaaahhhhhhaaaaaaaaaaaaaaaaa…
“Gila
tengsin gue.” Batin keempat cowok itu.
“Terus
ngapain elo nanya siapa Gabriel kalo gitu?” Tanya Gabriel di depan wajah Sivia.
Via kaget melihat sosok ganteng di depannya. Tapi cepat sadar.
“Tadi
kan nggak liat, sekarang baru liat. Hehehe…” jawab Sivia cengengesan. Ify cs
masih ketawa ngakak, sekarang mata mereka aja mau berair.
“Stop
tawa kalian. Yang cari gue cepatan ikut gue.” Perintah Rio lalu Ify mengikuti
Rio dan begitu juga seterusnya. Alvin dan Shilla, Agni dan Cakka, serta Gabriel
dan Via.
Terus
bagaimana ya kelanjutan MOS Ify cs ?? jangan-jangan mereka bakalan dibuat
mampus sama Rio cs habis udah ngetawain mereka. Cape deh. Keluar lubang kucing
masuk mulut buaya. Bener nggak tuh ?? hahahahaaa… salah juga nggak apa-apa.
Kita intip dulu deh, MOS nya Shilla dan Alvin.
@Shilla dan Alvin
Alvin
membawa Shilla ke pojok lapangan sebelah kanan yang ada pohon palemnya. “Nama
elo siapa?” Tanya Alvin dengan bentakan. Tapi Shilla nggak takut toh yang dia
udah pernah MOS dan dibentakin kayak gini.
“Shilla.”
Jawab Shilla pendek.
“Gue bos
lu sekarang hingga besok. Jadi peraturan pertama, lo nggak boleh manggil gue
dengan sebutan elo. Harus sopan. Kakak Alvin. Kedua, elo turutin apa yang gue
suruh tanpa menolak. Ketiga, sekali elo bilang tidak, nggak, sorry, silakan elo
langsung keliling lapangan tiga kali. Dan terakhir nggak usah ngerayu-rayu gue,
gue tahu kalo gue itu ganteng, keren, dan manis. Ngerti lo?”
Bukannya
bilang mengerti, tapi Shilla malah ngakak nggak jelas. Hahahaahhhaaa…. Alvin
yang merasa nggak ada salah dengan ucapannya malah heran. Lagian dia juga nggak
biasa nemuin spesies cewek cantik gini tapi nggak tahu malu itu. Selama dia
hidup dan diakui ganteng, setiap cewek yang melihatnya selalu jaim. Lah ini ??
Boro-boro, ketawa aja nggak ngeliat tempat dan siapa yang dia ketawain. Alvin
juga baru pertama kali diketawain orang lain selain ketiga sohibnya, apalagi
JUNIOR-nya gini.
“Kenapa
elo ketawa?” bentak Alvin.
Shilla
mengehentikan ketawanya lalu berdeham dikit. Hmm… “Pertama untuk pertanyaan
kakak apa saya ngerti jawabannya iya. Kedua, saya ketawa karena kakak bilang
saya mau ngerayu kakak. Kakak nggak mimpi apa? Berasa yang paling ganteng aja
di sini. Belum..belum terlalu deh, Kak. Saya belum lihat seluruh cowok di sini,
jadi saya nggak akan langsung nganggep kakak ganteng apa lagi ngerayu kakak.
Apa saya kurang kerjaan ?” jawab Shilla telak dan berhasil membuat Alvin murka.
“Ok.
Silakan elo beraggapan begitu.” Balas Alvin. “Kayaknya elo belum tahu siapa the
boy most wanted in Global Nusantara. Liat aja entar.” Batin Alvin sambil
tersenyum-senyum.
“Kenapa
kakak ketawa sendiri gitu ?? Gila ya ?? atau Stress sih?” Tanya Shilla sambil
menggoyangkan tangannya di depan muka Alvin.
Alvin
tersadar. “Ngapain tangan elo?” bentak Alvin.
“Nyadarin
kakak aja yang udah kayak orang gila itu.” Balas Shilla santai.
“Gue
nggak akan permasalahin. Tugas pertama elo. Elo panjat ini pohon palem terus
tulis Alvin. Minimal 1,5 meter yang harus elo panjat.” Perintah Alvin.
Shilla
teranganga jelas. “Kakak gila ya?? Saya itu cewek. C E W E K. nggak ada cewek
yang manjat-manjat gitu. Ngg…. Ganti yang lain dong.” Protes Shilla.
“Silakan
elo lari lapangan tiga kali.” Kata Alvin keras.
“Kenapa?
Saya nggak bilang tidak atau nggak. Saya bilang ganti yang lain. Ganti itu beda
dengan tidak dan nggak. G A N T I. N G G A K.
T I D A K. beda kan?” Shilla ngeles.
“Kalo
gitu gue beri waktu 30 menit, silakan lakuin tugas pertama elo.” Perintah
Alvin. Shilla udah bergelagat mau protes. “Gue nggak butuh protes elo dan
silakan lakuin.” Tambah Alvin sebelum juniornya yang super ngesalin ini protes.
Shilla manyun lalu menatap pohon palem yang super gede itu.
“Gimana
gue manjat?? Seumur-umur belum pernah tau.” Batin Shilla.
Alvin
hanya geleng-geleng kepala aja. Baru kali ini dan pertama kali dia menemukan
cewek antic kayak gini.
@Sivia dan
Gabriel
“Nama
elo siapa?” Tanya Iel langsung ketika tiba di depan sebuah sumur yang udah
nggak ada airnya juga nggak dalam itu. Hanya 1,2 meter dalamnya.
“Sivia.”
Jawab Sivia.
“Ok,
Sivia. Aturan selama MOS. Panggil gue kakak. Lakuin semua perintah gue. Kalo
elo nolak silakan elo lari keliling lapangan satu kali. Itu aja.” Ucap Iel
sambil menatap Sivia. Iel akui cewek di depannya ini cantik.
Via yang
ditatapin Iel malah diam aja dan balas menatapnya. “Ok. Kak.” Balas Via. “Via
nggak boleh takut sama Kakak yang di depannya ini. Kalo takut bisa ketauan deh
kalo gue jatuh cintrong sama dia pada pandangan pertama.” Batin Via. *Cailah
Vi, jangan nyablak gitu kan jadi penulis tahu kalo Via naksir Iel.
“Dia
nggak kepesona sama tatapan gue? Masa? Berarti elo hebat.” Decak Iel dalam
hati. “Tapi kita liat selanjutnya.” Tambah Iel.
“Gue
langsung aja, nggak banyak embel-embelan lainnya. Tugas pertama elo ambil
tumbuhan paku di dalem sumur itu sebanyak 2 rumpun. Gue kasih waktu setengah
jam deh. Itu tugas gampang dan gue nungguin elo di atas sini.” Perintah
Gabriel. Lalu Via berjalan menuju sumur tua yang nggak ada lagi airnya itu.
“Ya
ampun. Gila nih cowok. Masa iya gue nyemplung ke sumur itu. Ntar kalo ada uler
gimana? Nyemplung mah mudah, tapi naiknya gimana? Nggak ada perasaan apa?”
batin Via.
“Kenapa
elo belum juga ngambil itu paku? Dua menit berlalu.” Tanya Iel.
“Masa
iya, kak gue nyemplung ke sumur. Gini-gini gue cewek tahu. Gue belum pernah nyemplung
ke sumur, gue juga nggak bercita-cita jadi penggali sumur gini. Apa kakak nggak
kasihan gitu?” Tanya Sivia sebelumnya ia sudah menyetel tampang anak kucing
yang penuh rasa iba dan senyum ala komik-komik di jepang itu. Duileeeeehh,
manis banget.
Iel
terpesona dengan senyum Sivia, namun berhasil ia sangkal. “Gue tahu elo cewek
dan nggak mau jadi tukang sumur. Gue juga nggak minta elo nyemplung ke sumur,
yang gue minta elo ambil tumbuhan paku yang ada di sana.” Balas Iel tajam.
Via
cemberut. Pipi chubbynya jadi kemerah-merahan. “Iya, deh.” Via pasrah aja. Iel
tersenyum penuh kemenangan.
@Agni dan Cakka
Cakka
membawa Agni ke tengah lapangan, tepatnya di bagian lapangan basketnya.
“Sebutin nama elo.” Perintah Cakka.
“Agni.”
Jawab Agni pendek.
“Dari
gaya elo yang nggak masuk golongan cowok dan nggak masuk kelompok cewek kecuali
kalo elo make rok baru ketauan elo cewek. Gue rasa elo bisa main basket.” Ucap
Cakka sambil memperhatikan Agni.
“Lo
norak banget. Berani elo ngeyik gue. Siapa lo?” balas Agni.
“Ck. Elo
itu junior berani ngelawan gue habis elo.” Decak Cakka.
“Mau gue
junior kek, elo senior kek. Nenek kakek elo kek. Ngapain gue takut sama elo.
Belum banget kaleeeeee.” Kata Agni.
Cakka
geleng-geleng kepala. Gila junior di depannya ini. Gue kasih jurus terampuh
gue. Cakka pun tersenyum maut ke arah Agni. Agni memperhatikan senyum Cakka,
tapi malah melengos langsung di depan Cakka. Dan ini membuat Cakka tercengang.
Mana ada cewek yang nggak terpesona dengan dirinya.
“Kenapa
elo?” Tanya Agni. “Malu ya ?? Mangkanya nggak usah berasa sok keren deh. Senyum
aja kayak gitu, bilang aja kalo elo mau jadi the boy most wanted in school.
Belum pantes.” Tambah Agni sambil tersenyum sinis. Cakka udah murka banget.
“Lihat aja ntar, baru elo tahu. Sekali elo naksir gue. Kata tidak udah untuk
elo.” Batin Cakka.
“Terserah
elo. Tugas pertama elo, kalo elo bisa ngalahin gue main basket selama 20 menit.
Gue kasih tanda tangan pertama gue Cuma-Cuma ke elo. Kalo kalah silakan lari
dua keliling lapangan.” Ucap Cakka.
“Ok. Siapa
takut.” Balas Agni. “Elo pikir gue nggak bisa main basket.” Batin Agni.
“Satu
lagi, panggil gue Kak Cakka atau Kakak. Nggak pake elo atau gue. Ini lagi MOS,
kalo nggak MOS terserah elo. Apa peduli gue.” Tambah Cakka. Sebelum melemparkan
bola basketnya. Agni mengangguk males.
@Ify dan Rio
Ify dan
Rio sekarang berada di taman belakang sekolah. Rio menatap adik kelasnya ini.
Dari perjalanan ke sini Rio merasa Ify selalu melet-melet kepadanya.
“Elo
kenapa melet-melet sama gue dari tadi?” Tanya Rio.
“Melet
sama elo? Kurang kerjaan kali.” Jawab Ify nggak banget.
“Nggak
usah boong deh lu. Gue tahu.” Balas Rio tajam. Matanya menatap kedua bola mata
Ify. “Waduh.. tatapannya. Pingsan gue.” Batin Ify. Plis deh, Fy. Elo masih
sempat-sempatnya aja. Ckckc…
“Kalo
iya kenapa? Ada masalah?” balas Ify nyolot.
“Of
course itu masalah. Gue tekenin ya, nggak usah elo ngelawan gue ntar elo habis.
Gue senior elo dan elo junior gue.” Ujar Rio datar. “Peraturan MOS,pertama
panggil gue Kak Rio. Nggak usah pake embel-embel ganteng, keren, manis dan
sebagainya. Fisik gue udah mencerminkan kalo gue ganteng, keren dan manis dan
lainnya. Kedua, jangan pernah melawan sama gue. Sekali elo melawan gue. Silakan
elo lari keliling lapangan lima kali nggak pake diskon. Ketiga, jangan ngerayu
gue apalagi ngegombal. Gue tahu kalo elo naksir gue. Keempat, jangan melet ma
gue apalagi ngatain gue di belakang alias ngegosip. Tampang kayak elo pasti
jago ngegosip.Itu syarat untuk elo bisa minta tiga tanda tangan gue.” Kata Rio
yang sukses membuat Ify bukan lagi tercengang tapi udah ternganga. Lalu Ify
ketawa versi nenek lampirnya. Huahhahauahhhaaaaaaaaaaaa…..
“Kenapa
elo ketawa kayak mak lampir gitu?” Tanya Rio heran.
“Pertama
karena lo ngerasa udah paling ganteng aja. Belum banget. Kedua, gue nggak akan
manggil elo keren, genteng atau apa aja gitu. Gue nggak peduli. Ketiga, gue
nggak akan ngerayu elo. Serasa apa elo bilang gue yang cantik gini mau ngerayu
elo. Nggak sudi. Cuih.” Balas Ify.
“Elo
nggak usah muna. Akuin aja gue ganteng. Biasa lagi.” Ujar Rio lalu tersenyum.
“Heh..
elo ganteng. Nggak banget. Lagian gue dendam banget ama elo, gara-gara elo gue
jadi badut tontonan. Baru ngomong dikit aja tadi lo udah ngehukum gue.” Balas
Ify.
“Itu
salah elo. Bukan di gue salahnya. Cape deh.”balas Rio.
“Elo itu
rese banget.” Ucap Ify.
“Gue
ganteng.”desis Rio di telinga Ify. Ify bergidik.
“Nggak
nyambung dodol.” Ify nyolot.
“Nggak
masalah. Gue ganteng. Elo buruk rupa.” Ujar Rio.
“Gue
cantik.”
“Gue
ganteng”
“Cantik”
“Ganteng”
“Cantik”
“Ganteng”
“Cantik”
“Cantik”
“Gue
ganteng”
“Gue
cantik”
“Gue
keren, ganteng, dan manis.” Balas Rio. Rio melihat ify yang udah mau bales
ucapannya. “Cukup. Buang-buang waktu. Tugas pertama elo, elo cabutin rumput dan
cari semut sebanyak 10 ekor. Isi rumput dengan plastic ini. Kalo nggak penuh,
silakan lari 5 keliling dan nggak dapat tanda tangan gue. Waktunya 40 menit
dari sekarang.” Perintah Rio sambil memberikan plastic keresek itam kepada Ify.
“Elo
nggak salah?” Ify tercengang.
“Hmm…
elo?” tanya Rio tajam.
“Maksud
saya, kakak nggak salah? Masa nyuruh saya yang cantik ini nyabutin rumput, mama
saya aja nggak pernah tuh. Lagian nyuruh saya nangkep semut. Emang nggak ada
kerjaan lain apa? Terus ngapain ngasih kresek item mirip kulit kakak ini ke
saya? Mau buat saya item kayak kakak juga. Cape deh.” Dumel Ify panjang lebar.
“Gila
ini anak. Parah banget. Udah ngata-ngatain gue juga.” Batin Rio. Dari pada gue
ngelayanin omongannya yang nggak jelas gini, apalagi di sini banyak orang. Bisa
turun pesona gue ntar. “Waktu elo tinggal 35 menit lagi.” Balas Rio pendek.
Lalu duduk di bangku taman. Ify melongo menatap Rio,” gila aja gue nyabut ini
rumput. Emang gue tukang kebun apa?” Ify melirik jam tangannya. “Gila tinggal
10 menit lagi. Lebih baik gue kerjain aja, daripada gue harus lari 5 keliling
lapangan.”batin Ify.
@Kantin
Sekarang
sudah waktunya break MOS setelah dikerjain senior yang kurang ajar dan perlu
diajar serta sosialisasi tentang tata cara membawa kendaraan, bahaya narkoba,
dan bla….bla…blaaaa……. Ify, Via, Shilla, dan Agni istirahat di kantin sambil
menikmati bakso serta es teh dingin.
“Gue
malu banget tadi, masa gue nyabutin rumput sama nangkep-nangkepin semut sambil
jongkok-jongkok lagi. Huaahaa…. Turun deh pamor gue. Benci….benciii…….” curhat
Ify sambil membayangkan kejadian tadi. Ketiga sohibnya melongo’ terkejut.
“Gue
juga, Fy lebih parah dari elo. Setan banget si Sipit itu masa dia nyuruh gue
manjet-manjet pohon palem terus ukir nama dia di situ hanya untuk tanda
tangannya yang super jelek. Nggak bisa dibayangin deh.” Ucap Shilla menatap
baksonya.
“Ify dan
Shilla, kalian itu masih beruntung. Gue yang parah banget. Gue sampe nyemplung
ke sumur. Si item itu nyuruh gue ambil tumbuhan paku di dalem sumur, terus
waktu gue berhasil ngambilnya langsung dia buang. Nyebelin banget tahu
nggakkkk…arrghhhhhhhhh.” Ucap Via.
“Sabar
deh, Vi.” Bujuk Agni.
“Elo di
suruh apa, Ag?” tanya Ify.
“Gue
nggak parah kayak kalian kok. Dia minta gue tanding basket sama dia. Dia yang
menang, terus gue lari lapangan dua keliling deh hanya untuk tanda tangannya.”
Jawab Agni dan mengingat peristiwa tadi. Agni masih terbayang-bayang dengan
permainan Cakka yang keren banget itu.
“Kok
bisa Cuma 2 keliling? Lah gue tiga keliling.” Seru Shilla kaget.
“Mana
gue tahu.” Balas Agni singkat.
“Masih
mending, Shil. Gue lima keliling. Bayangkan. Mau bunuh gue tuh item kangkung.”
Rutuk ify kesal banget.
“Lima,
Fy? Gue aja kalo nggak bisa Cuma satu.” Timpal Sivia.
“Yeeeeeeeee,
enak banget elu.” Balas Ify.
“Udah
deh ngeratapin nasib. Lebih baik kita makan ini bakso.” Ajak Agni yang langsung
menyantap kembali baksonya yang terbengkalai tadi.
“Tapi
gue mau bikin perhitungan.” Ucap Shilla tegas.
“Gue
juga.” Sahut Ify dan Via. Agni Cuma geleng-geleng kepala aja.
@Di Tangga Kelas
XI IPA 1
“Gila,
men. Gue udah di ketawain Shilla tiga kali. Turun derajat. Masa dia nganggep
gue kayak orang biasa aja.” Ucap Alvin.
“Lo
fikir elo aja, Vin. Gue juga. Gue kira si Via itu nurut aja. Taunya nggak. Itu
anak nggak kena pesona gue.” Timpal Iel.
“Si Ify
nyolot itu, ngeselin banget ngatain gue nggak bermutu plus rendahan. Apa
maksudnya coba.” Ucap Rio dan teringat dengan ekpresi Ify yang sangat mencemooh
dirinya.
“Gue
juga, Bro. si cewek jadi-jadian itu ngatain gue sok cakep. Padahal gue memang
cakep lagi. Terus pesona gue nggak kena sedikit pun sama dia. Tapi permainan
basketnya oke juga.” Sahut Cakka.
“Gimana
kalo kita kerjain mereka berempat waktu udah masuk sekolah nanti. Kita
tunjukin deh siapa kita yang sebenarnya.
Masa iya Shilla bilang gini, ‘elo paling ganteng? Belum..belum..belum…banget.
sampe gue masuk sekolah dan ngeliat seluruh cowok di sekolah ini berarti elo
nggak bisa bilang diri elo paling ganteng’. Gitu, Bro. gila tuh anak.” Ucap
Alvin sambil menirukan ucapan juga ekpresi dari Shilla. Ketiga sohibnya ketawa
ngakak.
“Shilla
bener tuh, Vin. Dia kan belum liat gue. Secara gue paling ganteng.” Timpal Iel.
“Heh,
elo nggak sadar kalo dia udah lihat elo juga.” Kata Cakka mengingatkan Iel. Iel
Cuma nyengir.
“Gue
setuju sama elo, Vin. Gue nggak terima kalo SDK nggak dianggap gitu, apalagi
dengan junior yng nggak tahu sopan santun gitu.” Ujar Rio dan mengangguk
mantap.
“Gue
juga.” Sahut Cakka dan Iel bareng. Lalu Alvin membisikan rencana mereka untuk
lusa.
@Lapangan
Sekarang
sudah jam satu siang lewat. Seluruh peserta MOS berkumpul di tengah lapangan
yang super puanas itu. Setelah pidato singkat ketua OSIS, setiap peserta MOS
diminta berkumpul kembali dengan senior masing-masing. Dengan lunglai Ify cs
menghampiri Alvin cs minus Rio yang berada di bawah pohon. Hobby banget ya di
bawah pohon. Hohoho…
“Duduk
kalian.” Perintah Iel keras setiba Ify cs di depan mereka.
“Nggak
usah elu suruh, kita-kita juga mau duduk.” Balas Ify enteng. Tak lama setelah
Ify ngomong Rio tiba di tempat mereka dan langsung duduk di depan Ify.
Ify yang
melihat Rio duduk di depannya menaikan alis kirinya ke atas. “Ngapain elo duduk
situ?” tanya Ify.
Rio yang
merasa dirinya ditanya lalu menjawab.”Yang sopan. Gue senior elu dan pantes gue
duduk di depan elu.”
“Heeeeeloooooo,
masih MOS ya? Berasa nggak tuh.” Balas ify. Lalu Agni, Via, dan Shilla
mengkodei Ify untuk diem.
“Gue
langsung aja kasih tahu. Kalian silakan pulang dan besok jangan lupa bawa bekal
buat kita-kita.” Perintah Cakka.
“Emang
gue babu elu.” Protes Agni.
“Ngerasa?
Bagus deh.” Balas Cakka santai.
“Nggak
bisa dong, enak di kalian nggak enak di kami.” Seru Via.
“Emang
kalian anak kecil apa yang perlu dibawain bekal. Apa lagi bawain bekal buat
mata segaris. Ogah banget.” Ujar Shilla sambil bergidik.
“Gue
juga ogah. Kagak mau gue. Mau sampai jaman meganthropus nongol lagi di dunia,
kagak mau gue bawain bekal buat si item bin kangkung itu.” Sambung Ify.
“Kalo
kalian nggak mau. Nggak apa-apa. Nggak dapet tanda tangan dan dikerjai secara
berjamaah dengan anggota OSIS lainnya.” Balas Rio dengan senyum sinisnya. Ify
cs hanya menghela napas.
BERSAMBUNG..............
BERSAMBUNG..............
0 comments:
Posting Komentar