Kepentok Hati Musuh 1


Gue mau nge-post cerbung gue yang udah lama mati suri di hardisk gue. Ceritanya ancur banget. kebanyakan kayak sinetron gitu. Habis kagak punya ide sih. Hahahha.... yang asyiknya cerita aneh dan gaje itu bisa selesai juga. Namanya juga amatir dan bukan penulis. huehee...

“Hooooooooooooaaaaaaaaaaaaaaammmmmmmmm, gue baru bangun nih!”
          Hai perkenalkan nama gue Alyssa Saufika Umari. Panggilannya Ify aja deh. Simple-kan ?? Gue ini anaknya asyik, rame, baik, jago masak lagi and piano, suka nyanyi and nge-dance. “Bo’ong tuh, Ify tuh anaknya suka marah-marah nggak jelas, suka ngakak tanpa liat sikon, jail banget, terus nyolot, terus narsis abis, terus….” Ujar Sivia. “Stoppp.. elo belum waktunya muncul, Vi.Hush…hush pergi sono. Gangguin seorang Ify cantik yang lagi ngenelin diri aja.”ucap Ify. Sorry  ya pembaca, ada gangguan teknis dikit. Biasa gangguan dari orang yang nggak diundang. Hehehe
          Gue lanjut nih, gue sekarang tinggal di perumahan Great Nusa Indah. Perumahannya itu luas banget lho. Yang paling luas seantro Jakarta. Hahahaha… gue punya adek namanya Deva, kalo nama panjangnya nggak usah disebutin bisa abis ini halaman. Hehehe… Gue tinggal bareng Mama gue, gue juga baru pindah ke ntuh perumahan. Oh iya, kata orang-orang yang ngeliat gue pertama kali, gue itu cantik, manis, keren, gaul, and apalagi senyum gue bisa buat cowok-cowok terhipnotis. Terus gue itu…..
          “Iiiiiffffffffffffffffyyyyyyyyyyyyyyyyyyy, bangun. Jangan ngayal lagi, udah jam enam.” Teriak Mama Ify dari lantai bawah. Tuh mama gue udah teriak-teriak, mampus deh gua, udah jam enam. Gue cabut mandi dulu ya, bye pembaca.

@SMA Global Nusantara
          “Hosh…hosh…hosh…” nafas Ify memburu. Wajar tuh anak ngos-ngosan, kan dia udah lomba lari sprint dadakan gitu. Salah Ify sih bangun aja telat, sibuk mengkhayal terus. Cape deh *penulis kesel nih…
          “Gue cari Via dulu deh, itu anak ke mana ya?” Tanya Ify pada dirinya sendiri dan memperhatikan sekelilingnya. “Mampus gue, lolos-lolos dari gerbang tapi MOS-nya kan di lapangan. Waduh mana telat lagi. Gue caw ke lapangan sekarang. Mudah-mudahan gue bisa nyelip deh. Secara gue langsing ideal gini.” Batin Ify. Hadoh Ify-Ify masih sempat-sempatnya bernarsis ria.
          Setiba di lapangan Ify melihat orang-orang masih sibuk mencari barisan. “Untung, deh. Nggak ketauan kalo telat.” Batin Ify. Lalu ia melihat Sivia lagi bareng dua orang cewek kelas X juga, karena mereka masih pake seragam SMP. Dengan senyum terukir di wajahnya, Ify menghampiri Sivia.
          “Vvvvvvvvvvviiiiiiiiiiiiiiiiiiiaaaaaaaaaaaaaaaaaa” teriak Ify di depan Via. Via dan kedua teman barunya reflex menutup telinga, namun apa daya nggak sempat lagi. Soalnya teriakan Ify itu keras banget. Sampai-sampai orang-orang memperhatikan mereka berempat.
          “Iiiffffyyy, kalo mau teriak itu liat dulu sikon-nya. Ini bukan di hutan tau. Gara-gara elo, kita bertiga jadi tontonan kayak parade sirkus noh.” Ujar Via kesal.
          “Iya nih, Fy. Turun deh pamor kecantikan gue.” Ucap Shilla. Via ternganga.
          “Kenalin dulu deh, gue Ify. Elo berdua siapa?” Tanya Ify.
          “Gue udah tau elo Ify, tadikan Via nyebut nama elo. Gue Shilla.” Ujar Shilla sambil tersenyum lebar.
          “Gue Agni.” Ucap Agni. Ify memperhatikan keduanya. Penampilan yang sangat bertolak belakang. Shilla kayaknya cewek feminim, sedangkan Agni sedikit tomboy. Tapi kalo kecantikan, mereka berdua sama-sama cantik. Tapi beda ngeliatnya. Maksudnya itu, Shilla cantik dilihat dari rambutnya yang panjang dan bergelombang. Berwarna hitam dan kulitnya putih serta tinggi semapai. Kalau Agni rambutnya sebahu lebih dikit berwarna hitam dan senyumnya manis. Agni itu kulitnya kecoklatan dan tingginya juga semampai.
          “Ngapain sih, Fy ngeliatin kita berdua?” Tanya Agni heran.
          “Ngeliat gue cantik kali. Terpesona Ify. Tapi gue normal, Fy. Sorry, ya!” ucap Shilla.
          “Nggak apa-apa. Kita berempat gue perhatiin oke-oke banget. Udah cantik, tinggi, keren lagi. Ntar kita jadi Princess di Global Nusantara.” Ujar Ify sambil mengangguk-ngangguk pasti.
          “Nggak Ify, nggak Shilla sama aja. Darah narsis udah bawaan orok banget. Untung gue dan Agni nggak. Ya nggak, Ag??” Tanya Via untuk memastikan.
“Sayangnya nggak, Vi. Gue cantik, manis, keren , terus…” jawab Agni dengan seringai jailnya. Via manyun.  “Agniii…” seru Via.
          “Udah deh, Vi. Elo ikutan kita bertiga aja. Narsis itu asyik lho.” Usul Shilla.
          “Ok deh, gue ikutan. Via kan lucu, imut, chubby, cantik, keren, apa lagi ya…..” ucap Via. Shilla , Agni, dan ify tertawa ngakak barengan. Hahahahaha….
          Kemudian ada pengumuman akan segera di mulai. Ify cs udah baris rapi-rapi. Sang ketua OSIS naik ke podium untuk pengarahan MOS.
          “Selamat Pagi semua.” Sapa sang Ketua OSIS. “Pagi……..” bales anak kelas X yang udah klepek-klepek melihat ketua OSIS mereka yang super duper keren itu, nggak terkecuali Ify cs.
          Ketua OSIS melanjutkan pidatonya. Kapan ketua OSIS mulai pidato, perasaan belum deh. Baru juga salam. Ya ampun, penulis kacau deh *Sorry, ya.
          Back to cerita, “Saya Mario Stevano Aditya Haling selaku Ketua OSIS SMA Global Nusantara akan menyampaikan tentang kegiatan MOS kita selama dua hari ke depan. Dalam kegiatan MOS tahun ini, setiap siswa memiliki kakak senior masing-masing yang berlawanan jenis kelamin. Misalnya, cowok sama cewek begitu juga sebaliknya. Satu hari ini, peserta MOS wajib mengikuti perintah dari kakak seniornya tanpa bisa menolak. Dan kalau peserta MOS tidak bisa mengikuti apa yang di minta sama seniornya, dia akan mendapatkan hukuman. Dan penentuan seniornya silakan nanti di ambil undian di tempat yang telah tersedia. Ehehemmm..” ujar Rio terhenti. Soalnya dia melihat dua orang juniornya lagi ngobrol. Di berhenti sebentar.
          “Eh, Shill kayaknya ini MOS makan hati minta jantung deh. Seenak jidat senior aja.” Ujar Ify pada Shilla ala bisik-bisik, tapi suaranya masih aja gede. Cape deh.
          “Iya kayaknya, Fy. Boring dah gue. Tapi ketua OSISnya ganteng ya!” balas Shilla.
          “Kalian berdua yang asyik mengobrol silakan maju ke depan.” Ujar Rio kesal. Ya iyalah, siapa sih yang suka kalau lagi ngomong malah nggak diperhatiin.
          “Fy, Shil, elo berdua tuh di suruh maju.” Ujar Via berbisik sambil menyikut lengan Ify yang baris di depannya.
          “Saya?” Tanya Ify polos.
          “Saya?” Tanya Shilla sambil menunjuk dirinya sendiri.
          “Iya kalian bardua. Cepatan maju.” Kata Rio keras.
          Shilla dan Ify pun maju ke depan dengan wajah sumringah. Nggak ada malunya deh.
          “Perkenalkan nama kalian berdua.” Perintah Rio.
          “Perkenalkan nama saya Alyssa Saufika Umari, panggil aja Ify.” Ucap Ify dengan tersenyum. Beberapa kaum Adam terhipnotis dengan senyumnya.
          “Saya Ashilla Zahrantiara. Cukup panggil Shilla aja.” Ujar Shilla nggak kalah gila sama Ify. Tetap aja tersenyum manis.
          Di barisan Agni dan Via geleng-geleng kepala melihat tingkah Shilla dan Ify. “Kembaran narsis deh.” Batin Via dan Agni kompak.
          “Karena kalian berdua sudah mengobrol di waktu yang sangat tidak tepat. Silakan kalian nyanyi lagu balonku ada lima versi dangdut dan rock barengan.” Perintah Rio. Ify dan Shilla ternganga.
          “Cepetan, kami nggak butuh lihat tampang jelek kalian berdua.” Bentak Rio. Dengan sangat terpaksa Shilla dan Ify bernyanyi.


Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Merah kuning kelabu
Hijau muda dan biru…..

          Dengan waktu singkat SMA Global Nusantara langsung penuh dengan suara tawa yang membahana. Kalo nggak ketawa rugi kali, ngeliat dua orang cewek cantik binti kece lagi aksi di panggung gitu. Huahuahuaaaa….
Shilla dan Ify hanya berusaha bersabar walaupun udah keki setengah mampus. Begitu lagu selesai, tanpa menunggu perintah Rio mereka berdua kembali ke barisan. Ngapain juga nunggu Rio ngomong, tuh anak lagi sibuk stay cool agar nggak ngakak juga.
          “Demikianlah hiburan lima menit tadi, saya melanjutkan tata cara MOS. Setelah mengambil undian, kalian silakan cari seniornya dan setelah itu ikutin apa yang diperintahkan senior. Senior itu tetap menjadi senior kalian yang wajib kalian patuhi sampai jam 10 pagi besok harinya. Kalian juga wajib mengumpulkan 3 tanda tangan senior kalian.” Ucap Rio. Lalu dia menutup pidatonya dan acara pengambilan nama senior di mulai.
          Setelah capek-capek mengantri, giliran Via, Ify, Shilla, dan Agni-pun datang. Mereka langsung menarik satu gulungan asal-asalan dan pergi dari situ menuju tempat yang agak adem, soalnya panes banget. Ya iyalah udah jam setengah Sembilan gitu. Hihihi..
          “Elo siapa, Vi?” Tanya Ify pada Sivia.
          “G.S.D.” jawab Via. Ify malah membalas Via dengan tatapan bingung.
          “Emang ada nama orang GSD. Irit banget ortunya kasih nama. Kasian banget. Masa dipanggil Gs-Gs.” Celetuk Shilla oon. Ify dan Agni tertawa.
          “Shilla oon. Itu mah singkatan kaleeee….” Seru Agni tertahan. Shilla nyengir.
          “Iya juga ya. Kayaknya itu singkatan deh. Ampun banget, nggak bilang kalo namanya disingkat dan kita mesti cari tahu sendiri. Belum apa-apa aja udah ngerjain. Pantes anak-anak lainnya belum ada yang bareng seniornya, malah senior asyik ngakak gitu.” Dumel Via panjang lebar. “Elo bertiga siapa?” Via balik bertanya.
          “Gue A.J.S. siapa pula itu. Pusing dah.” Jawab Shilla sambil berekspersi lebay.
          “Cape deh, Shill.” Ucap Ify, Agni, dan Via kompak dan tangan mereka menepuk dahi. Shilla nyengir kuda.
          “Kalo gue C.K.N.” ujar Agni lesu.
          “Gue M.S.A.H. bayangkan. Gue sendiri yang empat symbol di antara kalian. Jangan – jangan ntar gue lagi yang paling sial.” Dumel Ify dramatis.
          “Dari pada kita ratapin nasib gini, lebih baik sekarang kita tanya siapa aja nih orang. Lama-lama naik darah gue.” Usul Agni yang langsung disetujui. Alhasil mereka berempat mulai mendekati senior-senior mereka.
          “Kak, boleh nanya nggak?” Tanya Via pada senior ceweknya. Seniornya tersenyum. “Kayaknya baik deh.” Batin Via.
          “Boleh kok. Mau nanya apa?” senior itu balik bertanya.
          “Ini lho kak, G.S.D itu siapa?”
          “Terus C.K.N juga siapa?”
          “M.S.A.H siapa?”
          Seniornya tersenyum jail. “Mau tahu siapa?” Tanya Senior itu lagi. Keempatnya mengangguk langsung. “Kakak kasih tahu salah satu dari itu. Ntar kalian Tanya sama orang yang kakak kasih tahu. Gimana ?” Senior itu memberi penawaran.
          “Nggak apa-apa deh, Kak.” Jawab Agni mewakili ketiga sohibnya.
          “Kalo G.S.D, itu Gabriel Steven Damanik. Hmm… orangnya itu yang lagi duduk-duduk berempat bareng ketiga sohibnya.” Kata senior cewek itu sambil menunjuk empat orang yang lagi duduk-duduk di bawah pohon.
          “Makasih ya, Kak.” Balas keempatnya kompak. Kakak senior itu tersenyum . Lalu Ify cs berjalan menuju pohon yang dihunim empat orang makhluk tuhan yang tampan-tampan bin keren binti ganteng.

@Di bawah Pohon
          “Permisi, Kak.” Sapa Shilla yang langsung pasang tampang cantiknya.
          “Ada apa?” Tanya salah satu cowok itu.
          “Gini Kak, saya kan dapat nama GSD gitu, kata kakak senior yang saya tanyain tadi GSD ntuh Gabriel Stevent Damanik. Masalahnya kami nggak tahu siapa itu orang dan kakak yang tadi bilang kalau Gabriel itu adalah salah satu dari kalian berempat.” Terang Via sambil tersenyum.
          “Ck, gue Gabriel. Terus tiga orang ini ngapain?” Gabriel balik bertanya.
          “Bentar dulu, yel. Bukannya yang ini dan yang itu orang yang tadi di hukum. Ngomong-ngomong kalian keren banget tadi.” Ejek cowok putih dan bermata sipit. Shilla dan Ify yang ditunjuk malah ngumpat dalam hati. “Masih aja diinget. Malu gue. Apalagi di depan cowok ganteng. Tengsin dong.” Rutuk mereka bareng. Lagi-lagi kompak.
          “Kami bertiga di suruh sama senior tadi buat nanya sama Kak Gabriel siapa MSAH, CKN, dan AJS, gitu.” Ify menjawab pertanyaan Gabriel. Mereka berempat beroh-oh ria aja. Rio memberi tanda kepada ketiga sohibnya yang dibalas dengan anggukan namun samar.
          “Oh..Yang cari MSAH siapa?” Tanya Rio. Ify mengancungkan tangannya. Rio mengangguk-ngangguk.
          “Kalo AJS?” Tanya Alvin.
          “Saya, Kak.” Jawab Shilla.
          “Kalo CKN?”
          “Saya, Kak.” Jawab Agni.
          “Gue kasih tahu, kalo CKN itu Cakka Kawekas Nuraga. Coba yang cari CKN Tanya sama kakak yang di sana. Tanyain Cakka itu yang mana.” Perintah Gabriel. Via yang dari tadi memperhatikan keempat cowok itu menyadari nama dari keempatnya karena ada nama dadanya.
          “Bentar ya, kak.” Ucap Via. Lalu dia mengajak ketiga sohibnya balik badan dan bermusyawarah dadakan.
          “Gini lho, kita ini mau dikerjaiin. Tadi gue lihat nama kakak yang putih itu tapi nggak sipit. Itu namanya Cakka Kawekas Nuraga, kalo yang sipit itu Alvin Jonathan Sindunata, kalo yang item maniskan ketua OSIS tadi namanya aja Mario Stevano Aditya Haling. Pas bangetkan sama singkatan itu, CKN, AJS, dan MSAH. Benerkan?” Via minta kepastian.
          “Ya ampun, Vi. Elo jenius banget.” Puji Ify senang suaranya agak dipelankan supaya nggak ketauan.
          “Kalo gini, kita langsung aja bilang nama mereka. Dari pada dikerjain lagi.” Ucap Agni. Mereka mengangguk setuju.
          “Gini Kak, kami nggak jadi nanya siapa tadi. Kami udah tahu. Elo Kak Cakka kan?” Tanya Agni sambil menunjuk Cakka.
          “Asal aja elo.” Bantah Cakka
          “Dan elo Kak Alvin kan?” Tanya Shilla pada cowok bermata sipit.
          “Dan elo orang yang ngehukum gue tadi itu Mario kan?” Tanya ify.
          “Sembarangan. Tau dari mana coba?” Tanya Alvin.
          “CAPE DEH. ELO BEREMPAT BEGO. ITU ADA DI NAMA DADA ELO BEREMPAT.” Jawab Ify cs kompak lalu ngakak bareng. Huuaahahaaahhhhhhaaaaaaaaaaaaaaaaa…
          “Gila tengsin gue.” Batin keempat cowok itu.
          “Terus ngapain elo nanya siapa Gabriel kalo gitu?” Tanya Gabriel di depan wajah Sivia. Via kaget melihat sosok ganteng di depannya. Tapi cepat sadar.
          “Tadi kan nggak liat, sekarang baru liat. Hehehe…” jawab Sivia cengengesan. Ify cs masih ketawa ngakak, sekarang mata mereka aja mau berair.
          “Stop tawa kalian. Yang cari gue cepatan ikut gue.” Perintah Rio lalu Ify mengikuti Rio dan begitu juga seterusnya. Alvin dan Shilla, Agni dan Cakka, serta Gabriel dan Via.
          Terus bagaimana ya kelanjutan MOS Ify cs ?? jangan-jangan mereka bakalan dibuat mampus sama Rio cs habis udah ngetawain mereka. Cape deh. Keluar lubang kucing masuk mulut buaya. Bener nggak tuh ?? hahahahaaa… salah juga nggak apa-apa. Kita intip dulu deh, MOS nya Shilla dan Alvin.

@Shilla dan Alvin
          Alvin membawa Shilla ke pojok lapangan sebelah kanan yang ada pohon palemnya. “Nama elo siapa?” Tanya Alvin dengan bentakan. Tapi Shilla nggak takut toh yang dia udah pernah MOS dan dibentakin kayak gini.
          “Shilla.” Jawab Shilla pendek.
          “Gue bos lu sekarang hingga besok. Jadi peraturan pertama, lo nggak boleh manggil gue dengan sebutan elo. Harus sopan. Kakak Alvin. Kedua, elo turutin apa yang gue suruh tanpa menolak. Ketiga, sekali elo bilang tidak, nggak, sorry, silakan elo langsung keliling lapangan tiga kali. Dan terakhir nggak usah ngerayu-rayu gue, gue tahu kalo gue itu ganteng, keren, dan manis. Ngerti lo?”
          Bukannya bilang mengerti, tapi Shilla malah ngakak nggak jelas. Hahahaahhhaaa…. Alvin yang merasa nggak ada salah dengan ucapannya malah heran. Lagian dia juga nggak biasa nemuin spesies cewek cantik gini tapi nggak tahu malu itu. Selama dia hidup dan diakui ganteng, setiap cewek yang melihatnya selalu jaim. Lah ini ?? Boro-boro, ketawa aja nggak ngeliat tempat dan siapa yang dia ketawain. Alvin juga baru pertama kali diketawain orang lain selain ketiga sohibnya, apalagi JUNIOR-nya gini.
          “Kenapa elo ketawa?” bentak Alvin.
          Shilla mengehentikan ketawanya lalu berdeham dikit. Hmm… “Pertama untuk pertanyaan kakak apa saya ngerti jawabannya iya. Kedua, saya ketawa karena kakak bilang saya mau ngerayu kakak. Kakak nggak mimpi apa? Berasa yang paling ganteng aja di sini. Belum..belum terlalu deh, Kak. Saya belum lihat seluruh cowok di sini, jadi saya nggak akan langsung nganggep kakak ganteng apa lagi ngerayu kakak. Apa saya kurang kerjaan ?” jawab Shilla telak dan berhasil membuat Alvin murka.
          “Ok. Silakan elo beraggapan begitu.” Balas Alvin. “Kayaknya elo belum tahu siapa the boy most wanted in Global Nusantara. Liat aja entar.” Batin Alvin sambil tersenyum-senyum.
          “Kenapa kakak ketawa sendiri gitu ?? Gila ya ?? atau Stress sih?” Tanya Shilla sambil menggoyangkan tangannya di depan muka Alvin.
          Alvin tersadar. “Ngapain tangan elo?” bentak Alvin.
          “Nyadarin kakak aja yang udah kayak orang gila itu.” Balas Shilla santai.
          “Gue nggak akan permasalahin. Tugas pertama elo. Elo panjat ini pohon palem terus tulis Alvin. Minimal 1,5 meter yang harus elo panjat.” Perintah Alvin.
          Shilla teranganga jelas. “Kakak gila ya?? Saya itu cewek. C E W E K. nggak ada cewek yang manjat-manjat gitu. Ngg…. Ganti yang lain dong.” Protes Shilla.
          “Silakan elo lari lapangan tiga kali.” Kata Alvin keras.
          “Kenapa? Saya nggak bilang tidak atau nggak. Saya bilang ganti yang lain. Ganti itu beda dengan tidak dan nggak. G A N T I. N G G A K.  T I D A K. beda kan?” Shilla ngeles.
          “Kalo gitu gue beri waktu 30 menit, silakan lakuin tugas pertama elo.” Perintah Alvin. Shilla udah bergelagat mau protes. “Gue nggak butuh protes elo dan silakan lakuin.” Tambah Alvin sebelum juniornya yang super ngesalin ini protes. Shilla manyun lalu menatap pohon palem yang super gede itu.
          “Gimana gue manjat?? Seumur-umur belum pernah tau.” Batin Shilla.
          Alvin hanya geleng-geleng kepala aja. Baru kali ini dan pertama kali dia menemukan cewek antic kayak gini.


@Sivia dan Gabriel
          “Nama elo siapa?” Tanya Iel langsung ketika tiba di depan sebuah sumur yang udah nggak ada airnya juga nggak dalam itu. Hanya 1,2 meter dalamnya.
          “Sivia.” Jawab Sivia.
          “Ok, Sivia. Aturan selama MOS. Panggil gue kakak. Lakuin semua perintah gue. Kalo elo nolak silakan elo lari keliling lapangan satu kali. Itu aja.” Ucap Iel sambil menatap Sivia. Iel akui cewek di depannya ini cantik.
          Via yang ditatapin Iel malah diam aja dan balas menatapnya. “Ok. Kak.” Balas Via. “Via nggak boleh takut sama Kakak yang di depannya ini. Kalo takut bisa ketauan deh kalo gue jatuh cintrong sama dia pada pandangan pertama.” Batin Via. *Cailah Vi, jangan nyablak gitu kan jadi penulis tahu kalo Via naksir Iel.
          “Dia nggak kepesona sama tatapan gue? Masa? Berarti elo hebat.” Decak Iel dalam hati. “Tapi kita liat selanjutnya.” Tambah Iel.
          “Gue langsung aja, nggak banyak embel-embelan lainnya. Tugas pertama elo ambil tumbuhan paku di dalem sumur itu sebanyak 2 rumpun. Gue kasih waktu setengah jam deh. Itu tugas gampang dan gue nungguin elo di atas sini.” Perintah Gabriel. Lalu Via berjalan menuju sumur tua yang nggak ada lagi airnya itu.
          “Ya ampun. Gila nih cowok. Masa iya gue nyemplung ke sumur itu. Ntar kalo ada uler gimana? Nyemplung mah mudah, tapi naiknya gimana? Nggak ada perasaan apa?” batin Via.
          “Kenapa elo belum juga ngambil itu paku? Dua menit berlalu.” Tanya Iel.
          “Masa iya, kak gue nyemplung ke sumur. Gini-gini gue cewek tahu. Gue belum pernah nyemplung ke sumur, gue juga nggak bercita-cita jadi penggali sumur gini. Apa kakak nggak kasihan gitu?” Tanya Sivia sebelumnya ia sudah menyetel tampang anak kucing yang penuh rasa iba dan senyum ala komik-komik di jepang itu. Duileeeeehh, manis banget.
          Iel terpesona dengan senyum Sivia, namun berhasil ia sangkal. “Gue tahu elo cewek dan nggak mau jadi tukang sumur. Gue juga nggak minta elo nyemplung ke sumur, yang gue minta elo ambil tumbuhan paku yang ada di sana.” Balas Iel tajam.
          Via cemberut. Pipi chubbynya jadi kemerah-merahan. “Iya, deh.” Via pasrah aja. Iel tersenyum penuh kemenangan.

@Agni dan Cakka
          Cakka membawa Agni ke tengah lapangan, tepatnya di bagian lapangan basketnya. “Sebutin nama elo.” Perintah Cakka.
          “Agni.” Jawab Agni pendek.
          “Dari gaya elo yang nggak masuk golongan cowok dan nggak masuk kelompok cewek kecuali kalo elo make rok baru ketauan elo cewek. Gue rasa elo bisa main basket.” Ucap Cakka sambil memperhatikan Agni.
          “Lo norak banget. Berani elo ngeyik gue. Siapa lo?” balas Agni.
          “Ck. Elo itu junior berani ngelawan gue habis elo.” Decak Cakka.
          “Mau gue junior kek, elo senior kek. Nenek kakek elo kek. Ngapain gue takut sama elo. Belum banget kaleeeeee.” Kata Agni.
          Cakka geleng-geleng kepala. Gila junior di depannya ini. Gue kasih jurus terampuh gue. Cakka pun tersenyum maut ke arah Agni. Agni memperhatikan senyum Cakka, tapi malah melengos langsung di depan Cakka. Dan ini membuat Cakka tercengang. Mana ada cewek yang nggak terpesona dengan dirinya.
          “Kenapa elo?” Tanya Agni. “Malu ya ?? Mangkanya nggak usah berasa sok keren deh. Senyum aja kayak gitu, bilang aja kalo elo mau jadi the boy most wanted in school. Belum pantes.” Tambah Agni sambil tersenyum sinis. Cakka udah murka banget. “Lihat aja ntar, baru elo tahu. Sekali elo naksir gue. Kata tidak udah untuk elo.” Batin Cakka.
          “Terserah elo. Tugas pertama elo, kalo elo bisa ngalahin gue main basket selama 20 menit. Gue kasih tanda tangan pertama gue Cuma-Cuma ke elo. Kalo kalah silakan lari dua keliling lapangan.” Ucap Cakka.
          “Ok. Siapa takut.” Balas Agni. “Elo pikir gue nggak bisa main basket.” Batin Agni.
          “Satu lagi, panggil gue Kak Cakka atau Kakak. Nggak pake elo atau gue. Ini lagi MOS, kalo nggak MOS terserah elo. Apa peduli gue.” Tambah Cakka. Sebelum melemparkan bola basketnya. Agni mengangguk males.

@Ify dan Rio
          Ify dan Rio sekarang berada di taman belakang sekolah. Rio menatap adik kelasnya ini. Dari perjalanan ke sini Rio merasa Ify selalu melet-melet kepadanya.
          “Elo kenapa melet-melet sama gue dari tadi?” Tanya Rio.
          “Melet sama elo? Kurang kerjaan kali.” Jawab Ify nggak banget.
          “Nggak usah boong deh lu. Gue tahu.” Balas Rio tajam. Matanya menatap kedua bola mata Ify. “Waduh.. tatapannya. Pingsan gue.” Batin Ify. Plis deh, Fy. Elo masih sempat-sempatnya aja. Ckckc…
          “Kalo iya kenapa? Ada masalah?” balas Ify nyolot.
          “Of course itu masalah. Gue tekenin ya, nggak usah elo ngelawan gue ntar elo habis. Gue senior elo dan elo junior gue.” Ujar Rio datar. “Peraturan MOS,pertama panggil gue Kak Rio. Nggak usah pake embel-embel ganteng, keren, manis dan sebagainya. Fisik gue udah mencerminkan kalo gue ganteng, keren dan manis dan lainnya. Kedua, jangan pernah melawan sama gue. Sekali elo melawan gue. Silakan elo lari keliling lapangan lima kali nggak pake diskon. Ketiga, jangan ngerayu gue apalagi ngegombal. Gue tahu kalo elo naksir gue. Keempat, jangan melet ma gue apalagi ngatain gue di belakang alias ngegosip. Tampang kayak elo pasti jago ngegosip.Itu syarat untuk elo bisa minta tiga tanda tangan gue.” Kata Rio yang sukses membuat Ify bukan lagi tercengang tapi udah ternganga. Lalu Ify ketawa versi nenek lampirnya. Huahhahauahhhaaaaaaaaaaaa…..
          “Kenapa elo ketawa kayak mak lampir gitu?” Tanya Rio heran.
          “Pertama karena lo ngerasa udah paling ganteng aja. Belum banget. Kedua, gue nggak akan manggil elo keren, genteng atau apa aja gitu. Gue nggak peduli. Ketiga, gue nggak akan ngerayu elo. Serasa apa elo bilang gue yang cantik gini mau ngerayu elo. Nggak sudi. Cuih.” Balas Ify.
          “Elo nggak usah muna. Akuin aja gue ganteng. Biasa lagi.” Ujar Rio lalu tersenyum.
          “Heh.. elo ganteng. Nggak banget. Lagian gue dendam banget ama elo, gara-gara elo gue jadi badut tontonan. Baru ngomong dikit aja tadi lo udah ngehukum gue.” Balas Ify.
          “Itu salah elo. Bukan di gue salahnya. Cape deh.”balas Rio.
          “Elo itu rese banget.” Ucap Ify.
          “Gue ganteng.”desis Rio di telinga Ify. Ify bergidik.
          “Nggak nyambung dodol.” Ify nyolot.
          “Nggak masalah. Gue ganteng. Elo buruk rupa.” Ujar Rio.
          “Gue cantik.”
          “Gue ganteng”
          “Cantik”
          “Ganteng”
          “Cantik”
          “Ganteng”
          “Cantik”
          “Gue ganteng”
          “Gue cantik”
          “Gue keren, ganteng, dan manis.” Balas Rio. Rio melihat ify yang udah mau bales ucapannya. “Cukup. Buang-buang waktu. Tugas pertama elo, elo cabutin rumput dan cari semut sebanyak 10 ekor. Isi rumput dengan plastic ini. Kalo nggak penuh, silakan lari 5 keliling dan nggak dapat tanda tangan gue. Waktunya 40 menit dari sekarang.” Perintah Rio sambil memberikan plastic keresek itam kepada Ify.
          “Elo nggak salah?” Ify tercengang.
          “Hmm… elo?” tanya Rio tajam.
          “Maksud saya, kakak nggak salah? Masa nyuruh saya yang cantik ini nyabutin rumput, mama saya aja nggak pernah tuh. Lagian nyuruh saya nangkep semut. Emang nggak ada kerjaan lain apa? Terus ngapain ngasih kresek item mirip kulit kakak ini ke saya? Mau buat saya item kayak kakak juga. Cape deh.” Dumel Ify panjang lebar.
          “Gila ini anak. Parah banget. Udah ngata-ngatain gue juga.” Batin Rio. Dari pada gue ngelayanin omongannya yang nggak jelas gini, apalagi di sini banyak orang. Bisa turun pesona gue ntar. “Waktu elo tinggal 35 menit lagi.” Balas Rio pendek. Lalu duduk di bangku taman. Ify melongo menatap Rio,” gila aja gue nyabut ini rumput. Emang gue tukang kebun apa?” Ify melirik jam tangannya. “Gila tinggal 10 menit lagi. Lebih baik gue kerjain aja, daripada gue harus lari 5 keliling lapangan.”batin Ify.

@Kantin
          Sekarang sudah waktunya break MOS setelah dikerjain senior yang kurang ajar dan perlu diajar serta sosialisasi tentang tata cara membawa kendaraan, bahaya narkoba, dan bla….bla…blaaaa……. Ify, Via, Shilla, dan Agni istirahat di kantin sambil menikmati bakso serta es teh dingin.
          “Gue malu banget tadi, masa gue nyabutin rumput sama nangkep-nangkepin semut sambil jongkok-jongkok lagi. Huaahaa…. Turun deh pamor gue. Benci….benciii…….” curhat Ify sambil membayangkan kejadian tadi. Ketiga sohibnya melongo’ terkejut.
          “Gue juga, Fy lebih parah dari elo. Setan banget si Sipit itu masa dia nyuruh gue manjet-manjet pohon palem terus ukir nama dia di situ hanya untuk tanda tangannya yang super jelek. Nggak bisa dibayangin deh.” Ucap Shilla menatap baksonya.
          “Ify dan Shilla, kalian itu masih beruntung. Gue yang parah banget. Gue sampe nyemplung ke sumur. Si item itu nyuruh gue ambil tumbuhan paku di dalem sumur, terus waktu gue berhasil ngambilnya langsung dia buang. Nyebelin banget tahu nggakkkk…arrghhhhhhhhh.” Ucap Via.
          “Sabar deh, Vi.” Bujuk Agni.
          “Elo di suruh apa, Ag?” tanya Ify.
          “Gue nggak parah kayak kalian kok. Dia minta gue tanding basket sama dia. Dia yang menang, terus gue lari lapangan dua keliling deh hanya untuk tanda tangannya.” Jawab Agni dan mengingat peristiwa tadi. Agni masih terbayang-bayang dengan permainan Cakka yang keren banget itu.
          “Kok bisa Cuma 2 keliling? Lah gue tiga keliling.” Seru Shilla kaget.
          “Mana gue tahu.” Balas Agni singkat.
          “Masih mending, Shil. Gue lima keliling. Bayangkan. Mau bunuh gue tuh item kangkung.” Rutuk ify kesal banget.
          “Lima, Fy? Gue aja kalo nggak bisa Cuma satu.” Timpal Sivia.
          “Yeeeeeeeee, enak banget elu.” Balas Ify.
          “Udah deh ngeratapin nasib. Lebih baik kita makan ini bakso.” Ajak Agni yang langsung menyantap kembali baksonya yang terbengkalai tadi.
          “Tapi gue mau bikin perhitungan.” Ucap Shilla tegas.
          “Gue juga.” Sahut Ify dan Via. Agni Cuma geleng-geleng kepala aja.

@Di Tangga Kelas XI IPA 1
          “Gila, men. Gue udah di ketawain Shilla tiga kali. Turun derajat. Masa dia nganggep gue kayak orang biasa aja.” Ucap Alvin.
          “Lo fikir elo aja, Vin. Gue juga. Gue kira si Via itu nurut aja. Taunya nggak. Itu anak nggak kena pesona gue.” Timpal Iel.
          “Si Ify nyolot itu, ngeselin banget ngatain gue nggak bermutu plus rendahan. Apa maksudnya coba.” Ucap Rio dan teringat dengan ekpresi Ify yang sangat mencemooh dirinya.
          “Gue juga, Bro. si cewek jadi-jadian itu ngatain gue sok cakep. Padahal gue memang cakep lagi. Terus pesona gue nggak kena sedikit pun sama dia. Tapi permainan basketnya oke juga.” Sahut Cakka.
          “Gimana kalo kita kerjain mereka berempat waktu udah masuk sekolah nanti. Kita tunjukin  deh siapa kita yang sebenarnya. Masa iya Shilla bilang gini, ‘elo paling ganteng? Belum..belum..belum…banget. sampe gue masuk sekolah dan ngeliat seluruh cowok di sekolah ini berarti elo nggak bisa bilang diri elo paling ganteng’. Gitu, Bro. gila tuh anak.” Ucap Alvin sambil menirukan ucapan juga ekpresi dari Shilla. Ketiga sohibnya ketawa ngakak.
          “Shilla bener tuh, Vin. Dia kan belum liat gue. Secara gue paling ganteng.” Timpal Iel.
          “Heh, elo nggak sadar kalo dia udah lihat elo juga.” Kata Cakka mengingatkan Iel. Iel Cuma nyengir.
          “Gue setuju sama elo, Vin. Gue nggak terima kalo SDK nggak dianggap gitu, apalagi dengan junior yng nggak tahu sopan santun gitu.” Ujar Rio dan mengangguk mantap.
          “Gue juga.” Sahut Cakka dan Iel bareng. Lalu Alvin membisikan rencana mereka untuk lusa.

@Lapangan
          Sekarang sudah jam satu siang lewat. Seluruh peserta MOS berkumpul di tengah lapangan yang super puanas itu. Setelah pidato singkat ketua OSIS, setiap peserta MOS diminta berkumpul kembali dengan senior masing-masing. Dengan lunglai Ify cs menghampiri Alvin cs minus Rio yang berada di bawah pohon. Hobby banget ya di bawah pohon. Hohoho…
          “Duduk kalian.” Perintah Iel keras setiba Ify cs di depan mereka.
          “Nggak usah elu suruh, kita-kita juga mau duduk.” Balas Ify enteng. Tak lama setelah Ify ngomong Rio tiba di tempat mereka dan langsung duduk di depan Ify.
          Ify yang melihat Rio duduk di depannya menaikan alis kirinya ke atas. “Ngapain elo duduk situ?” tanya Ify.
          Rio yang merasa dirinya ditanya lalu menjawab.”Yang sopan. Gue senior elu dan pantes gue duduk di depan elu.”
          “Heeeeeloooooo, masih MOS ya? Berasa nggak tuh.” Balas ify. Lalu Agni, Via, dan Shilla mengkodei Ify untuk diem.
         “Gue langsung aja kasih tahu. Kalian silakan pulang dan besok jangan lupa bawa bekal buat kita-kita.” Perintah Cakka.
          “Emang gue babu elu.” Protes Agni.
          “Ngerasa? Bagus deh.” Balas Cakka santai.
          “Nggak bisa dong, enak di kalian nggak enak di kami.” Seru Via.
       “Emang kalian anak kecil apa yang perlu dibawain bekal. Apa lagi bawain bekal buat mata segaris. Ogah banget.” Ujar Shilla sambil bergidik.
          “Gue juga ogah. Kagak mau gue. Mau sampai jaman meganthropus nongol lagi di dunia, kagak mau gue bawain bekal buat si item bin kangkung itu.” Sambung Ify.
          “Kalo kalian nggak mau. Nggak apa-apa. Nggak dapet tanda tangan dan dikerjai secara berjamaah dengan anggota OSIS lainnya.” Balas Rio dengan senyum sinisnya. Ify cs hanya menghela napas.



BERSAMBUNG..............

0 comments:

Posting Komentar