@SMA Global
Nusantara
Hari
sudah pagi, SMA Global Nusantara sudah mulai padat dipenuhi siswa-siswanya.
Mentari semakin naik. Shilla, Agni, dan Via berdiri di dekat pos satpam. “Ify
lama banget.” Ucap Shilla sambil melihat kea rah gerbang. Kali aja sosok Ify
muncul.
“Padahal
gue udah sms-in jangan tidur malem banget. Kayaknya dia nggak nurut deh,
mangkanya belum datang juga.” Kata Via melirik jam di BB-nya.
“Ify
tidur kebo kali. Hobby molor dia.” Timpal Agni terkekeh kecil. Shilla dan Via
yang lagi main BB-nya langsung nge –twet @ShillaAshillaZahrntr : lama banget nunggu
@IfyAlyssa
Via
yang lagi buka aplikasi twiter nge-Retweet. @AzizahSiviaVia : jamuran -__- RT
@ShillaAshillaZahrntr : lama banget nunggu @IfyAlyssa
“Noh
Ify udah datang.” Ucap Agni yang sudah melambai-lambai pada Ify. Via dan Shilla
langsung ngeh dan juga melambai pada Ify.
“Sorry
deh, telat. Gara-gara insiden kemarin sore gue susah tidur. Dihantuin bayang-bayang
setan laknat.” Ucap Ify.
“Insiden
apaan, Fy?” tanya Agni bingung.
“Ntar
aja gue cerita. Ke kelas aja, yuk!” ajak Ify. Ketiga sohibnya mengangguk. Belum
lama melangkah, langkah Ify cs terhenti ketika ada empat motor cagiva yang
berbeda warna melintas dengan kencang ke arah mereka. Shilla yang jalan di
pinggir hampir aja kesenggol.
“Bawa
motor itu hati-hati dong. Emang ini jalan punya buyut elo.” Ify berteriak kesal
kepada keempat pengendara cagiva itu. Para pengendara segera menghentikan
motornya diparkiran yang tidak jauh dari tempat Ify cs berdiri dan kemudian
melepaskan helmnya. Ify cs yang udah kesal melihat ke arah keempat pengendara
dan langsung terkejut ketika tahu kalo pengendara itu orang yang sangat tidak
mau mereka temui. Mereka adalah Cakka, Rio, Alvin, dan Gabriel. Namun ada yang
berbeda. Penampilan Rio cs bener-bener keren. Ify cs mematung. Takjub dengan
penampilan Rio cs.
1
detik….
2
detik….
Ify
cs melengos kompak. Mereka berhasil menepis perasaan kagum mereka. Rio cs yang
awalnya merasa menang jadi kesal. why not? Udah keren gitu, tapi sasaran malah
nggak kena. Nggak melek. Belum lama itu cewek-cewek yang masih di parkiran dan
melihat Rio cs jadi heboh.
“Kyyyyaaaaaaaaaaaaa…………kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..
RIIIIIOOOOOOOOOOOOOOO….”
“ALLVIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNNNN”
“CAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”
“GAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABBBBBBBBBBBBRIIIIIIEEEEEEEEEEEELLLLL”
“CAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”
“GAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABBBBBBBBBBBBRIIIIIIEEEEEEEEEEEELLLLL”
Teriak
cewek-cewek tersebut dan berhasil membuat Ify cs bingung. “Kenapa mereka gitu?”
tanya Ify pada dirinya sendiri.
“Hey,
mau nanya.” Panggil Ify kepada seorang cewek yang melintas di depannya.
“Apaan?”
“Rio,
Cakka, Alvin, dan Gabriel itu siapa sih? Kok yang lain pada gitu ke mereka?”
“Lo
nggak tahu?” tanya cewek itu heran padahal dia tahu kalo Ify di MOS sama Rio.
Ify
menggeleng. “Mereka itu SDK, super duper keren. The boy most wanted in Global
Nusantara. Banyak banget yang naksir dan ngefans sama mereka. Mereka itu
bintangnya GN.” Jelas cewek itu dan celinguk-celinguk ke arah keramaian. “Waduh,
SDK mau kabur. Gue duluan ya, mesti dapat foto SDK mereka beda banget, keren
banget hari ini.” Pamit cewek itu lalu ngacir ke arah keramaian.
Ify
cs terdiam dan berfikir. “Astaga, pantes kemarin-kemarin si Sipit bilang kayak
gitu. Dia nggak bohong, tapi gue malah ngejek dia. Mampus dah gue. Malu banget.
Pasti dia mau bales dendam.” Seru Shilla mengingat kejadian selama MOS.
“Ya
ampun, gue juga baru sadar, Shill. Mampus dah kita.” Sahut Ify.
“Pantes
kemarin dia berlagak kayak gitu. Ternyata……..” seru Agni.
“Gue
dibunuh Kak Iel.” Seru Via dramatis. Ketiga sohibnya menoleh ke arahnya.
“Lo
ngomong apa sih, Vi?” tanya Ify.
“Tinggal
nunggu mati kan, Fy. Kita udah ngehina-hina mereka dan ngetawain mereka. Pasti
mereka nggak terima dan mau bales ke kita waktu sekolah. Selama MOS mereka
nyusun rencanannya. Coba dicerna kata-kata cewek tadi yang ‘mereka beda banget,
keren banget hari ini’. Mereka berempat sengaja gitu, biar kita sadar.” Jawab
Via panjang lebar.
“Iya,
Via bener.” Agni setuju. Dia juga sadar.
“Kalo
gitu kita lawan dong. Kita juga berempat, kalo mereka ngapa-ngapain kita
bales.” Usul Ify.
“Bener
banget. Gue setuju sama Ify. Jangan mau kalah. Mulai hari ini kita lambaikan
bendera perang.” Kata Shilla semangat.
“Beneran?”
tanya Via nggak yakin. Shilla dan Ify mengangguk yakin.
“Lo,
Ag?” tanya Via. Agni mikir sebentar. “Gue setuju sama Shilla dan Ify.” Jawab
Agni akhirnya. Via pun akhirnya setuju juga.
“Kalo
gitu kita ke kelas dulu, tempat paling aman. Nanti kita nyusun rencana untuk
ngebales perbuatan mereka kalo ngerjain kita.” Ajak Ify. Ketiga sohibnya setuju
dan mereka berlari menuju kelas mereka yang berada di lantai dua.
@Kantin
Ternyata
kibaran bendera perang nggak perlu butuh waktu lama disambut oleh pihak lawan.
Secara tidak sengaja pertempuran Ify cs versus Rio cs udah di mulai pada waktu
istirahat, tepatnya di kantin.
Jam
istirahat. Kata siapa sih kantin kagak penuh?? Nggak ada kan. Nah di SMA Global
Nusantara ini kantinnya udah pada penuh. Meja-meja udah ada yang nempatin.
Delapan pasang mata sama-sama menatap lurus ke satu-satunya meja kosong yang
berada di pojok kanan kantin.
Ify
cs merasa ada tatapan lain yang mengikuti tatapan mereka. Dan ternyata benar,
Rio cs sama-sama menatap ke arah yang sama dengan mereka. Tepatnya meja kosong
itu.
“Lari…kita
duluan.” Teriak Ify mengomando sohib-sohibnya dan Agni, Shilla, dan Via berlari
secepat mungkin menuju meja itu. Sementara Rio cs tersadar karena teriakan Ify
ikutan berlari menuju meja yang sama. Alhasil mereka berdelapan sampai barengan
di meja itu.
“Elo
berempat pergi.” Kata Ify ketus. Ucapan pertama Ify ini udah menarik perhatian
isi kantin. Apalagi SDk mau-maunya aja melayani empat cewek di depan mereka.
Biasanya Cuma disenyumin doang, lah ini diajak berantem.
“Get
Out.” Tambah Via.
“Elo
nggak salah?? Ngaca behel. Ngaca. Ini meja memang khusus buat kami, makanya di
kosongin. Bego.” Balas Rio tersenyum sinis.
“Berasa
pangeran elo berempat ?? Kagak banget. Tampang kuli bangunan ada.” Ejek Ify.
“Lo
berempat tampang mb…” kata Alvin tapi
belum sempat selesai udah dipotong Shilla. “Tampang cantik mirip Yoona SNSD,
smart, pinter, dan mempesona.” Shilla melanjutkan ucapan Alvin. Sementara isi
kantin udah ada yang ketawa, yang ngejek, dan ada juga yang senyam-senyum
doang.
“Hooeeeeeeekkkk..”
seru Rio cs kompak dengan ekspersi ingin muntah.
“Apa
lo!” bentak Agni.
“Cewek
jadi-jadian mirip Yoona ?? Kagak salah, mirip dorce ada kemana-mana.” Ejek
Cakka santai. Agni udah masang tampang garangnya.
“Hey,
Bro. ini pesenan lo berempat.” Ucap Iel yang datang dengan sebuah nampan yang
berisi empat mangkuk bakso dan jus orange. Kedatangan Iel ini berhasil
menghentikan perang babak pertama dan tidak perlu menyuruh isi kantin diam.
“Good
job, Yel. Tau aja. Kami membasmi nenek lampir, elo beliin makanan.” Ucap Rio
sambil mengambil semangkuk bakso dan jus orange-nya. Ify cs manyun dan duduk di
depan Rio cs. Rio cs udah sibuk dengan baksonya. Sebenarnya Ify cs mau pindah, tapi
rada gengsi dong. Kalo pindah pasti kalah. Makanya mereka tetap bertahan di
sana.
Ify
kemudian tersenyum dia ada ide cemeralang, agar tidak menimbulkan kecurigaan
dari Rio cs Ify mengirimkan sms kepada ketiga sohibnya tentang rencananya itu.
Dengan kode samar Agni, Shilla, dan Via menyetujui rencana Ify. Ify segera
pergi dari meja Rio cs, dia menuju meja yang ditempati beberapa anak cewek.
“Hey,
gue ada penawaran buat elo semua.” Kata Ify. Cewek-cewek di depannya melongo
dan bingung.
“Emang
apaan?”
“Elo
semua mau nggak semeja dengan Rio, Alvin, Cakka, dan Iel?”
“Anggota
SDK?” tanya cewek berambut lurus bak iklan shampoo hampir berteriak.
“Jangan
teriak kenceng-kenceng. Iya lah. Emang siapa lagi.”
“Tapi
selama ini nggak ada yang berani semeja sama mereka. Meja itu aja dikosongin
dan berlaku hanya untuk mereka. Bentar, tapi tadi elo dan temen-temn elo duduk
di sana dan berentem sama SDK kan?”
“Gue
kagak tahu kalo itu meja mereka. Btw, mau nggak semeja sama mereka?”
“Mau
dong, tapi….”
“Gue
sama temen-temen gue tanggung jawab. Bilang sama mereka yang tanggung jawab
S.I.V.A. tapi, beliin pop ice coklat empat ya? Itung-itung pajak.” Ujar Ify
nyengir kuda.
“Bener
tanggung jawab?” salah satu dari mereka bertanya lagi.
“Yo’i,
bilang yang nyuruh SIVA kelas X-3.” Ify menjawab dan mengangguk yakin.
“Kalo
gitu deal. Kami beliin Pop Ice empat.” Ucap cewek yang berambut gelombang. Ify
mengangguk. Lalu dia mengirim sms ke tiga sohibnya.
Belum
lama kemudian, empat orang cewek yang pergi tadi datang dengan membawa empat
pop ice. Ify tersenyum dan berterima kasih. Lalu enam orang cewek tadi pergi
menuju meja Rio. Sementara Ify menunggu di meja. Keenam cewek tadi sudah tiba
di meja SDK, Agni, Shilla, dan Via udah kabur duluan dan menuju meja yang
ditempati Ify sendirian.
Rio
cs yang sendari tadi sibuk menikmati makanannya dan nggak mood untuk mengobrol
karena ada gangguan, yaitu Ify cs, mereka tidak menyadari kalo Ify cs udah
berganti dengan keenam cewek. Iel yang udah selesai makan langsung menoleh ke
depannya dan dia terkejut ternyata yang memperhatikannya dan tiga sohibnya dari
tadi bukan Ify cs. Tetapi, keenam
fans-fans cewek mereka yang menatap mereka dengan tatapan sangat
terpesona. Sebenarnya Rio cs sangat merasa ada yang memperhatikan mereka dan
mereka kira itu Ify cs padahal sama sekali bukan.
“Kenapa
elo berenam bisa ada di sini?” tanya Iel marah dan membuat Rio cs minus dirinya
menoleh ke arah Iel.
“Kok
marah sih, Kak Iel. Kita kan Cuma duduk semeja sama kakak.” Jawab cewek itu
manja.
“Kalian
itu salah duduk sama kami. Mulai kapan coba ada yang berani duduk semeja dengan
kita?” Rio membentak. Keenam cewek itu malah takut.
“Eh..eh…”
“Nggak
bisa jawabkan?” desis Cakka.
“Eh
tapi yang tanggung jawab SIVA X-3.”
“SIVA???”
tanya Alvin bingung. Keenam cewek itu Cuma mengangguk kompak.
“Kalo
gitu kalian pergi. Jangan berani lagi semeja sama kita.” Perintah Cakka galak.
“Jangan
galak-galak dong, kak. Ntar gantengnya ilang.” Goda cewek berambut panjang
lurus dan paling cantik di antara keenamnya.
“Adanya
ganteng gue abis kalo diliatin elo berenam itu. Cepet pergi.” Balas Cakka
jutek. Lalu dengan paksa Rio cs mengusir keenam cewek yang masih aja nekat
dekat dengan mereka berempat.
Dengan
mata menyipit bagai elang padahal aslinya udah sipit, Alvin memperhatikan
sekitar kantin dan matanya menangkap
empat sosok yang lagi ngakak hebat sambil meegangi perut masing-masing sangking
keasyikan ketawa. Alvin semakin tajam menatap Ify cs.
Di
meja Ify cs, ify cs berusaha menghentikan ketawanya habis Alvin sudah menatap
mereka dengan tampang ingin membunuh dan penuh murka neraka.
“Hahahahahaahahah…..puas
gue.” Kata Shilla disela-sela ketawanya.
“Stop
ketawanya. Kak Alvin udah ngeliat kita. Mending kabur yuk.” Ajak Via.
“Mana…mana….mana…”
seru Agni heboh.
“Itu,
Ag. Lebih baik balik ke kelas deh, kayaknya dia curiga sama kita.” Ujar Via dan
dia takut.
“Iya..ya…,
yuk Shil, Fy.” Kata Agni yang udah berdiri.
“Bentar,
jangan sekarang. Kalo kita pergi sekarang ntar ketauan kalo kita biang
keroknya. Nah, kalo tadi dia ngeliat kita ketawa , kita bisa ngeles. Bilang aja
kalo kita ketawa karena ngeliat mereka yang lagi dideketin.” Cegat Ify.
“Tapi,
Fy. Tadi lo kan bilang sama enam cewek itu kalo yang tanggung jawab SIVA.
Jangan-jangan mereka tahu.” Ucap Shilla.
“Gue
rasa mereka nggak sempat nanya siapa SIVA itu, mereka ngira pasti satu orang
bukan empat orang. Kalo mereka tahu, ya kita lawan aja.” Kata Ify santai tapi
matanya menatap Rio cs berusaha mencari cela untuk kabur tanpa meninggalkan
jejak.
“Canggih
lo, Fy. Dahsyat deh.” Seru Agni.
“Ify
gitu.” Balas Ify bangga.
“Cepet
kabur, mumpung mereka ketutup.” Ajak Via yang udah berdiri dan ketiga sohibnya
ikut berdiri. Di kantin mereka berjalan santai, tapi udah keluar dari kantin
mereka berlari cepat-cepat ke kelas.
-Back to Kantin
“Gila
parah banget.” Keluh Rio. Ternyata mereka berempat berhasil mengusir keenam
fans mereka.
“Gue
tahu siapa yang ngelakuin ini.” Kata Alvin tiba-tiba.
“Siapa,
Vin?” tanya Cakka dan Iel kompak.
“Selama
setahun ini, belum ada yang berani sama kita. Baru dua hari kemarin nemu ada
yang nggak takut sama kita. Mana nyolot lagi. Pasti mereka.” Jawab Alvin.
“Mereka,
maksudnya siapa?” tanya Iel bingung.
“Siapa
lagi kalo bukan Shilla, Agni, Ify, dan Via.”
“Tapi
enam cewek tadi bilang SIVA X-3.” Kata Cakka.
“Elo
bego, Cak. SIVA itu pasti, Shilla, Ify, Via, dan Agni. Bukti yang ngedukung
kalo mereka X-3. Emang ada yang berani bilang kayak gitu selain mereka?” kata
Rio. Ternyata pikiran Rio nyambung dengan Alvin.
“Itu
yang gue maksud juga, Yo. Elo meng top bgt deh.” Seru Alvin. Rio tersenyum
tipis.
“Jadi,
mereka. Kalo gitu ntar kita bales lagian nggak belajar habis ini. Tapi, kita
pura-pura nggak tahu kalo mereka biang keroknya.” Usul Iel.
“SETUJU.”
Kata Rio, Cakka, dan Alvin kompak.
@Di Kelas X-3
“Gue
puas banget tadi, sumpah. Hahahahaha…” seru Shilla yang udah duduk di
bangkunya, sebelah Agni.
“Gue
juga kali. Oh iya, Fy. Katanya lo mau cerita yang tadi pagi.” Kata Agni.
“Hmmm…yang
mana?”
“Insiden
kemarin.” Via menjawab.
“Oh
yang itu. Ok denger ya.” Ujar Ify yang disambut anggukan ketiga sohibnya.
“Hidup gue kini suram banget. Kemarin gue berantem sama item pesek kangkung.
Itu anak tetangga gue. Coba gue pindah kalo gue udah kenal sama dia dan tahu
rumah dia. Jadi gue bakal protes sama nyokap gue, nggak usah pindah ke situ.”
Tambah Ify.
“Jadi
elo tetanggaan sama Kak Rio?” seru Agni langsung heboh. Ify mengangguk males.
“Hati-hati,
Fy. Bisa abis elo.” Kata Shilla.
“Maka
dari itu kudu wajib harus waspada.” Balas Ify.
“Hahaha….
Ify-Fy, nasib lo sial mah.” Timpal Sivia. Lalu mereka berempat mengobrol asyik.
Kemudian datang seorang anak cewek menghampiri mereka berempat.
“Via,
Agni, Ify, dan Shilla kan?” panggil cewek itu.
“Iya.
Kenapa?” Via balik bertanya.
“Kalian
dipanggil sama guru, tapi gue nggak tahu namanya. Di tunggu di ruang musik
sekarang juga.” Jawab cewek itu yang langsung pergi keluar dari kelas Ify cs
begitu selesai ngomong.
“Hah?
Kita dipanggil. Ada apa sih?” tanya Agni bingung.
“Kagak
tahu, yuk. Cabut.” Ajak Ify dan ketiga sohibnya berjalan ke ruang music.
@Ruang Musik
Lingkungan
sekitar ruang music sepi banget. Tidak ada tanda-tanda bahwa ada makhluk selain
setan. Ify cs jadi bingung sendiri.
“Bener
kita dipanggil? Kok kayak nggak ada orang gini?” tanya Shilla bingung.
“Mana
kita tahu kalo nggak kita liat ke dalem. Yuk masuk.” Jawab dan ajak Agni.
Keempatnya kemudian berjalan menuju ke dalam ruang music. Gagang pintu berhasil
dibuka. Ruang itu gelap dan nggak ada lampunya. Lalu mereka berempat berjalan
melewati pintu ruang music itu dan brrruuuuuuuuuukkkkkkkkk. Keempatnya
terjatuh.
“Hahahahahhhhhaaaaaaaa……”
tawa suatu suara membahana dan lampu ruang music hidup. Ify cs yang masih
tersungkur mencari sumber suara dan mata mereka terfokus pada sosok empat cowok
yang paling mereka benci di Global Nusantara.
“Dapat
kodoknya ??” ejek Cakka.
“Berasa
nyium lantai. Jontor tuh.” Lanjut Alvin. Rio dan Iel Cuma tersenyum sinis.
“Lo
berempat apa-apaan. Kampungan banget.” bentak Ify marah.
“Yang
kampungan elo berempat. Memang kami bego nggak tahu siapa SIVA X-3 itu. Kalian
itu biang kerok kejadian di kantin dan ini balasan buat kalian kerena udah
lancang.” Balas Rio telak.
Ify
cs terdiam dan tahu kalo mereka yang salah. Tapi nggak mungkin ngaku, namanya
perang di mana-mana kalo udah ngaku secara lisan berarti kalah.
“Inget
kami senior dan elo junior. Jadi nggak usah gede kepala.” Desis Alvin tajam.
“Sekarang
udah nggak MOS dan semua sama. Kagak ada otoritas senior.” Balas Shilla dan dia
tidak peduli dengan kakinya yang keseleo.
“Apalagi
kalo cara kalian gini. Namanya bully. Biasa juga cewek yang kayak gini, elo
berempat ikutan juga. Cemen banget.” Sambung Via.
“Pengecut.
Banci.” Sahut Agni yang berhasil membuat keempat cowok di depan mereka murka.
Cowok mana sih yang nggak marah kalo dibilang pengecut dan banci.
“Terserah
elo berempat. Urusan kita belum selesai dan mulai saat ini kibaran bendera
perang di buka. SDK versus Lampir.” Balas Iel tajam. Lalu mereka berempat cabut
dari ruang music.
Ify
cs yang masih terduduk di lantai menghela napas. “Mereka udah resmi nyatain
perang sama kita. Kita kagak boleh kalah. Bener aja kita ditindas. Salah juga
kagak.” Kata Agni yang mulai mengurut-ngurut kakinya.
“Kaki
gue sakit banget, Fy.” Keluh Via. Ify melihat kaki Via dan ternyata lumayan
biru.
“Awas aja empat orang rese itu. Semakin
lama makin sepet liat mereka.” Ujar Ify. Dia kesel banget.
“Ya
udah, balik ke kelas aja. Bentar lagi pulang. Bisa jalan nggak, Vi?” tanya
Shilla.
“Sakit
nih, bantuin gue ya.” Jawab Via. Dan dia dibantu Ify dan Shilla untuk berjalan
ke kelas sementara Agni berjalan sendiri. Mau nolong di mana lagi coba.
@ Salah Satu
Pojok Global Nusantara
“Gue
nggak terima kalo mereka deket-deket sama SDK. Kencentilan banget gitu.” Ujar
salah satu cewek diantara keempat cewek. Mereka lagi ngomong serius di samping
gudang.
“Kita
buat perhitungan. Apalagi mereka baru adik kelas juga. Gampang.” Usul cewek
yang berambut panjang bonding.
“Setuju.
Siapa yang berani ngelawan Princess. Kagak ada.” Kata cewek satunya lagi. lalu mereka
tertawa licik.
@Keesokan
Harinya, SMA Global Nusantara
Hari
ini kegiatan belajar mengajar di SMA Global Nusantara mulai aktif. Seluruh
kelas sibuk dengan pelajaran mereka. Tidak seperti kemarin yang bisa
bertetangga ke kelas lain. Kelas X-3 yang merupakan kelas Ify cs juga aktif
belajar. Hari ini Ify cs udah dibuat pusing. Kenapa nggak, jam kesatu dan kedua
belajar Matematika. Terus nyusul pelajaran Sejarah di jam ketiga dan keempat.
Lalu istirahat 15 menit yang nggak cukup Cuma buat ke kantin doang. Habis sama
jalan dan ngantri makanan doang. Kalo nekat ke kantin, siap-siap aja berlari
ala sprint ke kelas.
Di
jam pelajaran ke 5 dan 6 membuat Ify cs semakin suntuk. Siang-siang gini
pelajaran kimia. Kimia itu bikin ribet apalagi di siang hari gini namabahin
mumet aja. Namun, betapa enggannya hati mengikuti pelajaran kimia Ify cs tetap
stand by di kelas seolah-olah memperhatikan guru. Padahal pikirannya udah
melayang ntah ke mana.
Teng...teng...
(anggap aja suara bel berbunyi)
Mendengar suara bel berbunyi hati
dan jiwa Ify cs kembali hidup dan bergembira. Akhirnya pelajaran kimia yang
udah dicuekin tadi selesai juga, Ibu Winda selaku guru kimia keluar dari kelas.
"Kita
kemana nih?" tanya Agni kepada Ify, Via, dan Shilla.
"Hmm...ke
kantin males gue. Udah kenyang kebosanan tadi. Mana kagak ngerti lagi."
Ify menjawab. Via dan Shilla mengangguk setuju.
"Gue
tahu, kita jalan-jalan aja. Kemaren kita kan kagak sempet berkeliling karena
empat kutu kampret." usul Via.
"AYOK.
Setuju." kata Ify cs minus Via. Kemudian mereka berempat keluar dari kelas
dan mulai mengunjungi bagian-bagian sekolah mereka. Mulai dari UKS,
perpustakaan, labor kimia, bahasa dan fisika, multimedia, dan kini mereka
bertiga tiba di lapangan basket. Ify cs melongo melihat lapangan basket yang
penuh dengan anak hawa juga beberapa anak adam. Ify cs penasaran dan mendekati
lapangan. Jreng...jreng...ternyata Rio, Cakka, Alvin, dan Gabriel lagi tanding
basket sama kakak kelas lain yang tidak dikenal Ify cs. Ify cs mengamati
permainan Rio cs dan mereka berdecak kagum. Tanpa sadar mereka menerobos
kerumunan dan kini berhasil berdiri tepat di bagian paling depan dan dekat
dengan lapangan basket. Rio cs menyadari kedatangan Ify cs, mereka semakin
meningkatkan permainan mereka. Tujuannya untuk pamer ke Ify cs.
Kemudian
ide cemerlang muncul dari Alvin dan Iel. Mereka berdua mengkodei Rio dan Cakka.
Seolah-olah tidak disengaja, Iel mengopor bola ke Alvin. Tapi Alvin pura-pura
nggak bisa nangkep itu bola dan otomatis kena orang yg berada di belakang,
yaitu Shilla. Buuugghhh...bunyi bola basket yang berhasil menimpuk kepala
Shilla dengan sukses. Sontak permainan berhenti, banyak orang yang kasihan. Ada
yang ketawa cekikikan dan ada pula yang ngejek-ngejek Shilla.
Agni
sigap menangkap Shilla yang mulai puyeng. Lumayanlah bola basket buat orang
pingsan. Ify dan Via menatap Rio cs garang soalnya mereka biang keroknya. Rio
cs mendekati Ify cs. "Sorry ya, nggak sengaja." Alvin meminta maaf,
aslinya pura minta maaf.
"Gue
yang salah, tadi terlalu kuat ngoper bolanya." ucap Iel manis dan
tersenyum. Rio dan Cakka berusaha keras nggak tertawa. Cewek-cewek pada
klepek-klepek, kecuali Ify cs. Shilla berhasil mengontrol rasa sakitnya. Rasa
itu mulai berkurang.
"Lo
pasti sengaja." kata Shilla ketus dan menunjuk Alvin.
"Gue
nggak sengaja." balas Alvin.
"Kalian
berempat pasti sengaja. Kemarin Via kakinya biru, sekarang mau buat Shilla
sakit juga. Besok buat gue atau Agni yang sakit ?" tanya Ify telak. Sumpah
dia kesel banget dengan Rio cs. Kekanak-kanakan. Padahal sama aja.
"Ify
behel, sohib gue itu nggak sengaja. Lo tuli ya? Udah behel, nyolot, tuli
lagi." Rio mengejek Ify. Ejekan Rio berhasil membuat penonton ngakak
hebat.
"DIEM
LO SEMUA!" teriak Agni keras dan semua penonton diam semua.
"Ckckck...cewek jadi-jadian ganas
juga." decak Cakka.
"Jadi
lo berempat memang sengaja." bentak Via dan memukul sepatunya ke lengan
Iel. Shilla juga ikut-
ikutan. Agni dan Ify nampar lengan Cakka dan Rio dengan
tangan mereka sendiri. Rio cs tercekat. Apalagi fans-fans mereka.
"Kurang
ajar. Lo pikir lo siapa? Berani banget." bentak Iel.
"Kurang
ajar itu elo. Bisanya ngerjain orang. Kagak malu apa." balas Agni sengit.
"Yang
nimpuk deluan siapa?" balas Iel tajam.
"Salah
itu kalian. Nimpuk bola basket sengaja.” Jawab Via.
"Itu
nggak sengaja." desis Alvin.
"SENGAJA"
"NGGAK"
"SENGAJA"
"NGGAK"
"SENGAJA"
"KAMI
BILANG NGGAK, YA NGGAK"
"SENGAJA"
teriak Ify cs kompak dan ingin menampar Rio cs. Tapi telat karena tangan mereka
udah ditahan Rio cs. Rio cs menatap mereka tajam. Jarak kedua mata mereka hanya
20 cm. Rio cs bisa merasakan nafas Ify cs begitu juga sebaliknya. Wajah begitu
dekat, masing-masing bisa melihat wajah orang di depan mereka. Lekuk dan garis
wajah begitu tergambar. Fans-fans Rio cs cemburu abis. Ify cs tersadar.
"Apa lo liat-liat."
bentak Ify ke Rio yang masih menatapnya. Dilepaskannya cekal pergelangan tangan
dari cengkraman Rio.
"Lepasin
tangan gue sipit." bentak Shilla. Di lapangan pun terjadi pertarungan adu
mulut (maksudnya berantem saling ejek).
Sementara
itu Ibu Winda yang kebetulan lewat lapangan basket melihat keributan langsung
menuju TKP. Beliau terkejut karena yang membuat keributan adalah anggota OSIS
dan anak didiknya. “RIO, GABRIEL, ALVIN, dan CAKKA. Apa-apaan kalian berantem.
Apalagi Rio dan Gabriel. Kalian itu Ketua dan Wakil OSIS. Nggak pantes berentem
seperti ini, tidak menjadi contoh teladan.” Omel Ibu Winda. Kemudian menoleh ke
arah anak didiknya.
"Alyssa,
Sivia, Ashilla, dan Agni kenapa bisa berantem dengan kakak kelas? Ibu tidak mau
tahu alasan apapun, silakan kaliam berdelapan mengepel seluruh koridor sekolah.
Dari sekarang sampai selesai. Jam terakhir tidak usah masuk kelas, biar Ibu
yang bilang. Tidak boleh protes. Kalo protes ibu tambah bersihkan wc
juga." perintah sekaligus omel Bu Winda yang kemudian langsung pergi.
Ify
cs dan Rio cs menelan ludah. Ingat betapa luasnya koridor sekolah mereka. Bel
masuk pun berdentang, lingkungan luar sekolah jadi senyap. Kini tinggal mereka
berdelapan.
"Kami
berempat ngepel dari utara dan elo berempat dari selatan." kata Ify.
"Kagak
setuju. Mending sama-sama dari utara. Itu koridor luas jadi semuanya bisa
langsung ngepel." protes Alvin.
"Nggak,
usul Ify lebih tepat." bantah Via.
"Ogah
ikutin ide si nyolat." timpal Rio.
"Cukup,
Kak Io. Gue kagak mau berantem. Gue capek, Kak. Ok kita ikutin usul Kak
Alvin." ujar Ify.
Rio terkejut, Ify memanggilnya dengan sebutan Io.
Satu-satunya orang yg memanggilnya Io.
"Ok.
Kalo gitu kalian ambil kain pel dan kami ambil air." ujar Iel. Merekapun
berpisah.
@Koridor Ruang
Musik
Setelah
tiga jam lewat, akhirnya Ify cs dan Rio cs tinggal mengepel satu koridor, yaitu
koridor ruang musik. "Kak Cakka ngepel yang bener dong. Kita semua capek
juga kali." omel Shilla. Dia kesel banget ngeliat Cakka yang kerja
ogah-ogahan gitu.
"Kegantengan gue berkurang
gara-gara megang kain pel." kata Cakka nggak nyambung.
"Gue gibeng lo, Kak."
sahut Agni. Cakka cengengesan. Huft...akhirnya hukuman mereka selesai juga.
“Gue
haus nih." keluh Via.
"Gue juga." sambung
Shilla dan Agni kompak.
Rio
cs memperhatikan keempat cewek di samping mereka merasa kasihan juga melihat
wajah-wajah lelah itu. "Ada yang mau nitip sesuatu nggak?" tawar
Alvin.
"Beneran Kak Alvin?" tanya
Shilla. Alvin tertegun, pertama kalinya Shilla manggil dia Kak Alvin selain MOS
kemarin. Alvin mengangguk dan tersenyum.
manggil dia Kak Alvin selain MOS kemarin. Alvin mengangguk dan
tersenyum.
Degh,
jantung Shilla berdetak. Shilla menepis rasa itu.
"Gue
nitip minuman dingin ya, Kak." pinta Shilla.
"Gue
juga." sambung Ify, Via, dan Agni kompak.
"Okeh.
Tunggu ya." kata Alvin lalu pergi keluar sekolah bersama ketiga sohibnya
menuju mini market depan sekolah.
-Di Halaman Ruang Musik
"Yang
nawarin kita tadi empat cecunguk rese ?" tanya Via masih tidak percaya.
"Yo'i,
Vi. Nggak percaya juga gue. Tapi kenyataan bertolak belakang sama pemikiran
kita. Tadi itu memang mereka." Ify menjawab.
"Kita
perlu hati-hati." kata Agni.
"Ya.
Perlu waspada." sahut Shilla.
Kemudian
Rio cs datang dengan membawa kantung plastik masing-masing. Ify cs langsung
diem melihat kedatangan mereka. "Nih titipan lo." ujar Iel kepada
Via. Cakka melemparkan kantung plastiknya kepada Agni, maksudnya biar nimpuk
Agni. Tapi gagal karena Agni gesit menangkapnya. Agni malah melet-melet ke
Cakka.
"Yang gue mana, Kak?"
tanya Shilla ke Alvin.
"Lo nitip ya?" tanya
Alvin dengan tampang innocent.
"KAAAAAK ALVIIIIN…” teriak
Shilla gemas. Alvin tertawa ngakak dan member kantung plastiknya pada Shilla.
Rio memberikan kantung plastic yang digenggamannya ke Ify dan diterima Ify
dengan tampang penuh curiga.
“Nggak
lo kasih apa-apakan?” tanya Ify penuh curiga.
“Ya
ampun, Fy. Kagak lah. Emang mau?”
“Ogah.
Kali aja elo kasih sesuatu, Kak Io.”
"Sini
balikin. Beli sendiri sono. Males gue beliin orang curigaan." ujar Rio dan
mau mengambil apa yang dikasihnya pada Ify.
"Udah
ngasih kagak bisa diambil lagi. Week." timpal Ify dan mengambil new green
tea lalu meminumnya. "Makasih ya, Kak Io keren, ganteng, cool. Tapi
uangnya nggak usah digantikan ?" ucap dan tanya Ify. Suaranya manies
banget. Awalnya Via, Agni, dan Shilla heran bisa-bisanya Ify bilang kayak gitu. Tapi dengar akhir kalimatnya
mereka bertiga jadi ngakak hebat.
"Jiaah,
Fy. Parah lo." komentar Iel.
"Kasihan
banget elo, Yo. Dipuji tapi ada maksudnya." ejek Alvin.
"Itu
mah nasib Rio." sambung Cakka. Rio misuh-misuh sendiri. Keki abis dia.
"Kak
Rio gimana, nih ?" tanya Ify lagi.
"Ganti."
jawab Rio pendek. Ify melongo.
"Pelit
amat sih, lo."
"Lo
itu tuli banget ya, Fy. Tadi gue bilang beliin elu. Berarti nggak usah diganti.
Masa iya 20 ribu gitu minta ganti segala." jawab Rio panjang lebar. Ify
tersenyum senang. Shilla, Agni dan Via langsung menatap Alvin, Cakka dan Iel.
"Kenapa
liat-liat ? Udah tau kalo gue ganteng." tanya Alvin ke Shilla.
"Iya,
Kak. Ganteng BGT Kak Rio lewat. Tapi..."
"Nggak
usah lo lanjutin. Gue udah tahu. Nggak usah diganti." Alvin melanjutkan
ucapan Shilla. "Vi nggak usah diganti uangnya." ucap Iel.
"Lo
juga, Ag." kata Cakka dan Agni mengangguk. Lalu mereka mengobrol layaknya
teman baik, padahal tadi dan kemarin-kemarin mereka baru saja bertengkar hebat.
Sebenarnya kalo lagi akur mereka itu serasi banget. Karena itu juga banyak yang iri dengan Ify cs
dan tanpa Ify cs sadari mereka banyak yang menjadi musuh mereka. Untuk membunuh
rasa lelah, mereka berdelapan mengobrol hingga langit mulai sore dan angin darat mulai berhembus.
"Gue
pulang duluan ye." pamit Ify tiba-tiba.
"Gue
juga." kata Ify cs minus Ify.
"Kelas
belum dikuncikan ??" tanya Via polos.
"HAH?
Tas kita gimana??" Ify heboh.
"Huah...ke
kelas yok." seru Agni yang langsung ngabur. Ify, Via, dan Shilla ngekor di
belakang.
Rio cs menatap kepergian Ify cs jadi cengok. Kemudian
Iel tertawa. "HAHAHAHA..."
"Kenapa
lo, Yel?" tanya Alvin bingung.
"Mereka
berempat itu lucu banget."
"Bukan lucu, tapi ajaib. Gue aja jadi
bingung ndiri, bener anak SMA atau TK mereka." kata Rio dan geleng-geleng
kepala.
"Selain
nyolot, bawel, cuek, dan cerewet gitu, ternyata mereka lucu juga." tambah
Alvin dan tertawa.
"Yang satu nyolot, ada yang
polos tapi kadang membahayakan, yang satu tomboy, dan satu lagi bawel. Terus
sama-sama galak. Ck..” decak Cakka. Mereka berempat tertawa.
“Balik,
yok.” Ajak Rio. Ketiga sohibnya mengangguk dan mereka pun melangkah menuju
parkiran untuk mengambil motor masing-masing. Lalu mengegasnya dan menembus
keramaian sore Jakarta.
BERSAMBUNG..............
BERSAMBUNG..............
0 comments:
Posting Komentar