Andaikan Part 9
Sungguh. Kamu
punya perasaan yang sama??
Ternyata Rio membawa Ify ke Pantai. Rio telah memarkirkan motornya
dan mereka berdua kini berdiri di tepi pantai. Ify melepaskan ikatan rambutnya.
Ia membiarkan rambut panjangannya berterbangan dihembus angin pantai. Jujur,
Ify menyukai pantai. Bahkan sangat menyukai pantai.
Rio memperhatikan
Ify yang kini berdiri di tepi pantai. Gadis itu menatap pantai yang membentang
begitu luas. Sekali-kali, gadis manis itu menatap hamparan langit di atas
pantai. Kadang-kadang juga memejamkan matanya. Saat ini Ify lagi membuka
matanya dan merentangkan kedua tangannya seluas-luasnya. Ia membiarkan dirinya
diterpa hawa pantai dan angin sore pantai. Ia tak perduli ombak-ombak yang
menerjang kakinya. Percik-percik air yang membasahi bajunya tak ia perdulikan.
Ia membiarkan semua itu terjadi. Rio tersenyum geli. Ify memang penuh kejutan.
Ify tak seperti yang diceritakan orang lain, termasuk Dea.
“AKU NGGAK MAU
BERMIMPI LAGI. NGGAK MAU BERANDAI-ANDAI LAGI. TAK MAU MENGENAL KATA ANDAIKAN.
AKU MAU BILA IA PUNYA RASA YANG SAMA. UDAH TERLALU LAMA AKU MEMENDAM SEMUANYA.
DAN KURASA ITU SUDAH CUKUP!!!” teriak Ify kencang sekali. Ia tak perduli bila
nanti dia yang ia maksud mendengarnya. Ify ingin berteriak. Ingin mengurangi
kepenatannya.
Rio terkejut
mendengar teriakan Ify. Gadis itu ternyata menyukai seseorang. Bila cerita Dea
dulu benar, berarti dia yang dimaksud Ify dalam teriakannya adalah dirinya.
Pasti tidak salah lagi. tapi kalau tidak?? Begitu pe-de kah dirinya
memproklamirkan bahwa dirinyalah orang yang dicintai Ify.
Rio kembali
memperhatikan Ify. Kini gadis itu sedikit menepi dan sedang berjongkok.
Sepertinya gadis itu sedang menuliskan sesuatu. Kaki telanjang gadis itu
menepak di pasiran pinggir pantai. Rio menghampiri gadis itu. feeling Rio
benar. Ify memang sedang menulis. Sebuah ranting kecil tersamatkan pada
jemarinya. Rio mengintip apa yang ditulis Ify. Dia kaget ternyata Dea tidak
sepenuhnya pembohong. Ternyata Ify benar-benar menyukai dirinya.
Tidak seperti dulu.
Dulu Rio merasa kesal saat mengetahui gadis itu menyukainya. Namun kini tidak.
Hatinya begitu senang dan serasa berbunga-bunga. Gadis manis itu masih
menyukainya walaupun dulu ia bertindak kejam terhadap gadis itu. Rio sangat
bersyukur atas itu. Karena Rio menyadari kalau hatinya memang telah jatuh cinta
kepada Ify sejak kejadian di kantin dulu itu. Saat Ify menumpahkan kuah bakso
ke bajunya. Kemudian cinta itu semakin utuh saat Rio memarahi Ify memakai
jaketnya. Saat ia melihat Ify menangis. Salah satu bentuk cintanya juga
terlihat jelas. Jelas, saat ia melihat Ify menangis. Ia tak bisa melihat gadis
itu menangis. Bentuk lainnya, ia memeluk gadis itu. Gadis pertama yang ia
peluk.
“Fy……” panggil Rio.
Ify terkejut dan
segera menghapus tulisan yang ia buat. Ia lupa kalau sekarang ia tidak
sendirian. Ia bersama Rio, orang yang ia sukai. Bagaimana bisa ia bertindak
seceroboh ini?? Bego, batin Ify.
“Maaf, Yo,” ucap
Ify dan menundukan kepalanya. “Maaf. Harusnya lo nggak ngeliat itu semua. Gue
sadar kalau gue nggak pantes untuk mempunyai rasa special ke lo. Tapi….gue udah
coba menghapus itu sejak dua tahun yang lalu, Yo. Gue udah usaha, namun
semuanya gagal. Maafin gue,” lanjut Ify.
Surprice bagi Rio.
Ternyata Ify menyukainya sudah lama. Menghapus sejak dua tahun lalu, berarti
Ify mencintainya telah lebih dari dua tahun. Rio terpana. Selama itu juga Rio
selalu menyakiti Ify. Rio merasa dirinya bodoh! Jelas-jelas dari dulu cinta
berada di dekatnya. Dia malah menjauhi cinta itu karena masalah gengsi. Begi,
tunding Rio untuk dirinya sendiri.
“Jangan minta maaf,
Fy. Gue yang harusnya minta maaf. Gue minta maaf karena selama ini tidak
bersahabat dengan lo. Gue minta maaf karena selalu menuduh lo yang nggak-nggak.
Padahal lo begitu baik. Yang paling penting, gue minta maaf karena terlalu
bodoh dan lama sekali untuk menyadari perasaan gue pada lo. Gue…bego karena percaya saja omongan
Dea yang semuanya sampah itu. Maafin gue,” pinta Rio dengan amat sangat dan
menatap Ify tepat di manic matanya.
Jadi Rio memiliki
perasaan yang sama dengannya?? Apa itu benar. “Tidak ada yang salah, Yo. Tidak
ada yang perlu dimaafkan dari lo. Tapi gue yang harusnya minta maaf, karena
udah punya rasa sama lo. Padahal gue tahu, lo pacarnya Dea,” ujar Ify.
“Itu dulu, Fy. Gue
tidak benar-benar mencintai Dea. Dea yang nembak gue, karena gue kasihan nolak
dia gue terima dan terus ngejalani hubungan sama dia. Sama dia gue terasa
hampa. Tidak kayak sama lo, Fy. Baru dua hari kita dekat, tapi gue merasa
sangat nyaman sama lo. Bersama lo gue merasa baik-baik saja. Apalagi lo begitu
baik sama Ray. Ray selalu cerita tentang lo,” balas Rio.
Ify terkesiap.
Ternyata itu rahasian dibalik hubungan Rio dan Dea. Rio hanya kasihan sama Dea.
Apa Rio juga hanya kasihan terhadap dirinya?? Apa benar seperti itu??
“Apa lo kasihan
juga sama gue?? Kasihan sama gadis menyedihkan kayak gue. Gadis yang udah
mencintai elo sama tiga tahu lebih. Apa
seperti itu?? Kalau iya, gue nggak mau lo sama gue. Cinta gue nggak perlu lo
kasihanin. Biarlah seperti apa adanya,” seru Ify sedikit meninggi.
Rio tertegun. Ia
tidak merasa kasihan kepada Ify. Ia benar-benar sudah jatuh cinta kepada
gadis itu. Cinta! Bukan kasihan.
“Jangan kasihanin
gue, Yo!” gumam Ify.
Rio segera meraih
Ify dalam lingkaran kedua lengannya yang kokoh. Ia tak mau kalau Ify salah
sangka. Ia tak mau Ify semakin terperosok dalam kesalahpahaman. Tidak mau. Ia
mencintai Ify. Hanya Ify.
“Gue cinta sama lo,
Fy. Gue baru sadar dua hari yang lalu. Asal lo tahu, gue selalu mimpi ada gadis
yang bilang ‘Lo nggak ngeliat gue, io ?? Gue selalu nunggu elo. Kenapa elo
sama Dea?’. Gue rasa itu hati gue yang ingetin, kalau hati gue udah jatuh cinta
sama gadis lain. Dan gadis lain itu elo. Gue yakin, Fy. Gue aja yang bego!
Maafin gue, Fy. Gue benar-benar sayang sama lo. Benar-benar cinta sama lo,”
ucap Rio.
Rio merasakan Ify
terdiam. Gadis itu mungkin tak percaya. Tapi Rio ingin Ify percaya kalau dia
benar-benar mencintai Ify. Memang terlalu cepat. Tapi itu memang benar.
“Ify…..gue sayang sama
lo….”bisik Rio.
Ify menangis. Ia
mendengar kata-kata yang selalu dalam pengandaiannya dalam mimpinya. “Gue juga
sayang sama lo, Rio,” balas Ify lirih.
Namun Rio dapat
mendengarnya. Ia semakin memeluk Ify. Hari ini begitu indah. Untuknya dan untuk
Ify. Dia tidak merasa malu karena Ify. “Bagaimana dengan Dea, Yo?” tanya Ify.
“Nggak usah khawatir.
Gue udah nggak ada hubungan apa-apa dengannya. Gue sama dia udah putus,” jawab
Rio dan kemudian memeluk Ify lagi dan melepaskannya. Di pandanginya gadis yang
ia cintai itu.
“Kapan?” tanya Ify.
“Sebelum gue jemput elo.
Gue udah bilang yang semuanya. Bahkan dia mentertawai gue. Mengatakan gue bego.
Ternyata Dea hanya mau uang gue. Pantes saja dulu dia maunya pergi shopping
mulu,” jawab Rio.
Ify merasa kasihan
kepada Rio. Pemuda manis itu terjebak dalam cinta yang salah. “Jangan natap gue
kasihan gitu, Fy. Gue juga nggak begitu perduli dengan Dea. Udah….gue dulu
sering jalan sama Dea karena gue kesepian aja,” ucap Rio.
“Maafin gue,” ucap Ify.
Rio mengeleng-geleng,
gadis ini selalu meminta maaf. Lalu tersenyum. “Nggak apa-apa. Yang penting lo
selalu dalam hidup gue. Hidupnya Mario,” ucap Rio dan kemudian mengacak-ngacak
puncak kepala Ify.
“Gue memiliki perasaan
yang sama dengan lo, Fy,” bisik Rio lembut. Ify mengangguk. “Ayo, kita jemput
trio bocah. Sudah setengah lima,” ajak Rio.
Ify mengangguk. Lalu ia
mengambil sepatu dan tasnya dan bersama Rio mereka menuju tempat parkir motor
Rio.
*****************
BERSAMBUNG.....
0 comments:
Posting Komentar