Udah nunggu-nunggu seri yang keduanya The Heroes of Olympus, "The Son of Neptune". Tapi bukunya belum ada juga -_-. Bikin penasaran banget. Terus tanpa sengaja bersamaan dengan nemu sinopsisnya The Lost Hero, aku nemuin sinopsis The Son of Neptune. Sumpah bikin tambah penasaran. Dari pada aku penasaran sendiri, aku share deh sinopsisnya. Masih copas-an dari bak Rat_Cu3, hehehehe...
Akhirnya, Percy is back! Tak lain dan tak bukan di seri kedua dari The Heroes of Olympus. Judulnya, Son of Neptune. Seperti yang bisa ditebak. Ini adalah lanjutan dari The Lost Hero. (Btw, spoiler alert!)
Sebelumnya, kita berkenalan dengan Jason, Piper, dan Leo serta kembali ke Camp Half-blood tercinta kita. Sekarang, akhirnya kita kembali bertemu Percy (yes!), berkenalan dengan Hazel dan Frank, serta mengunjungi Camp Jupiter untuk pertama kalinya. Jupiter? Yeps, seperti yang bisa ditebak, buku ini (akhirnya) bercerita tentang camp untuk Roman demi-god dan sisi Romawi para dewa.
Kisah bersetting sekitar 7-8 bulan sejak The Lost Hero. Dimulai dengan Percy yang melintasi San Fransisco menuju Roman camp dengan dikejar dua Gorgon, saudari Medusa. Dia tidak ingat siapa dan darimana ia berasal. Ia hanya ingat bahwa namanya adalah Percy Jackson, dan seorang gadis bernama Annabeth (so sweet!) Dua gorgon itu berkali-kali dibunuh tetapi terus hidup kembali. Alasan Percy masih hidup adalah karena ia masih menyandang kutukan Achilles dan membawa riptide.
Setelah menjatuhkan diri dari tebing demi melarikan diri, Percy melihat sebuah terowongan. Terowongan, yang bagi orang yang dapat melihat menembus Kabut, adalah sebuah jalan masuk. Saat itulah Percy bertemu seorang wanita tua yang menyebut dirinya June. June mengatakan bahwa terowongan itu adalah jalan masuk ke Camp, dan ia meminta Percy membawanya ke sana. Di sana ia dibantu oleh dua penjaga terowongan itu, dua anak bernama Frank dan Hazel. Mereka membantu Percy melarikan diri dari para gorgon. Setelah melewati terowongan sampailah mereka di sebuah lembah, dengan kota dan perkembahan militer. Roma, Camp Jupiter.
Mereka harus melintasi sebuah sungai. Sungai Tiber. Penjaga Roma. June mengatakan bahwa jika Percy melewatinya, ia akan kehilangan kutukan Achilles, karena itu adalah berkat Yunani dan tidak dapat berada di wilayah Romawi. Tetapi, Percy tetap maju. Ia dan Hazel berhasil melewati sungai. Orang-orang lain berdatangan. Tetapi, Frank masih terjebak di tengah sungai dan nyaris tertangkap para gorgon. Akhirnya, Percy mengendalikan sungai dan menenggelamkan kedua gorgon itu.
Ketika ancaman gorgon berakhir, wanita tua itu menunjukkan identitasnya yang sebenarnya sebagai sang Ratu Olympus, Juno. Juno memperkenalkan Percy pada semua orang di sana "Romans, I present to you, the son of Neptune. For months he has been slumbering, but now he is awake. His fate is in your hands. The Feast of Fortune comes quickly, and Death must be unleashed if you are to stand any hope in the battle. Do not fail me!"
Percy bertemu dengan Reyna, satu dari dua praetor Legion yang sepertinya mengenal Percy (btw, praetor Legion yg satunya ternyata Jason!). Kemudian, Percy dibawa ke Camp. Camp Jupiter itu buedaaaa dengan Camp Half-blood. Pertama, kita akan bertemu hantu. Yup, hantu, spirit, roh, yang mendiami Camp. Kedua, yang tinggal di Camp bukan hanya demigod, tetapi juga para keturunan demigod, dan ada banyak demigod dewasa. Camp itu sebesar kota. Dimana para keturunan dewa dapat hidup normal, bekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi, sampai memiliki keluarga (waw!).
Hazel, seusai perintah Reyna, membawa Percy bertemu Octavian, keturunan Apolo, yang memiliki kemampuan meramal melalui augury. Yah, bayangkan memotong perut binatang dan menggunakan isi perutnya untuk ramalan. Hanya saja, Octavian menggunakan boneka (^_^). Perlu ditambahkan lagi, Octavian adalah orang menyebalkan yang mengincar kekuasaan, orang licik yang memiliki banyak cara, dan berusaha mendapatkan posisi Jason sebagai praetor (Duh, opiniku subyektif banget!)
Dalam perjalanannya, Percy melihat berbagai kuil untuk para dewa. Ada kuil untuk Bellona, ibu Reyna, dewi perang Romawi. Lalu kuis untuk Mars (yeah, Ares) dewa terpenting kedua di Romawi (btw, Percy merasa kesal hanya melihat kuil itu saja), kuil untuk Jupiter yang paling hebat tentu saja. Ouch, yang paling tragis adalah orang Romawi tidak terlalu menyukai Neptunus. Mereka takut pada laut dan hanya menggunakan kapal jika perlu. Jadi, yah dapat dibayangkan perbedaan antara kuil Neptunus dan Jupiter (>_<).
Entah berapa kali Percy membunuh para gorgon, mereka tak bisa mati. Hal ini ternyata berlaku untuk banyak monster. Kenapa para monster tak bisa mati? Yah, Hazel dan saudaranya punya perkiraan bahwa ini disebabkan oleh tertangkapnya Kematian, dan dikuasainya Pintu Ajal oleh Gaea dan pasukannya. Saudara Hazel? Tebak siapa .... Nico! Nico, yang di Camp Jupiter disebut sebagai wakil Pluto dan tergolong demigod terkuat dan terpenting. Tunggu dulu, jadi Hazel itu? Yep, putri Pluto. Waw, Nico nggak mengenal Percy? Nico (amat) kaget ketika melihat Percy, tetapi ia pura-pura tidak kenal.
Malam hari setelah upacara penerimaan Percy dalam Legion dan diterimanya ia ke dalam Fifth Cohort bersama Frank dan Hazel, mereka berpartisipasi dalam war game (bayangkan permainan tangkap bendera, lengkap dengan mesin serang, benteng, terowongan, dll).Di war game ini kita melihat keahlian Hazel terhadap bumi, kecakapan Frank dalam strategi perang, dan (tentu saja) Percy yang bersama riptide memecundangi semua petarung terbaik Legion (menurut Frank, ia seperti iblis!). Fourth Cohort memenangkan game.
Di tengah-tengah kemeriahan, seorang dewa mengunjungi mereka; Mars, sang dewa pelindung Roma. Mars memperingatkan mereka tentang terantainya Kematian, Thanatos, letnan Pluto. Terantainya ia membuat monster tak bisa mati, dan orang-orang yang sudah mati kembali lagi. Mars memerintahkan sebuah misi, yang dipimpin oleh Frank, yang ternyata adalah putranya (hah???). Ia juga memerintahkan agar satu dari dua rekan Frank adalah Percy (balas dendam pribadi. agar Percy 'belajar menghormatinya').
Jadi, Frank, Hazel, dan Percy harus menuju Alaska, tanah di luar kekuasaan para dewa, dan berhadapan dengan raksasa untuk membebaskan Thanatos. Hazel harus menghadapi masa lalunya, ketika nasibnya dan apa yang ia sudah lakukan, dilengkapi dengan kutukannya sebagai putri Pluto, membebaninya. Frank bergulat mengatasi masalah keluarganya, baik ayahnya (yah, tak bisa menyalahkan) ataupun ibunya. Ketika ia dipaksa untuk menemukan berkah keluarganya demi menyelamatkan teman-temannya. Lalu Percy...., dengan beban ingatannya yang perlahan kembali, dihadapkan dengan tanggung jawab untuk menjaga kedua temannya, kerinduannya terhadap rumahnya dan Annabeth (cihuy!), dan juga tanggung jawab barunya untuk melindungi Camp Jupiter. Mereka harus membebaskan Thanatos sebelum Feast of Fortuna, agar Camp Jupiter tetap dapat bertahan.
Soal karakternya, harus kukatakan bahwa buku ini jauh lebih baik dari The Lost Hero. Jika kita bicara tentang character development, Frank dan Hazel jelas menunjukkan charcater development. Riordan kerja bagus dalam hal ini. Yah, kita tak mendapatkannya dari Percy. Tentu saja. Maksudku, kita sudah tahu segalanya tentang yang satu ini. Apa dia masih dapat mengalami character development? Tentu, terutama dengan opini Juno yang menyatakan bahwa Annabeth akan menjadi masalah dalam misi ini. Lihat saja nanti.
Bicara tentang mitologi, aku semakin merasakan bedanya sisi Romawi dan Yunani para dewa. Paling terasa pada Ares dan Mars, tentu saja. Mars menunjukkan bahwa seorang dewa perang memiliki alasan untuk menginginkan perang, dan bahwa perang bukan melulu tentang kekuatan tetapi juga strategi. Hal ini ditunjukkan oleh Frank dan keahliannya dalam strategi (beda dengan Ares, cek The Lightning Thief). Kita juga mengetahui tentang dua sisi dari Pluto, kekayaan dan kematian. Kalau Hades cuma memiliki sisi kematian.
Ditambah lagi perbedaan antara gaya perang Romawi dan Yunani (dapat dilihat dari gaya bertarung Percy). Sistem di Camp Jupiter yang jauh lebih formal dan militernya terasa sekali (jelas!). Menarik. Tetapi, aku tetap tidak suka dengan bagaimana mereka tidak menghormati Neptunus! (Poseidon masih tetap dewa favoritku). Dan ngomong-ngomong, aku penasaran seberapa berbeda Zeus, Poseidon, dan Hades dengan Jupiter, Neptunus, dan Pluto, berhubung mereka belum muncul.
Masih banyak yang aku ingin katakan. Apa lagi ya? Oh, aku merasa para Greek demigod tetap lebih penting bagi para dewa daripada Roman demigod. Alasannya karena Greek demigod: dapat mengunjungi Olympus. mendapat bimbingan dari tokoh-tokoh penting seperti Chiron (yg melatih para pahlawan selama 2 ribu tahun) dan Dionysus (akui saja! dia kan dewa Olympus!). Memiliki Oracle. dan Ramalan Besar Pertama kelihatannya hanya teraplikasi untuk mereka.
Yah, opini di atas muncul ketika aku melihat bagaimana mekanisme ramalan bekerja di Roman Camp. Teoriku, ramalan-ramalan itu sudah ada dari dulu, hanya kapan terjadinya tak ada yang tahu. Ini-lah kelebihan seorang Oracle karena ia memberikan ramalan yang sudah dekat waktu terjadinya. Roman Camp juga tidak pernah mendengar tentang Ramalan Besar Pertama. Ramalan ini hanya untuk Camp Half-Blood. Teori ini menutupi plot-hole yang kusebutkan di buku sebelumnya. Jika ini memang hanya untuk Greek demigod, jelas Jason tidak termasuk objek ramalan.
Percy..... I miss him. Saat membaca bab-bab awal aku merasa, ini dia Percy. Walaupun dari sudut-pandang-orang ketiga, dia masih Percy, dengan segala humornya. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan cerita, humor ini terasa berkurang. Yah, mungkin karena bagaimanapun juga bukan hanya Percy yang merupakan sentral kisah ini, he he.
Hm, yang perlu dicatat adalah Alcyoneus bahwa Percy adalah demigod yang paling dibenci oleh Gaea (pengecualian Jason, tentunya). Wajar sih, soalnya Percy-lah yang paling bertanggungjawab terhadap kejatuhan anak kesayangannya, Kronos. Yang membuat merinding, Gaea mengatakan bahwa ia akan menggunakan Percy! Waw, bayangkan plot twist yg terjadi jika somehow Percy digunakan oleh Gaea dan raksasa-nya untuk melawan Olympus. Ini serius loh. Coba aja cek: ketika Percy melakukan judi melawan si Phineas dengan taruhan nyawa atau lokasi Thanatos, Percy yakin bahwa Gaea akan lebih memilihnya daripada Phineas. Gaea mengorbankan kaki-tangannya yang berguna dan setia padanya demi Percy, yang jelas-jelas sebisa mungkin akan selalu melawan Gaea.
Lalu bagian ini, kata-kata Gaea: "So this is the demigod who destroyed my son Kronos.You don’t look like much, Percy Jackson, but you’re valuable to me. Come north. Meet Alcyoneus. Juno can play her little games with Greeks and Romans, but in the end, you will be my pawn. You will be the key to the gods’ defeat". Wuih! Apa yg bakal terjadi yah? Entah ini hanya berlaku dalam buku ini, atau berlaku hingga Percy sampai di Alaska, atau......?????????
Kekurangannya. Ya ampun, dimana para dewa? Interaksi kuno-modern itu keren abis. Dulu kita punya Apollo dengan mobil sport, Circe dengan spa, dll. Di buku ini? kita hanya mendapatkan Thanatos dengan iPad. Masih kurang!!!!!! Lalu berbagai istilah latin yang membuat kepalaku pusing. Kusadari aku lebih mudah membayangkan istilah Yunani daripada Latin. Entah karena sudah terbiasa dengan serial Percy Jackson atau karena istilah Yunani lebih mengakar? Entahlah. Oh, dan ngomong-ngomong, aku masih kaget banget menyadari bahwa nama Romawi Kronos adalah Saturn. Hah?
Sebelumnya, kita berkenalan dengan Jason, Piper, dan Leo serta kembali ke Camp Half-blood tercinta kita. Sekarang, akhirnya kita kembali bertemu Percy (yes!), berkenalan dengan Hazel dan Frank, serta mengunjungi Camp Jupiter untuk pertama kalinya. Jupiter? Yeps, seperti yang bisa ditebak, buku ini (akhirnya) bercerita tentang camp untuk Roman demi-god dan sisi Romawi para dewa.
Kisah bersetting sekitar 7-8 bulan sejak The Lost Hero. Dimulai dengan Percy yang melintasi San Fransisco menuju Roman camp dengan dikejar dua Gorgon, saudari Medusa. Dia tidak ingat siapa dan darimana ia berasal. Ia hanya ingat bahwa namanya adalah Percy Jackson, dan seorang gadis bernama Annabeth (so sweet!) Dua gorgon itu berkali-kali dibunuh tetapi terus hidup kembali. Alasan Percy masih hidup adalah karena ia masih menyandang kutukan Achilles dan membawa riptide.
Setelah menjatuhkan diri dari tebing demi melarikan diri, Percy melihat sebuah terowongan. Terowongan, yang bagi orang yang dapat melihat menembus Kabut, adalah sebuah jalan masuk. Saat itulah Percy bertemu seorang wanita tua yang menyebut dirinya June. June mengatakan bahwa terowongan itu adalah jalan masuk ke Camp, dan ia meminta Percy membawanya ke sana. Di sana ia dibantu oleh dua penjaga terowongan itu, dua anak bernama Frank dan Hazel. Mereka membantu Percy melarikan diri dari para gorgon. Setelah melewati terowongan sampailah mereka di sebuah lembah, dengan kota dan perkembahan militer. Roma, Camp Jupiter.
Mereka harus melintasi sebuah sungai. Sungai Tiber. Penjaga Roma. June mengatakan bahwa jika Percy melewatinya, ia akan kehilangan kutukan Achilles, karena itu adalah berkat Yunani dan tidak dapat berada di wilayah Romawi. Tetapi, Percy tetap maju. Ia dan Hazel berhasil melewati sungai. Orang-orang lain berdatangan. Tetapi, Frank masih terjebak di tengah sungai dan nyaris tertangkap para gorgon. Akhirnya, Percy mengendalikan sungai dan menenggelamkan kedua gorgon itu.
Ketika ancaman gorgon berakhir, wanita tua itu menunjukkan identitasnya yang sebenarnya sebagai sang Ratu Olympus, Juno. Juno memperkenalkan Percy pada semua orang di sana "Romans, I present to you, the son of Neptune. For months he has been slumbering, but now he is awake. His fate is in your hands. The Feast of Fortune comes quickly, and Death must be unleashed if you are to stand any hope in the battle. Do not fail me!"
Percy bertemu dengan Reyna, satu dari dua praetor Legion yang sepertinya mengenal Percy (btw, praetor Legion yg satunya ternyata Jason!). Kemudian, Percy dibawa ke Camp. Camp Jupiter itu buedaaaa dengan Camp Half-blood. Pertama, kita akan bertemu hantu. Yup, hantu, spirit, roh, yang mendiami Camp. Kedua, yang tinggal di Camp bukan hanya demigod, tetapi juga para keturunan demigod, dan ada banyak demigod dewasa. Camp itu sebesar kota. Dimana para keturunan dewa dapat hidup normal, bekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi, sampai memiliki keluarga (waw!).
Hazel, seusai perintah Reyna, membawa Percy bertemu Octavian, keturunan Apolo, yang memiliki kemampuan meramal melalui augury. Yah, bayangkan memotong perut binatang dan menggunakan isi perutnya untuk ramalan. Hanya saja, Octavian menggunakan boneka (^_^). Perlu ditambahkan lagi, Octavian adalah orang menyebalkan yang mengincar kekuasaan, orang licik yang memiliki banyak cara, dan berusaha mendapatkan posisi Jason sebagai praetor (Duh, opiniku subyektif banget!)
Dalam perjalanannya, Percy melihat berbagai kuil untuk para dewa. Ada kuil untuk Bellona, ibu Reyna, dewi perang Romawi. Lalu kuis untuk Mars (yeah, Ares) dewa terpenting kedua di Romawi (btw, Percy merasa kesal hanya melihat kuil itu saja), kuil untuk Jupiter yang paling hebat tentu saja. Ouch, yang paling tragis adalah orang Romawi tidak terlalu menyukai Neptunus. Mereka takut pada laut dan hanya menggunakan kapal jika perlu. Jadi, yah dapat dibayangkan perbedaan antara kuil Neptunus dan Jupiter (>_<).
Entah berapa kali Percy membunuh para gorgon, mereka tak bisa mati. Hal ini ternyata berlaku untuk banyak monster. Kenapa para monster tak bisa mati? Yah, Hazel dan saudaranya punya perkiraan bahwa ini disebabkan oleh tertangkapnya Kematian, dan dikuasainya Pintu Ajal oleh Gaea dan pasukannya. Saudara Hazel? Tebak siapa .... Nico! Nico, yang di Camp Jupiter disebut sebagai wakil Pluto dan tergolong demigod terkuat dan terpenting. Tunggu dulu, jadi Hazel itu? Yep, putri Pluto. Waw, Nico nggak mengenal Percy? Nico (amat) kaget ketika melihat Percy, tetapi ia pura-pura tidak kenal.
Malam hari setelah upacara penerimaan Percy dalam Legion dan diterimanya ia ke dalam Fifth Cohort bersama Frank dan Hazel, mereka berpartisipasi dalam war game (bayangkan permainan tangkap bendera, lengkap dengan mesin serang, benteng, terowongan, dll).Di war game ini kita melihat keahlian Hazel terhadap bumi, kecakapan Frank dalam strategi perang, dan (tentu saja) Percy yang bersama riptide memecundangi semua petarung terbaik Legion (menurut Frank, ia seperti iblis!). Fourth Cohort memenangkan game.
Di tengah-tengah kemeriahan, seorang dewa mengunjungi mereka; Mars, sang dewa pelindung Roma. Mars memperingatkan mereka tentang terantainya Kematian, Thanatos, letnan Pluto. Terantainya ia membuat monster tak bisa mati, dan orang-orang yang sudah mati kembali lagi. Mars memerintahkan sebuah misi, yang dipimpin oleh Frank, yang ternyata adalah putranya (hah???). Ia juga memerintahkan agar satu dari dua rekan Frank adalah Percy (balas dendam pribadi. agar Percy 'belajar menghormatinya').
Jadi, Frank, Hazel, dan Percy harus menuju Alaska, tanah di luar kekuasaan para dewa, dan berhadapan dengan raksasa untuk membebaskan Thanatos. Hazel harus menghadapi masa lalunya, ketika nasibnya dan apa yang ia sudah lakukan, dilengkapi dengan kutukannya sebagai putri Pluto, membebaninya. Frank bergulat mengatasi masalah keluarganya, baik ayahnya (yah, tak bisa menyalahkan) ataupun ibunya. Ketika ia dipaksa untuk menemukan berkah keluarganya demi menyelamatkan teman-temannya. Lalu Percy...., dengan beban ingatannya yang perlahan kembali, dihadapkan dengan tanggung jawab untuk menjaga kedua temannya, kerinduannya terhadap rumahnya dan Annabeth (cihuy!), dan juga tanggung jawab barunya untuk melindungi Camp Jupiter. Mereka harus membebaskan Thanatos sebelum Feast of Fortuna, agar Camp Jupiter tetap dapat bertahan.
Soal karakternya, harus kukatakan bahwa buku ini jauh lebih baik dari The Lost Hero. Jika kita bicara tentang character development, Frank dan Hazel jelas menunjukkan charcater development. Riordan kerja bagus dalam hal ini. Yah, kita tak mendapatkannya dari Percy. Tentu saja. Maksudku, kita sudah tahu segalanya tentang yang satu ini. Apa dia masih dapat mengalami character development? Tentu, terutama dengan opini Juno yang menyatakan bahwa Annabeth akan menjadi masalah dalam misi ini. Lihat saja nanti.
Bicara tentang mitologi, aku semakin merasakan bedanya sisi Romawi dan Yunani para dewa. Paling terasa pada Ares dan Mars, tentu saja. Mars menunjukkan bahwa seorang dewa perang memiliki alasan untuk menginginkan perang, dan bahwa perang bukan melulu tentang kekuatan tetapi juga strategi. Hal ini ditunjukkan oleh Frank dan keahliannya dalam strategi (beda dengan Ares, cek The Lightning Thief). Kita juga mengetahui tentang dua sisi dari Pluto, kekayaan dan kematian. Kalau Hades cuma memiliki sisi kematian.
Ditambah lagi perbedaan antara gaya perang Romawi dan Yunani (dapat dilihat dari gaya bertarung Percy). Sistem di Camp Jupiter yang jauh lebih formal dan militernya terasa sekali (jelas!). Menarik. Tetapi, aku tetap tidak suka dengan bagaimana mereka tidak menghormati Neptunus! (Poseidon masih tetap dewa favoritku). Dan ngomong-ngomong, aku penasaran seberapa berbeda Zeus, Poseidon, dan Hades dengan Jupiter, Neptunus, dan Pluto, berhubung mereka belum muncul.
Masih banyak yang aku ingin katakan. Apa lagi ya? Oh, aku merasa para Greek demigod tetap lebih penting bagi para dewa daripada Roman demigod. Alasannya karena Greek demigod: dapat mengunjungi Olympus. mendapat bimbingan dari tokoh-tokoh penting seperti Chiron (yg melatih para pahlawan selama 2 ribu tahun) dan Dionysus (akui saja! dia kan dewa Olympus!). Memiliki Oracle. dan Ramalan Besar Pertama kelihatannya hanya teraplikasi untuk mereka.
Yah, opini di atas muncul ketika aku melihat bagaimana mekanisme ramalan bekerja di Roman Camp. Teoriku, ramalan-ramalan itu sudah ada dari dulu, hanya kapan terjadinya tak ada yang tahu. Ini-lah kelebihan seorang Oracle karena ia memberikan ramalan yang sudah dekat waktu terjadinya. Roman Camp juga tidak pernah mendengar tentang Ramalan Besar Pertama. Ramalan ini hanya untuk Camp Half-Blood. Teori ini menutupi plot-hole yang kusebutkan di buku sebelumnya. Jika ini memang hanya untuk Greek demigod, jelas Jason tidak termasuk objek ramalan.
Percy..... I miss him. Saat membaca bab-bab awal aku merasa, ini dia Percy. Walaupun dari sudut-pandang-orang ketiga, dia masih Percy, dengan segala humornya. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan cerita, humor ini terasa berkurang. Yah, mungkin karena bagaimanapun juga bukan hanya Percy yang merupakan sentral kisah ini, he he.
Hm, yang perlu dicatat adalah Alcyoneus bahwa Percy adalah demigod yang paling dibenci oleh Gaea (pengecualian Jason, tentunya). Wajar sih, soalnya Percy-lah yang paling bertanggungjawab terhadap kejatuhan anak kesayangannya, Kronos. Yang membuat merinding, Gaea mengatakan bahwa ia akan menggunakan Percy! Waw, bayangkan plot twist yg terjadi jika somehow Percy digunakan oleh Gaea dan raksasa-nya untuk melawan Olympus. Ini serius loh. Coba aja cek: ketika Percy melakukan judi melawan si Phineas dengan taruhan nyawa atau lokasi Thanatos, Percy yakin bahwa Gaea akan lebih memilihnya daripada Phineas. Gaea mengorbankan kaki-tangannya yang berguna dan setia padanya demi Percy, yang jelas-jelas sebisa mungkin akan selalu melawan Gaea.
Lalu bagian ini, kata-kata Gaea: "So this is the demigod who destroyed my son Kronos.You don’t look like much, Percy Jackson, but you’re valuable to me. Come north. Meet Alcyoneus. Juno can play her little games with Greeks and Romans, but in the end, you will be my pawn. You will be the key to the gods’ defeat". Wuih! Apa yg bakal terjadi yah? Entah ini hanya berlaku dalam buku ini, atau berlaku hingga Percy sampai di Alaska, atau......?????????
Kekurangannya. Ya ampun, dimana para dewa? Interaksi kuno-modern itu keren abis. Dulu kita punya Apollo dengan mobil sport, Circe dengan spa, dll. Di buku ini? kita hanya mendapatkan Thanatos dengan iPad. Masih kurang!!!!!! Lalu berbagai istilah latin yang membuat kepalaku pusing. Kusadari aku lebih mudah membayangkan istilah Yunani daripada Latin. Entah karena sudah terbiasa dengan serial Percy Jackson atau karena istilah Yunani lebih mengakar? Entahlah. Oh, dan ngomong-ngomong, aku masih kaget banget menyadari bahwa nama Romawi Kronos adalah Saturn. Hah?
0 comments:
Posting Komentar