Semakin Gaje??? Hahahha.....
@Perkampungan
Kumuh
Dengan
instruksi Via, Iel menyetir menuju tempat yang dimaksud Via. Dia dan
sohib-sohibnya semakin lama semakin heran. Soalnya mereka menuju perkampungan
kumuh. Jalan-jalannya becek. Ify memberitahu Iel kalo berhenti di depan sebuah
pondok sejenis pos kamling gitu. Avanza itu berhenti. Via dan Ify segera turun
dan diikuti yang lainnya.
“Kaaaaaaaak
Ifyyyyyyyy…..” panggil seorang bocah perempuan dan menghambur kepelukan Ify.
“Kaaaaakkkkkkkk
Iiiiiiiiiiiiiaaaaaaa….” Panggil yang satunya lagi dan memeluk Via. Via balas
pelukannya. Iel, Rio, Cakka, Alvin, Shilla, dan Agni kaget melihat adegan itu.
Tidak mereka kira kalau Via dan Ify anak orang kaya mau dekat dengan orang yang
kurang mampu gitu. Apalagi mau meluangkan waktu mereka ke daerah kumuh ini.
Shilla yang hatinya paling tersentuh, selama ini Shilla Cuma bisa shopping,
jalan ke mall, ke café, dan lainnya. Nggak peduli dengan sekitar.
“Kabar
adek Puput gimana?” tanya Ify lembut dan menggendongnya. Rio cengo, Ify nyolot
gitu bisa selembut itu dengan anak kecil. “Puput baik, Kak. Kangen sama Kak
Ify.” Jawab bocah perempuan itu. Via dan Riri sibuk mengobrol.
“Dek
Put, Ri, kenelin temen-temen kakak.” Ucap Ify. Lalu dia meminta enam orang itu
menghampirinya. “Yang ini namanya Kak Shilla, cantikkan?” ucap Ify. Puput dan
Riri tersenyum senang dan mengangguk. “Kalo yang ini Kak Agni, maniskan?”
sambung Via.
“Kayak
gula manis.” Jawab Puput polos. Cakka nahan ketawanya.
“Ini
Kak Iel.” Lanjut Via. Iel tersenyum manis. Puput dan Riri balas senyum Iel.
“Yang ini kak Cakka.” Tambah Via.
“Kak
Cakka, adek.” Sahut Cakka. “Milip Justin Bibel.” Celetuk Riri malu-malu. Cakka
senyum senang, sedangakan Ify cs pengin muntah.
“Kalo
ini Kak Alvin.” Ujar Ify dan menunjuk Alvin. Alvin tersenyum lebar. Kamudian
Ify melihat tinggal satu orang ini, yaitu Rio. Ify menghembuskan nafas. “Yang
ini Kak Rio.” Ujar Ify. Puput melihat Rio saksama, lalu melihat Ify lagi. ntah
apa pikiran si Puput. “Kak Lio. Ini Puput. Itu Riri sahabat Puput. Kayak Kak Ia
dan Kak Ify, aku dan Riri sahabatan.” Ujar Puput panjang lebar, Rio tersenyum.
“Kak
Rio juga punya sahabat kayak Puput dan Riri.”
“Benar
Kak?”
“Iya,
Kak Alvin, Kak Iel, dan Kak Cakka sahabat Kakak lho.” Jawab Rio dan tersenyum.
Puput juga tersenyum. Ify heran kok bisa Rio deket gitu sama anak kecil.
“Heem,
Kak Via,Kak Ify, Kak Agni, dan Kak Shilla ada sesuatu buat Puput dan Riri. Tapi
ajak temen-temen kalian yang lain ya.” Ujar Via. Puput dan Riri mengangguk dan
mereka meninggalkan Ify dan Rio cs. Sementara kedua bocah itu pergi, Ify cs
mengangkut barang-barang mereka dalam mobil ke pos kamling itu. Rio cs Cuma
berdiri dan melihat-lihat isi pos kamling itu. Iel menemukan foto-foto Via dan
Ify semasa SMP bersama Puput dan Riri serta yang lainnya. Ada foto mereka lagi
bernyanyi, tertawa, dan foto-foto Ify dan Via lagi ngegendong Puput dan Riri.
Iel tersenyum kagum. Rio juga begitu, melihat Iel asyik sendiri, Rio
menghampiri sohibnya itu dan menemukan apa yang dilihat Iel. “Gue kagum sama
lo, Fy.” Batin Rio. Lalu dia berdiri di sebelah Ify yang lagi menunggu
kedatangan Puput dan teman-temannya.
Belum
lama kemudian, Puput datang bersama lima orang anak kecil yang sebaya
dengannya. Puput segera menghampiri Ify dan Rio. “Kak Ify dan Kak Lio cocok.
Kayak mbaknya Puput sama Mas Doni suaminya.” Ucap Puput polos. Rio dan Ify
kaget. Sementara yang lainnya pada ngakak.
“Diem
deh.” Ujar Ify jutek.
“Sini
dong, naik ke sini. Kakak bawa sesuatu.” Ujar Shilla. Dia menggendong anak-anak
tersebut dibantu oleh Agni. Lalu setelah mereka berkumpul, Agni membuka kotak
kue itu dan mata anak-anak itu berbinar senang.
“Kuenya
bagus. Pasti enak.” Komentar temen Puput yang cowok.
“Iya.”
Sahut yang lain.
“Kue
ini kakak akan bagikan ke adik-adik semua.” Ujar Shilla.
“Pasti
Kakak yang masaknya. Dulu Kak Via dan kak Ify sering bawa makanan ke sini.”
Ujar Riri. Via dan ify tersenyum.
“Tapi
sekarang kue itu kakak dan ketiga sohib kakak yang masaknya. Dimakan ya. Terus
bilang gimana rasanya.” Ujar Ify. Shilla dan Agni memotong kue itu dan meletakannya
ke piring. Lalu diberikannya ke anak-anak kecil itu. Mereka memakannya dengan
semangat.
“Enak.”
“Lezat.”
Komentar anak-anak itu. Ify cs tersenyum penuh kemenangan ke Rio cs. Rio cs
Cuma balik senyum doang. Mereka kesal soalnya nggak bisa nyicip itu kue. Ify cs
membagika kue-kue itu ke anak kecil dan anak-anak itu pamit untuk membawa kue
itu pulang ke rumah, supaya bisa dicicip oleh keluarga mereka selain itu hari
juga mulai sore. “Puput pulang ya, Kak. Makasih kuenya. Puput dan teman-teman
suka.” Ucap Puput sebelum ia pulang. Kemudian puput berlari pulang ke rumahnya.
Sepeninggalan
bocah-bocah itu Rio cs naik ke pos kamling untuk duduk. Soalnya dari tadi
mereka berdiri, jadi capek dong. Hihihi…. “Kami the winner dan lo berempat
loser.” Ucap Shilla dan tersenyum.
“Iya,
deh.” Balas Cakka malas.
“Kalian
kenapa Kak?” tanya Via.
“Kalian
ngeselin, kan perjanjiannya hasil masakan kami nyicip. Tapi nyatanya nggak sama
sekali.” jawab Iel. Ify cs tertawa.
“Kita
yang masak aja belum nyicip. Jangan ngambek dong. Ini ada buat kalian.” Ujar
Ify dan mengeluarkan bagian kue yang mereka simpan khusus buat Rio cs. Kontan
Rio cs tersenyum. Agni memotong kue itu menjadi empat bagian yang sama. Empat
bagian untuk brownish dan empat bagian black forest. Kemudian diletakannya di
piring dan diberikannya kepada keempat seniornya.
Sementara
Rio cs makan, Ify cs istirahat. Mereka nggak menyesal juga nggak nyicip itu
kue. Yang penting mereka senang. Masalah kue bisa dibuat lagi. Rio cs merasa
nggak enak. Di mulai dari Rio. Dia membagi kuenya ke Ify.
“Fy,
sini deh.” Panggil Rio.
“Apaan?”
tanya Ify males dan mendekati Rio.
“Gue
tahu elo pengen banget nyicip itu kue, nih gue bagi yang punya gue.” Jawab Rio
lalu menyuapi Ify kue black forest dan brownishnya. Ify kaget tapi nggak nolak,
soalnya dia ngiler banget sama itu kue. Alvin, Iel, dan Cakka melakukan hal
yang sama. Mereka saling menyuapi adik kelas pasangan MOS masing-masing. Langit
semakin sore dan kebahagiaan menyelimuti Ify dan Rio cs. Sore itu mereka lalui
dengan saling suap-suapan. Padahal biasanya berantem ala tikus dan kucing. Nah
sekarang, kebalikannya. Huah….memang bener deh kata-kata “orang yang sering
berantem dengan kalian adalah orang yang paling kita perhatiin.” *penulis gaje.
@Senin, SMA
Global Nusantara
Toilet
cewek SMA Global Nusantara memang menjadi tempat favorite untuk membully adik
kelas. Secara itu tempat tertutup dan penuh privacy untuk kaum hama. Ya seperti
sekarang ini, terjadi bully-ing.
“Lo
berempat itu harus ngaca. Jangan kepedean deketin SDK.” Bentak Angel.
“Apalagi
lo, udah tau kalo gue suka sama Rio. Masih aja lo deketin. Ingat nggak lo, gue
siapa. Pasti lo nggak inget. Gue, senior yang bantuin lo MOS dan nyuruh lo
ngasih foto gue ke Rio.” Ujar Dea ke Ify. Di dorongnya kepala Ify. Ify Cuma
diem.
“Lo
lagi, cewek jadi-jadian aja berani naksir sama Cakka. Kagak pantes deh. Ibarat
pangeran sama monyet kalo lo sama Cakka.” Ucap Nova dan mencengkram kerah baju
Agni. Agni memang anak tomboy, tapi sebenarnya dia nggak ada mental kuat untuk
berantem fisik seperti ini. Kalo sekedar perang mulut dia bisa.
“Dan
elo, adik kelas keganjenan. Sekali lo deketin Iel gue. Mulai detik itu juga,
nama lo nggak tercatet lagi di GN.” Ancam Angel ke Via. Via udah takut banget.
“Alvin
itu gebetan gue dan pasti akan menjadi milik gue. So, elo sebagai junior gue
nggak usah cari perhatian sama dia. Katahuan sama gue, lo lagi deketin Alvin.
Abis lo.” Desis Aren di telinga Shilla. Ify yang dari tadi diam sudah nggak
sabar lagi.
“Kakak
senior, sudah selesai?” Ify buka suara.
“Mau
apa lo?” bentak Dea.
“Gue
kasih tahu ya, Kak. Gue sama sohib-sohib gue nggak naksir apalagi sayang bahkan
cinta sama SDK. Kalo kakak berempat naksir, ya ambil aja. Apa peduli kita.
Mereka itu ngerjain kita, mangkanya kita-kita bales dendem. Salah banget kalo
kakak ngelabrak kami hanya karena ngira kami berempat naksir SDK.” Ucap Ify
telak. Dea cs mati kutu.
“Nggak
usah muna, siapa yang nggak naksir mereka. Hah!” balas Dea. Plaakkkkkk…..satu
tamparan mengenai pipi Ify. Ify meringis. Shilla nggak kuat ngeliat itu jadi
berang.
“Nggak
usah main kasar, Kak. Ini buat lo.” Kata Shilla dan mau menampar Dea tapi
terlambat Aren menjambak rambutnya. “Auuuuuuuwwwwwwwwwww.” Jerit Shilla.
“Lo
berdua juga mau melawan?” tanya Nova marah. Lalu mendorong tubuh Agni hingga
Agni terjatuh di lantai dan Via mendapatkan satu tamparan di pipinya oleh
Angel. Dea cs pun meninggalkan Ify cs. Sebelumnya Angel memperingatkan Ify cs.
“Lo ngadu, berarti pecundang.” Ancam Angel. Sinetron banget ya? Penulis
kehabisan ide =,=.
Setelah
kepergian Dea cs, Ify cs terduduk di lantai. Shilla menangis. “Udahlah, Shill.
Nggak usah nangis dong.” Bujuk Ify.
“Sakit
banget, Fy. Padahal lo bener, kita nggak naksir sama mereka. Hiks…hiks…” ucap
Shilla. Via masih syok mangkanya dia diem dari tadi.
“Vi,
masih sakit?” tanya Ify. Via diam dan hanya mengangguk. Agni sudah mendingan,
karena dia Cuma terduduk di lantai.
“Jadi
kita gimana?” tanya Agni.
“Maksudnya?”
“Kalo
SDK gangguin kita, kita harus gimana?”
“Kita
lawan aja. Nggak usah peduliin Dea dan teman-temannya itu. Kita yang diganggu,
bukan mereka.” Ujar Ify. Agni mengangguk.
“Ke
kelas aja dulu. Tapi rapiin dulu rambut lo Shil.” Saran Agni. Ify yang
memperbaiki rambut panjang Shilla. Soalnya Shilla masih menangis.
@Kelas XI IPA 1
“Kira-kira
apa ya perintah mereka buat kita?” gumam Alvin.
“Kali
aja mereka minta kita jadi pacarnya.” Celetuk Cakka. Iel dan Rio menatapnya.
“Nggak
masuk akal, Cak.” Ujar Rio.
“Bisa
aja kali, Yo. Kita kan SDK gitu, siapa sih yang nggak mau sama kita.” Bales
Cakka. Rio termenung.
“Kalo
feeling gue nggak, mereka pasti nyuruh kita lakuin hal-hal yang buat kita
aneh.” Ucap Iel.
“Gue
baru setuju sama lo, Yel.” Seru Alvin.
“Lo
sih, Cak. Ngasih yang mereka bisa masaknya.” Kata Rio.
“Kan
elo bilang kemarin gue hebat, ngasih yang susah. Nah sekarang lo bilang gue
bego.” Ucap Cakka kesel.
“Cakka
bener tuh, Yo. Itu aja eksperiment pertama mereka. Anggep aja takdir kalo kita
kalah.” Kata Iel bijak.
“Nah,
Yo. Denger tuh Iel.” Ujar Cakka tersenyum senang, Rio mencibir.
“Mereka
memang jago masak. Tipe cewek gue banget, cantik, lucu, jago masak. Tapi
bawel-nya nggak.” Ucap Alvin tanpa sadar.
“Elo
naksir Shilla, Vin?” tanya Iel pelan.
“HAH?????”
“Tadi
lo bilang, tipe cewek gue banget. Cantik, lucu dan jago masak. Tapi bawel
nggak.” Rio mengulang apa yang diucapkan Alvin.
“Terus
satu-satunya cewek yang lo bilang bawel Cuma Shilla.” Tambah Cakka.
“Nggak.
Belum suka. Tapi ya harus gue akuin ada something yang aneh kalo deket dia.
Walaupun suka berantem sih.” Aku Alvin.
“Cieeeeeeeee…..Alvin.
Musuh lo embat.” Goda Iel.
“Kalian
jangan sok nggak ngerasa deh. Gue yakin 100% lo bertiga juga ngerasain apa yang
gue rasa. Apalagi Cakka.” Kata Alvin.
“Kok
gue?”
“Lo
nggak nyadar, semenjak ada cewek jadi-jadian itu lo nggak pernah hunting cewek
lagi. malah lo sibuk nyari keberadaan si Agni supaya lo bisa ngeliat.” Jawab
Alvin. Cakka terperangah.
“Apa
iya?” gumamnya.
“Yoi,
Bro.” ucap Iel dan Rio kompak. “Bener yang Alvin bilang.” Tambah Iel.
“Kagak.
Tipe gue feminim, manis, dan cantik.” Bantah Cakka.
“Gue
rasa itu tipe lo dulu, sekarang tipe itu nggak menarik bagi lo Cak. Lo suka
yang kayak Agni.” Ganti Rio yang buka suara.
“Jangan
bahas gue lagi. Bahas Iel aja.” Ujar Cakka ngambek. Ketiga sohibnya ngakak.
Mereka tertawa ngeliat Cakka yang ngambek gitu. Biasanya nggak pernah tuh.
“Kalian
bingung nggak sama kita sendiri sekarang.” Tanya Rio.
“Maksudnya?”
tanya sohibnya kompak.
“Kapan
kita mulai peduli kalo ada orang yang nggak kena pesona kita?? Kapan kita mulai
peduli ngerjain orang?? Kapan kita peduli sama cewek nyolot, bawel, dan aneh??”
“Semenjak
ada mereka berempat.” Jawab Iel.
“Bener
tuh.” Tambah Alvin.
“Iya
ya. Dulu kita nggak peduli, masa bodoh kalo ada yang nggak ngefans sama kita.
Dulu nggak pernah ngerjain orang, dan kita paling anti cewek nyolot, bawel, dan
aneh.” Sambung Cakka.
“Jangan-jangan
bener, cinta itu nggak jauh dari musuh.” Celetuk Iel.
“Ntah
ah, nggak ngerti. Menurut lo, Cak?” tanya Rio.
“Gue
nggak tahu, gue belum pernah jatuh cinta. Gue jadian juga kalo tuh cewek sesuai
criteria gue.” Jawab Cakka.
“Ampun
deh Cak.” Dumel Alvin. Cakka cengengesan.
Wah…wah…ternyata
SDK mulai ngerasain apa yang mereka rasa. Apa bener ya mereka naksir sama
junior mereka. Ckckck… liat aja deh sampe selesai. J
@Rumah Shilla
(Malam Hari)
Shilla
lagi berbaring di ranjangnya. Dia kayaknya mau tidur, tapi belum tertidur juga.
“Hmm….Kok gue kangen ya nggak berantem sama si Sipit.” Gumam Shilla. “Tadi hati
gue sakit gitu, ketika Kak Aren bilang jangan deketin Kak Alvin. Apa bener gue
jatuh cinta sama dia?” tambah Shilla. Dia membayangkan wajah Alvin. Ketika
Alvin tersenyum. Shilla juga mengingat saat dia disuapin Alvin kemarin. “Apa
bener ya?” tanyanya dalam hati. “Tapi kan gue selalu berantem sama dia. Tiap
ketemu bawaannya emosian gitu. Tapi…….” Ucap Shilla bingung. “Udah ah,
mendingan gue bobok. Bego mikirin itu. Dia musuh gue, kagak boleh naksir.”
Putus Shilla dan mulai memenjamkan matanya.
@Rumah Agni
(Malam Hari)
“Cakka
Kawekas Nuraga. Apaan sih gue.” Keluh Agni. “Mulai kapan sih gue jadi cengeng
dan kayak gini.” Lanjutnya. Agni lagi bingung dan nggak mengerti. Mimpi dia
tentang Cakka selalu muncul dalam tidurnya. Agni juga belum cerita sama
sohibnya. Soalnya dia malu, terus dia dan Cakka kan musuh. M U S U H. “Gue
nggak boleh naksir. Bener kata Nova, gue tomboy ini nggak cocok sama Cakka.”
Kata Agni. Tapi dia sedih gitu. Agni aja kangen main basket sama Cakka.
@Besok Harinya,
Rumah Ify
“Alyssa
Saufika Umari, would you be my girlfriend?” Rio menyatakan cintanya kepada Ify.
Ify kaget setengah mampus. Dia tersenyum senang.
“Yes, I would.” Ify menerima
cinta Rio. Rio semakin medekati Ify dan . . .
“Kaaaaaaaaaakkkkkkkk
Iiiiiiiiiifffffffffyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy, baaaaaaaaaaaaanguuuuuuuuuuuuun.”
Teriak Deva dari luar kamar Ify. Ify bergeming.
“Kaaaaaakkkkk
Ify, tidur kok kebo banget sih. Jaaaaaaammmmm eeeenaaaaaaaaaaam.” Teriak Deva
lagi. Ify tersadar dan matanya melek. “Iya gue udah bangun.” Balas Ify.
“Cepetan,
ntar gue tinggal.” Ucap Deva.
“Iyaaaaaaaaaaaaaa
bawel. Jangan sampe gue ditinggal.” Ancam Ify. Lalu Ify berjalan menuju kamar
mandinya.
-Di Ruang Makan
“Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh……………”
teriak Ify tiba-tiba. Deva kaget dan melongo.
“Lo
kenapa, Kak?” tanya Deva.
“Masa
iya gue nerima cintanya.”
“Maksudnya?”
“Gue
mimpi ditembak si Item Kangkung.”
“Mimpi
Kak Rio nembak kakak? Terus kakak terima gitu?” Deva memastikan. Ify
mengangguk. “Hahahahaha…tanda-tanda nih, Kak.” Goda Deva.
“Apaan
lo. Awas kalo lo cerita-cerita ke Ray.” Ancam Ify.
“Tenang
dong, Kak. Gue sama Ray setuju kalo lo sama Kak Rio.” Balas Deva nggak
nyambung.
“Siapa
yang naksir dia, ogah gue. Itu mimpi terburuk gue.”
“Terserah
kakak, deh. Yuk, pergi.” Ajak Deva.
“Mama
mana?”
“Udah
berangkat, ada panggilan rapat penting.”
“Jadi
kita berangkat sama siapa?”
“Ikut
aja, yok.” Ucap Deva. Ify pun ngikutin Deva. Deva mengunci pintu rumah dan
membawa kunci itu. Deva yang bawa karena dia pulang duluan. Deva kan baru kelas
VIII SMP, jadi pulangnya lebih cepat dari pada Ify dan Mamanya.
Ternyata
Deva mengajak Ify ke rumah Rio. “Pagi, Ray.” Sapa Deva ke Ray yang lagi berdiri
di teras.
“Pagi
juga, Dev. Pagi Kak Ify yang cantik.” Sapa Ray kepada Ify. Ify bales tersenyum.
“Pagi
juga Ray ganteng.” Bales Ify. “Walaupun gondrong.” Tambah Ify.
“Gondrong
yang penting ganteng.” Ujar Ray terkekeh.
“Berangkat
yuk, Ray. Udah setengah tujuh.” Ucap Deva. Ray mengangguk.
“Bentar
dulu, Dev. Jadi yang lo maksud kita bareng Ray gitu?” tanya Ify bingung.
“Bukan
gitu, gue bareng Ray, Kak. Kita kan satu sekolah dan nggak mungkin nganter Kak
Ify karena beda arah. Kalo nekat nganter kita berdua telat atau kakak yang
telat. Tapi…….”
“Lo
gitu sih, tega banget lo.” Potong Ify.
“Ck,
Kak Ify ku sayang. Lo bareng Kak Rio noh. Dia lagi pake sepatu. Kalian
berduakan satu sekolah.” Ray melanjutkan ucapan Deva. Sebelum Ify protes Deva
udah teriak, “Kak Rio, lo bareng Kak Ify ya. Gue sama Ray mau berangkat.” Ray
dan Deva langsung ngabur naik mobil dan menyuruh supir Ray untuk berangkat.
Alhasil tinggal Ify dan Rio.
“Ogah
gue bareng lo.” Ucap Ify ketika melihat Rio keluar dari rumah.
“Ya
udah. Gue mah kagak masalah. Nebengin lo baru masalah.” Balas Rio santai dan
memakai helm-nya. Rio mengegas motornya. Ify pun berjalan keluar rumah Rio,
menunggu taxi. Sebenarnya Rio belum berangkat sih.
“Lo
mau nunggu sampe jam berapa? 15 menit lagi masuk.” Kata Rio. Ify menoleh ke
sumber suara.
“Apa
peduli lo?” balas Ify.
“Gue
peduli lah. Bareng gue aja. Mumpung gue lagi baik nih.”
“Kagak.”
“Beneran?”
“Iya.”
“Tiga
belas menit lagi, lho.”
“Hah?!!!”
“Cepetan,
atau nggak gue tinggal beneran.”
“Iya
ya. Gue nebeng dari pada telat.” Ujar Ify dan naik ke boncengan motor Rio.
Pertama kalinya Ify bareng Rio. Rio segera mengegas habis gasnya dan membuat
Ify terkejut, tentu saja Ify reflex meluk Rio.
“Lo
jangan cari kesempatan deh, Kak.” Omel Ify. Rio diam aja. “Gue emang mau toh.”
Batin Rio.
@Istirahat,
Kantin, SMA Global Nusantara
Ternyata berita Rio bareng Ify ke sekolah
sudah terdengar keseluruh pojokan GN. Banyak fans-fans Rio yang bingung, bahkan
ketiga sohib Ify juga bingung. Ify dan ketiga sohibnya sedang berkumpul di
kantin sambil menikmati bakso.
“Fy,
kok lo bisa bareng Kak Rio?” tanya Via. Ify pun bercerita dari A sampe Z asal
muasal kenapa dia bisa bareng Rio ke sekolah. Diakhir cerita ketiga sohibnya
mengagguk mengerti.
“Pantes
sih, kalo gue jadi lo juga gitu.” Komentar Agni. Ify tersenyum senang soalnya
sohibnya mengerti dirinya. Kemudian Rio cs menghampiri meja Ify cs dan duduk di
sebrang Ify cs.
“Sesuai
rencana kita, Bro.” bisik Iel kepada ketiga sohibnya sebelum duduk di meja Ify
cs.
“Hai,
cewek-cewek cantik.” Sapa Cakka. Ify cs menatap orang yang menyapa mereka dan
kemudian memandang merendahkan.
“Tampang
kayak lo mau ngerayu kita-kita? Kagak mempan dah, kita bukan cewek yang mudah
terayu dengan rayuan gombal obralan milik lo.” Kata Shilla dan tersenyum sinis.
Cakka pada saat itu juga ingin sekali mencekik Shilla. Demi keberhasilan misi,
jadi dia mencoba bersabar.
“Fy,
kok lo bisa bareng Rio tadi pagi?” tanya Iel basa-basi.
Ify
mendengus. “Kayaknya kakak udah tahu deh. Pasti Kak Rio udah cerita. So, gue
nggak perlu jawab apapun.” Jawab Ify telak.
“Parah nih cewek.” Batin Iel. Via, Agni, dan
Shilla ngakak.
“So
sweet ya, pake acara peluk-pelukan dijalan.” Goda Iel. Ify memerah dan Rio udah
nyikut Iel.
“Apaan
sih. Itu mah reflex, dia aja sengaja biar gue peluk. Gue tahu Kak Rio itu udah
lama naksir gue.” Balas Ify ngasal plus kesal.
“Adanya
lo naksir lama sama gue.” Balas Rio. Ify mencibir. Iel dan Rio mengajak bicara
Ify cs, sedangkan Cakka dan Alvin menjalankan misi mereka.
“Pergi
kalian sono, gangguin orang makan aja.” Usir Agni. Dia kesel banget. Ada angin
apa coba, kakak kelas mereka ini sampai mengajak ngobrol segala.
“Slow
dong.” Sahut Cakka.
Ify
cs kembali menikmati bakso dan air muka mereka berubah. “Huaaaaahhhhhhh
PEEEEDEEEEEESSSSSSSSSSSS…” teriak Ify cs kompak. Rio cs ngakak hebat. Ify cs
langsung menyeruput es teh mereka hingga habis. Lalu menatap Rio cs tajem.
“AAAAAASEEEEEEEMMMMM
LO.” Teriak Ify cs lagi-lagi kompak. Rio cs Cuma nyengir kuda.
“Gimana,
enak nggak?” ejek Alvin disela tawanya.
“Anjrit
lo, gila pedes tahu nggak. Panes nih.” Balas Shilla yang sibuk ngipas-ngipas
mulutnya.
“Lo
berempat liat aja nanti, kita bales.” Ancam Agni.
“Yang
bayar ini bakso kalian. Taunya kalian.” Desis Via.
“Kenapa
kita?” tanya Rio.
“Ya
iyalah, itu bakso baru dimakan dikit. Terus udah kalian kasih sambel sebanyak
nggak dan jadi pedes gitu. Jelas kalian yang bayar.” Jawab Ify.
“Cuma
dikasih empat sendok kale.” Timpal Cakka.
“Empat
mah empat, tapi pedesnya minta ampun. Pokoknya kalian yang bayar, kalo nggak
kita lapor sama Bu Winda.” Ancam Via. Rio cs jiper. Kalo udah berurusan sama Bu
Winda, lebih baik ngalah dari pada cari mampus. Ify cs pun meninggalkan kantin.
Rio cs bengong.
“Gue
cicip, apa bener pedes.” Ujar Iel dan mencicip bakso itu. Air mukanya biasa
aja.
“Gimana
Iel?”
“Biasa
aja, malah enak kok.” Jawab Iel. Ketiga sohibnya penasaran dan mencoba. Tapi
yang terjadi, Rio cs minus Iel mau muntahin itu bakso.
“Pedes
gila, gue aja kagak tahan.” Kata Rio disertai anggukan Cakka dan Alvin.
“Kok
lo tahan, Yel?” tanya Cakka.
“Gue
sebenarnya nggak tahan, tapi gue tahanin aja. Nggak seru dong, kalo gue aja
yang kena. Lo bertiga nggak.” Jawab Iel dan nyengir.
“Pantes.”
Desis Alvin. Lalu mereka berempat menuju konter minuman sekaligus bayar bakso
Ify cs.
@Kelas X-3
Sekarang
Ify cs lagi di kelas mereka. Mereka asyik mengobrol karena Pak Joe guru sejarah
meraka nggak masuk kelas. Kabar-kabarnya sih ada urusan penting gitu. Penghuni
kelas X-3 mah nggak peduli urusan apa yang penting dan asyiknya nggak belajar.
“Kita
mesti bales. Mesti. Mesti.” Ucap Via.
“Pasti.
Tadi itu udah termasuk penghinaan.” Kata Ify.
“Tapi
apa ya?” tanya Shilla.
“Aha…gue
ada ide.” Seru Agni.
“Apaan?”
tanya Shilla cepat. Agni pun membisikan rencananya. Ketiga sohibnya mengagguk
setuju.
“Cha,kalo
ada guru yang masuk SMS ya.” Ujar Ify. Acha mengangguk.
“Emang
lo berempat mau ke mana?” tanya Acah balik.
“Ada
deh. Tolong ya.”
“Siiip,
pasti penting tuh.” Kata Acha. Ify cs terseyum. Lalu meninggalkan kelas dan
segera menuju parkiran motor.
Di
parkiran motor mereka berempat mengendap-ngendap supaya nggak sampe ketauan.
Lalu dicarinya target motor. Setelah ketemu langsung aja mereka kempesin itu
ban motor.
“Nyahok,
lo pulang.” Kata Agni. Mereka berempat
tertawa bareng dan langsung pergi dari parkiran sebelum ada yang melihat
mereka.
@Pulang Sekolah
Ify
cs lagi berdiri di dekat pos satpam otomatis deket dengan parkiran motor.
Mereka tertawa melihat Rio cs yang sibuk melihat motor mereka. Kemudian Rio cs
lewat di depan Ify cs sambil mendorong motor mereka masing-masing.
“Berasa
jadi tukang dorong yeeeeeee….” Ucap Ify ketika Rio cs berjalan tepat di depan
mereka.
“Mereka
mah pantesnya jadi tukang dorong itu motor daripada ngendarainya.” Sambung Via.
“Iya..iya..gue
suka argument lo, Vi.” Dukung Shilla.
“Apa
kata dunia ya, yang dibilang pangeran GN dorong-dorong motor.” Tambah Agni.
Lalu mereka berempat tertawa.
“Udah
selesai ngehinanya?” tanya Iel dingin.
“Belum
kok, kayaknya masih banyak deh. Iya nggak, sob?” balas Via lalu tertawa. Iel
udah menatap Via tajam.
“Kita
tahu ini perbuatan kalian. Liat pembalasan kita.” Desis Rio.
“Itu
balesan buat yang di kantin tadi.” Kata Agni dingin.
“Terserah
apa kata lo. Tunggu aja pembalasan kita.” Ucap Cakka.
“Tunggu
tanggal mainnya. Cabut sob.” Ancam Alvin. Lalu dia mengajak ketiga sohibnya
pergi dari situ. Ify cs kompak melet-melet ke Rio cs.
“Lo
pikir kita takut. Belum.” Teriak Ify cs kompak.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>SKIP<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
@Dua Hari
Kemudian, SMA Global Nusantara
Hari-hari
kemarin dilalui oleh Ify dan ketiga sohibnya tidak lain dengan berantem dan
saling ngerjain dengan Rio cs. Di kantin, lapangan basket, dan tempat umum
lainnya menjadi langganan tempat berantem mereka. Nama Ify cs pun terkenal
seantreo Global Nusantara. Sekarang boleh ditanya deh, siapa sih yang nggak
kenal Alyssa Saufika Umari, Sivia Azizah, Agni Tri Nabawuti, dan Ashilla
Zahrantaiara. Pasti nggak ada yang bilang nggak kenal, pastinya pada kenal
semua minimal tahu orangnya. Nama Ify cs meroket dan sebanding dengan nama Rio
cs. Kini Alyssa Saufika Umari, Sivia Azizah, Agni Tri Nabawuti, dan Ashilla
Zahrantaiara memiliki level yang sama dengan Mario Stevano Aditya Haling,
Gabriel Stevent Damanik, Cakka Kawekas Nuraga, dan Alvin Jonathan Sindunata.
Namun, Rio cs terkenal karena ke-perfect-annya. Sedangkan Ify cs terkenal
karena sering berantem dengan Rio cs. Dijuluki tukang cari perhatian, cari
muka, sok dekat, dan sejenisnya dengan Rio cs. Intinya, enak di Rio cs sepet di
Ify cs. Tanpa ada yang menyadari kalau berita ini membuat dua kubu sangat
membenci Ify cs. Alasannya simple, tak lain dan tak bukan karena cemburu
menguras bak mandi alias menguras hati. Ckckck…. J
Siang
ini Ify cs lagi santai-santai di taman belakang. Tempat yang sepi dan sejuk.
Taman belakang memang jarang didatangin oleh siswa GN karena mereka takut ada
hantu dan sejenisnya. Cape deh banget kan? Nggak banget. Kalau Ify cs mah
seneng di sana soalnya bisa ngadem dan melepas penat. Namun saat ini, ketika
lagi asyik-asyiknya istirahat eh datang empat orang yang sangat nggak
diinginkan.
“Berapa
kali gue harus bilang sama kalian untuk nggak deketik SDK lagi.” semprot Dea
begitu sampai di tempat Ify cs. Ify cs yang lagi nyantai langsung tersadar dan
berdiri.
“Kita
nggak deketin SDK.” Balas Ify tajem.
“Nggak
deketin muka lo. Kita udah diemin selama dua hari kemaren dan hari ini
kesabaran kita udah nggak cukup lagi. Baru juga kelas satu udah ngelunjak dan
berani melawan senior.” Kata Angel.
“Kalian
ngerti nggak sih atau memang bego. Jangan deketin lagi SDK. Mereka itu milik
gue dan ketiga sohib gue. Cuma milik Princess. Nggak untuk yang lain.” Bentak
Nova.
“Kakak-kakak
yang gue hormati, kita nggak deketin SDK. Mereka itu yang cari gara-gara sama
kita.” Ucap Agni.
“Bener
tuh, mereka ngerjain kita. Kalo mereka nggak ngerjain kita, kita juga nggak
akan tuh kenal sama mereka.” Tambah Via.
“Bullshit,
nggak percaya. Tampang kayak kalian tukang bo’ong.” Bales Aren.
“Dan
elo, berani-beraninya ke sekolah bareng Rio.” Ujar Dea marah dan menunjuk Ify.
“Ada
yang salah kalo gue bareng dia?” tanya Ify balik.
“Jelas
masalah, lo udah ngejilat kata-kata lo sendiri.” Jawab Dea dan tersenyum sinis
ke Ify.
“Gue
rasa kagak masalah gue bareng dia, dia itu tetangga gue. T E T A N G G A. Rumah
gue sama dia itu sebelahan.” Tandas Ify dan tersenyum menang.
“Udah
deh, De. Kita habisin aja.” Kata Nova marah.
“Nggak
bisa kayak gini. Kakak-kakak nggak berhak ngelabrak kita.” Protes Shilla.
“Diem
lo.” Desis Aren dan mendorong tubuh Shilla hingga Shilla jatuh ke tanah. Lalu
Dea cs menjambak rambut Ify cs hingga ada beberapa helai yang nyangkut di
sela-sela jari mereka. Kemudian menampar Ify cs. Ify cs melawan namun apa daya
mereka nggak sejahat dan sekejam Princess. Ify cs lebih milih menerima setiap
rasa sakit itu.
“Cukup,
Jel, De.” Kata Aren.
“Kenapa,
Ren?”
“Mereka
udah babak belur gitu. Berhenti aja. Ntar nimbulkan bekas dan katuan sama
guru.”
“Ok.
Hari ini cukup. Kalo kalian berani sekali lagi deketin Rio cs, lebih parah dari
ini yang akan kalian rasakan.” Ancam Dea.
“Inget
baik-baik.” Ancam Angel. Princess pun pergi meninggalkan Ify cs yang terduduk
lemas di tanah. Mereka menangis. Tangis pertama mereka pecah. Siapa juga yang
nggak nangis kalo udah dilabrak gitu. Nggak ada kali. Mata mereka merah dan Ify
cs sesenggukan.
“Udah,
jangan nangis lagi.” bujuk Agni. Sempet-sempetnya Agni membujuk sohibnya,
sementara dia sendiri juga masih nangis. Ify tertunduk menangis, bahunya
bergetar hebat. Tangis Ify tidak mempengaruhi sekitarnya, namun tangis Shilla
dan Via memecahkan keheningan. Ify berusaha keras menghentikan tangisnya.
“Jangan
nangis lagi, Shill. Lo sakit di mana?” tanya Ify. Shilla masih saja
sesenggukan. Ify beralih pada Agni yang tengah membujuk Via agar nggak menangis
lagi. Harus Ify cs sadari, kalau perbuatan Princess itu udah termasuk tindak
criminal. Agni dan Ify memilih diam sambil menunggu tangis Shilla dan Via reda.
Ify menatap langit biru yang dihiasi dengan awan-awan itu. Menatap dengan
sangat fokus. Teringat oleh Ify wajah Rio dan mimpinya semalem. “Huft.” Ify
mendesah.
Beda
lagi dengan Agni, “Apa iya gue harus jauhin Kak Cakka?” batin Agni. Walaupun
berantem terus setiap ketemu, harus Agni akui dia menyukai moment-moment itu.
Kerena moment itulah yang membuat dia deket dengan Cakka dan bisa memiliki rasa
sayang sama Cakka.
“Ke
kelas yuk.” Ajak Via tiba-tiba, ternyata dia sudah bisa menghentikan
tangisannya.J
Ify dan Agni menoleh ke arah Via dan mereka tersenyum mengangguk. Tinggal
menunggu Shilla, apa dia udah bisa tenangin diri.
“Udah,
Shill. Ke kelas aja, yok.” Bujuk Agni. Shilla mengagguk dan mereka berempat
menuju kelas mereka.
@Kelas X-3
Setiba
di kelas Ify cs segera duduk di bangku masing-masing dan tertunduk lesu. Acha,
Keke, Olive, dan Rahmi yang notabane temen sekelas mereka jadi aneh melihat Ify
cs. Ify cs kan terkenal dengan hebohnya, ceria, dan baiknya. Lah ini malah
berubah dratis gitu.
“Vi,
kenapa sih kalian?” tanya Keke khawatir. Walaupun dia dan Ify cs bukan sahabat,
tapi mereka kan teman sekelas. Sebagai seorang cewek yang baik dan perhatian,
Keke jadi khawatir.
“Nggak
apa-apa kok, lagi nggak enak badan aja.” Jawab Via sekenanya lalu tersenyum.
“Kok
nggak enak bada jamaah gitu? Pasti ada apa-apanya, moga aja nggak parah banget.”
Batin Keke. Dia bales senyum Via.
“Ke,
kenapa mereka?” tanya Acha.
“Nggak
tahu, katanya nggak enak badan aja gitu.”
“Tapi
kok bisa jamaah gitu?” tanya Olive bingung.
“Ya
udah, doain aja mereka nggak kenapa-kenapa.” Ucap Rahmi bijak. Acha dan Keke
mengangguk dan mereka melanjutkan obrolan tadi.
Belum
lama itu datang empat orang ke kelas Ify cs dan membuat gaduh.
Braaakkkkkkkkkk….suara
pintu kelas dibuka dengan keras. Seluruh isi kelas terkejut dan menatap bingung
siapa yang datang.
“Lo….”
Bentak Zevana di meja Ify. Ify yang tertunduk sontak menoleh ke atas dan
dilihatnya Zevana serta dayang-dayangnya. Ketiga sohib Ify juga kaget dan
melihat siapa yang datang.
“Ada
apa?” tanya Ify pelan.
“Nggak
usah sok nggak tahu.” Jawab Zahra kesal.
“Kita
memang nggak tahu. Kita rasa, kita nggak salah sama kalian.” Ujar Via.
“Nggak
salah apa. Nggak usah sok polos. Lo berempat udah deketin SDK.” Tandas Zevana.
“Lagi-lagi
SDK. Nggak mereka, kalian juga. Apa yang kalian mau sih.” Seru Shilla. Dia benar-benar
muak, dilabrak Cuma gara-gara SDK. Pacar mereka juga bukan.
“Kita
mau kalian jangan deketin SDK lagi. Mereka itu milik Beuty Cherry.” Ujar Gita.
Kabar-kabarnya Gita ini naksir sama Rio.
“Udah
berapa kali sih dibilangin. Apa harus pake konfrensi pers segala biar kalian
yakin, kita nggak ada hubungan sama SDK.” Ify buka suara.
“Kita
itu berantem gara-gara mereka selalu ngerjain kita. Bukannya kita yang deketin
mereka, seperti yang kalian BILANG.” Sambung Agni dan menekan kata-kata yang
dicaps lock.
“Itu
kata elo, menurut kita nggak. Kalian pasti naksir sama mereka.” Bantah Zahra.
“Elo
mau apa sih, gue dan sohib gue udah bilang kita nggak ada hubungan sama mereka.
Masih aja kalian ngejudge kami gitu. Kalau mau ya deketin aja.” Ujar Via.
“Nggak
usah muna. Elo berempat itu keganjenan, nggak tahu malu, kecentilan, dan MURAAHAN.” Ejek Oik.
“Harga
obralan di tanah abang.” Koor Zevana. Ify cs nggak terima dibilang seperti itu.
“Kita
nggak murahan. Kalian yang murahan, nggak ada malu melabrak orang yang nggak
salah.” Tandas Shilla.
“Kalian
nggak salah? Mimpi. Sadar, neng.” Seru Zevana dan menarik rambut Shilla. “Lo
nggak pantes deket sama Kak Alvin.” Sambung Zevana tepat di telinga Shilla.
“Lepasin
tangan lo dari rambut sohib gue.” Bentak Agni marah.
“Lo
juga nggak pantes deket sama Kak Cakka. Nggak pantes.” Desis Oik dan mau
menampar Agni. Tapi Ify berhasil mencegatnya.
“Lo
nggak usah ngotorin muka sohib gue dengan tangan kotor lo.” Desis Ify tajem.
“Tapi
lo pantes nerima ini. Plaaaaaaaaaaaakkkkkkk.” Gita menampar Ify. Ify kaget dan
matanya melotot.
“Apa-apaan
lo. Nggak usah pake nampar Ify.” Berang Sivia dan siap mejambak rambut gita
tetapi gagal soalnya Zahra udah menampar wajahnya. Via meringis.
“SSSSSSSSSSSTTTTTTTTTTTOOOOOOOOPPPPPPPPPPP…….”
Teriak Acha, Keke, Olive, dan Rahmi kompak. Beauty Cherry menatap Acha and
friends galak.
“Mau
jadi pahlawan kesiangan?”
“Kita
panggil Bu Winda kalo lo berempat nggak pergi dari kelas ini.” Bentak Olive. Bu
Winda lagi-lagi nama yang mujarab untuk membasmi tindak criminal di GN.
“Ok
kita pergi. Ingat lo berempat, jangan deketin SDK lagi.” ancam Zevana dan
memberi kode kepada ketiga temenya lalu mereka pergi meninggalkan kelas X-3.
Acha
dan ketiga sohibnya segera menghampiri Ify cs. “Kalian nggak apa-apa?” tanya
Rahmi khawatir.
“Nggak
apa-apa kok. Makasih banyak ya.” Ucap Via. Acha cs mengagguk.
“Yang
tadi tolong jangan kasih tahu guru atau teman kelas yang lain. Cukup kita aja
yang di kelas ini aja yang tahu. Bisa kan?” pinta Ify. Acha cs menggagguk dan
menatap ke seluruh isi kelas. Teman-teman yang lain mengagguk.
“Kita
keluar dulu, ya. Kalo ada guru tolong SMS gitu.” Ucap Agni. Lagi-lagi Acha cs
mengangguk. Lalu menatap tubuh Ify cs yang mulai meninggalkan kelas X-3.
“Kasihan
banget mereka.” Ucap Rahmi setelah Ify cs keluar kelas.
“Iya,
kalo gue tadi pasti udah nangis.” Kata Acha.
“Temen-teman,
jangan sampe bocor ke kelas lain ya. Tolong banget. Kalo sampe bocor yang kena
itu Ify dan sohib-sohibnya bukan kita. Sesama teman sekelas kita harus saling
ngelindungi bukan ngejatuhin.” Ucap Olive. Teman-teman sekelasnya mengangguk
setuju. Acha cs mengangguk dan tersenyum. Mereka senang karena mendapatkan
temans sekelas yang saling mengerti.
@Ruang Musik
Ify
cs ternyata pergi ke ruang music. Mereka menangis untuk yang kedua kalinya.
“Gue pikir, kita nggak usah ngegubri Kak Rio dan sohib-sohibnya lagi.” ucap Ify
tiba-tiba.
“Gue
setuju. Dengan menjauhi mereka kita nggak akan dilabrak lagi.” respon Agni.
“Iya
gue nurut yang terbaik.” Ucap Shilla.
“Kalo
mereka ganggu kita gimana?” tanya Via bingung.
“Nggak
usah kita ladenin. Kita diemin aja. Kalo mereka jahatin kita, nggak usah kita
bales.” Ify menjawab.
“Bener
tuh, kalo bisa kita ngehindar. Jangan sampai ketemu mereka. Kalo papasan kayak
nggak ngeliat aja.” Sambung Agni. Via mengangguk senang.
“Jadi
mulai sekarang kita nggak dapet masalah lagi.” seru Shilla heboh. Ternyata
sifat heboh Shilla memang bawaan lahir.
“Yo’i.
Tapi kita juga inget, jangan sampai ada komunikasi lagi dengan empat senior
kita itu.” Ify memperingatkan. Lalu mereka berempat tersenyum dan kemudian
menyanyi bareng. *penulis bingung mau nulis lagu apa yang cocok buat mereka
nyanyiin. Jadi penulis serain aja sama pembaca deh, mau lagu apa. Hehehe.. J
BERSAMBUNG............
0 comments:
Posting Komentar