Andaikan Part 7
Ini maksudnya
apa?? Gue bingung!!
“Eh cieee Ify…Manis
pisan euy,” goda Agni untuk kesekian kalinya hari ini. Sejak Ify tiba di
sekolah pagi tadi, ketiga sohibnya tak lupa untuk terus menggodanya. Ify kan
jadi risih sendiri.
“Benerkan, Fy. Lo
nggak percaya sama gue sih. Lo kan emang cantik dan manis. Nah, sekarang
terbuktikan. Tuh lihat cowok-cowok pada ngeliatin elo,” ucap Via sambil
menunjuk sekelompok cowok yang berkumpul di koridor depan kelas hanya untuk
menghabiskan waktu sejenak sebelum pulang ke rumah. Dan cowok-cowok itu menatap
Ify dengan ketertarikan yang berlebihan.
“Udah deh. Nggak
lucu tahu!” ucap Ify dan menatap ketiga sohibnya kesal. “Gue pulang duluannya,”
pamit Ify.
“Eh….lo nggak ikut
sama kita, Fy? Kitakan mau jalan-jalan nih mumpung weekend,” tanya Shilla.
Memang ketiga sohibnya itu punya rencana weekend bersama, tetapi juga bareng
pacar-pacar mereka. Bagaimana Ify bisa ikut?? Nanti palingan ia bakal menjadi
kambing congek bahkan secara otomatis menjadi patung. Cuma bisa melihat dan
mendengar. Lebih baik ia tidak usah ikut.
“Nggak deh. Ntar
gue bakal jadi obat nyamuk. Yang bener aja. Lagian gue harus jemput Ozy dan
Deva, sore nanti mereka pulang dari kemping,” jawab Ify.
“Yah………ya udah deh,
salam buat Deva dan Ozy ya,” balas Via sedikit kecewa. Agni dan Shilla juga
begitu.
“Gue duluannya,”
pamit Ify lagi dan kali ini ia melambaikan tangannya dan ketiga sohibnya
membalas. Kemudian Ify melenggang menuju gerbang sekolah. Berarti pulang. Ia
telah memiliki rencana yang matang untuk penyambutan Ozy dan Deva, kalau bisa
sih Ray ikutan juga. Tapi apa Ray boleh sama kakaknya?? Ntahlah…moga saja
boleh. Soalnya Ify kangen juga sama bocah gondrong itu.
Ify berdiri di
pinggir trotoar. Ia tengah menunggu angkutan umum. Bolehnya juga angkot ataupun
taxi, yang mana saja. Ia akan segera menyetop salah satu angkutan umum
tersebut. Ify tersenyum lebar saat angkot merah melintas di depannya. Baru saja
tangannya mau melambai untuk menyetop angkot tersebut, sebuah lengan menghentikan
gerakannya. Ify mau berteriak. Ia takut jangan-jangan ada penculik. Atau orang
jahat yang terpesona dengan penampilannya hari ini. Apakah dia begitu cantik
sampai-sampai ada orang yang mau menculiknya?? Kalau begini, ia bersumpah untuk
tidak berpenampilan seperti hari ini.
“Lepasin!” bentak
Ify dan segera meronta. Ia menghadapkan badannya ke kiri dan di dapatinya
seorang laki-laki namun memakai helm. “Lo siapa?” tanya Ify. Belum sempat orang
itu menjawab. “Lepasin tangan gue, sakit nih,” tambah Ify.
Pemuda di depannya
itu kalau Ify tidak salah memperhatikan sedang tersenyum. “Ok. Gue lepasin
tangan lo,” ucap pemuda itu dan Ify merasakan tangannya tidak lagi dikekang.
“Lo si…” baru saja
Ify mau bertanya siapa pemuda di depannya itu, pemuda itu malah membuka kaca
helm-nya dan membuat Ify ternganga. “Rio?” tanya Ify tak percaya.
Rio tersenyum
lebar. Ia terkekeh kecil melihat tampang gadis di depannya itu. “Iya ini gue,”
ucap Rio.
“Ngapain lo ke
sini? Bukannya lo masih sakit?” tanya Ify bingung. Ia heran kenapa Rio bisa di
sekolah, padahal ia tidak masuk hari ini. Kalau ada orang yang mengenali Rio,
apa yang akan terjadi dengan pemuda itu??
Belum lagi Rio
menjawab, Ify sudah sadar ‘alasan’ utama Rio berada di sini. “Kamu mau
menjemput Dea ya? Kalau gitu gue duluan. Gue mau jemput adik-adik gue,” tanya
dan pamit Ify.
Lagi-lagi Rio
merasa hatinya kesal saat Ify menyinggung soal Dea dan Ify seperti menjauh
darinya. “Tunggu, Fy. Gue nggak jemput Dea. Gue mau ajakin elo nemenin gue hari
ini. Mau ya?” pinta Rio. Wajahnya begitu lucu saat memelas.
“Gue harus jemput
adik-adik gue, Ozy sama Deva,” ucap Ify.
“Tapi kan itu sore,
Fy. Gue juga harus jemput Ray. Nanti kita berdua jemput trio bocah itu. Lo
temenin gue ya?” pinta Rio lagi dan menatap Ify lekat-lekat.
“Kenapa nggak sama
Dea saja?” tanya Ify refleks. Sebenarnya dirinya tidak mau menyebut nama Dea
lagi, namun semua itu secara tiba-tiba, tanpa kendali Ify.
Rio tersenyum
yakin. “Dea? Dia kesalahan buat gue. Karena dia, gue terlalu sering menyakiti
seorang malaikat. Gara-gara dia gue nyakitin adik gue sendiri. Hubungan gue
sama dia udah nggak ada lagi,” jawab Rio tidak nyambung. Padahal Ify bertanya
kenapa Rio tidak pergi sama Dea saja. Tetapi yang Rio jawab mengenai
hubungannya dengan Dea.
“Gue dulu terlalu bego, Fy,” lanjut Rio lagi. “Jadi lo mau nemenin gue, Fy?” tanya Rio meminta kepastian lagi.
“Gue dulu terlalu bego, Fy,” lanjut Rio lagi. “Jadi lo mau nemenin gue, Fy?” tanya Rio meminta kepastian lagi.
“Emang mau ke mana?”
“Ada aja. Kamu mau
nemenin kan?” tanya Rio lagi. Ify mengangguk ragu. Tak apalah sekali-kali ia
berada di dekat pangeran pujaannya.
“Makasih, Alyssa,”
bisik Rio ditelinga Ify. Ify tertegun dan ia merasakan bahwa dirinya telah di
tarik Rio. Kemana sih mereka akan pergi?? Tetapi Ify masih bingung dengan
ucapan Rio ‘menyakiti seorang malaikat’. Apa maksudnya bilang sama dia seperti
itu?? Apa ia yang dimaksud malaikat dalam ucapannya?? Bukankah Rio sering
bersikap tidak bersahabat dengannya dulu?? Bisa saja malaikat itu dirinya.
Kalau iya, apakah Ify masih punya kesempatan?? Berarti perjuangannya mencintai
Rio, tidak sia-sia. Pemuda itu mulai membuka diri untuk dia. Membiarkan Ify
memasuki hidupnya dan menjadi bagian darinya. Tapi….kalau bukan bagaimana??
Bukankah ia akan merasakan tersakiti lagi?? aish….apa maksud Rio coba. Sumpah!
Ify bingung!!!
**************
BERSAMBUNG.......
0 comments:
Posting Komentar