Sebel-Sebel juga Cinta Part 9
“Riiooooo….!!!! Lo jahil banget
sih!!!!!” teriak seorang gadis sambil berlari mengejar Rio. Yang dikejar hanya
cengar-cengir doang.
Seluruh penghuni koridor sekolah
terperangah melihat tontonan baru mereka. Kalau artis pada istirahat pertama
ini adalah Rio dan Ify, itu udah hal biasa dan memang terkenal dengan sebutan
RiFy. Tapi kali ini berbeda. Pemain drama kacangan pada istirahat pertama ini
adalah Mario Stevano dan Dea Christa Amanda. Jelas saja ini membuat semua warga
sekolah terperangah bin cengo binti nggak percaya!!! Masalahnya, kok bisa???
“Kejar gue dulu, De. Kalo dapat, gue
nggak bakalan gangguin elo lagi, cantik!!” seru Rio.
Wajah Dea memerah. Siapa sih yang
nggak merona kalau dipuji sama Rio. Secara Mario Stevano gitu yang muji. Bukan
Rio yang nama aslinya Superioman si Tukang Es Dogan di depan sekolah. Ngotot
dipanggil Rio, katanya sih biar keren kayak Mario Stevano, bintangnya Global
Nusantara International Senior High School, sekolah tempat ia berjualan.
“Awas ya, Rio!!!” balas Dea lalu
kembali mengejar Rio.
Kasak-kusuk mulai terdengar di penjuru
koridor. Ini benar-benar membangkitkan biang gossip sekolah. Lihat saja si
Vanya, udah mulai berbisik kepada teman sebelahnya.
“Eh, coba liat deh, kok anak baru itu
bisa sedekat itu dengan Rio?” bisik anak yang berambut panjang.
“Iya ya? Memang cantik sih lebih dari
Ify. Seksi lagi. Tapi, gue pribadi lebih suka Ify yang deket sama Rio. Kalo
elo?” balas cewek yang satunya lagi, yang mengenakan bandana merah.
“Gue sih nggak rela dua-duanya, gue
pengennya Rio yang deket sama gue. Bayangin aja, Rio, Git, Rio. Lo nggak mau
apa deket sama salah satu pangeran sekolah.”
“Gue sih mau aja, tapi coba lo pikir
deh, Ik. Ngapain juga kita bermimpi apa yang nggak mungkin buat kita. Lebih
baik kita dukung orang yang kita anggap tepat tau. Gue suka liat Ify. Dia baik
kok, rame lagi anaknya. Tapi yang gue heran, kok bisa Dea gitu? Padahal gue
kangen banget liat Ify dan Rio berantem pagi-pagi. Lucu banget tau liat mereka.
Kayak anak kecil rebutan permen, tapi aslinya saling sayang. Sweet banget,”
ucap Gita dengan wajah sumringahnya.
Ify yang bersembunyi dibalik tiang di
pinggir koridor terperangah mendengar ocehan teman satu sekolahnya itu.
Diam-diam Ify mengintip siapa orang yang membicarakannya tadi. “Si Gita ya?
oh…,” gumam Ify. Ya, pada istirahat pertama ini, Ify memang mengikuti Rio dan
Dea, dia ingin melihat perkembangan yang terjadi dan benar sekali ternyata Rio
sudah move on.
Yeah, Rio move on dari menjahili
dirinya. Dan ini artinya dia bebas. Free!!! Freedom dong!!!
“Yes!!! Gue berhasil!!!!” seru Ify
girang dan dia berjalan keluar dari persembunyiannya. Semua mata tertuju pada
Ify. Ify maunya cuek aja tapi kok makin lama tatapan-tatapan itu makin intens.
Jadi gimana dong????
“Ify!!!” panggil Gita dengan begitu
semangat.
Ify berjalan mendekati Gita. “Kenapa,
Git?”
“Elo jangan sedih ya, Fy, gara-gara
Rio deket sama Dea. Tenang aja kok, gue tetap setuju kalo lo sama Rio. Gue kan
penggemar elo sama Rio, gue RFM. Rio Ify Maniacs,” ucap Gita.
Pernah liat bebek kena struk???
Kira-kira seperti itulah Ify sekarang. Dia cengo secengo-cengonya. Bola matanya
melebar dan ini apa-apaan sih. RFM?? Kok tiba-tiba ada RFM sih???!!!
“Kok bisa ada RFM sih?” tanya Ify
bingung.
“Kan kita sering liat elo sama Rio
berantem, Fy. Lo berdua itu sweet tau. Buat gue sama yang lain envy. Kapan sih
kalian berantem lagi?”
Ify melongo. Ternyata banyak yang
nonton gue sama Rio berantem, batin Ify.
“Gita bener lo, Fy. Walaupun gue
sejujurnya pengen dekat sama Rio, tapi gue lebih dukung elo dekat sama Rio.
Beneran, Fy! Suer dah. Kapan sih kalian dekat lagi?? Kalian itu kayak saling
benci, tapi sebenarnya saling sayang. Kenapa nggak jadian aja sih??”
“Iya, Fy. Gue setuju sama Oik.
Kita-kita ini RFM lho, Fy. Penggemar elo sama Rio. Sekali-kali buat hati RFM
senang dong. Kalian berantem lagi. Lucu tau. Apalagi kalo lo kejar-kejaran sama
Rio. Sweettt pake banget, Fy,” ujar cewek yang satunya lagi. Gadis berambut
panjang sepinggang dengan kacamata berbingkai menghiasi kedua bola matanya.
“Eh… nggak gitu, Shell. Mana ada sih
gue sama Rio sweet… Ngarang aja lo,” bantah Ify. Kok lama-lama dia takut ya?
“Apa perlu kami bilang juga sama Rio,
Fy? Kalo kita kangen sama Rio dan elo. Kangen liat kalian berantem pagi-pagi.
Lucu tau,” dukung yang satunya lagi.
Mama di mana sih????!!! Tolongin Ify
dong!!! Berhasil sih berhasil buat Rio dekat sama Dea. Tapi, kenapa harus ada
RFM sih di sekolahnya????!!!! Apalagi RFM itu Rio Ify Maniacs. Yang benar aja
dong. Orang berantem malah disukai. Lagian kan gue kan benci banget sama Rio.
Rio itu super nyebelin. Kalo dibuat list-nya, daftar dosa Rio itu banyak
banget.
Pertama, mencuri ciuman pertama pipi
gue.
Kedua, dia orang pertama yang meluk
gue.
Ketiga, gara-gara dia gue sering
diketawain warga sekolah.
Keempat, sepatu gue dibuat nangkring
di atap kelas.
Kelima, gara-gara Rio gue dihukum
dijemur di depan tiang bendera, walaupun bareng dia. Tapi tetap aja itu salah
Rio!!!
Keenam, mempermalukan gue dan mama di
depan orang banyak.
Ketujuh, mencuri ciuman kedua pipi
gue.
Kedelapan, maling peluk lagi.
Kesembilan, merusak hari-hari gue.
Kesepuluh, gara-gara dia nggak bisa
dekat sama Debo.
Kesebelas, gara-gara dia sekarang gue
jadi calon tunangannya.
Arrrrgghhhhhh….. pokoknya banyak
banget kesalahan Rio sama gue. Ditambah lagi gara-gara dia muncul dengan
tiba-tiba RFM. Rio benar-benar bencana hidup gue, batin Ify kesal.
“Fy… Ify… woi Ify!!!” panggil Gita.
“Eh… kenapa?” tanya Ify bingung.
“Haruskah kami bilang sama Dea jangan
dekat-dekat dengan Rio?” tanya Gita mewakili yang lain.
Ify langsung menggeleng tegas.
“Jangan… jangan… biarin aja mereka. Oh iya, gue ke kantin dulu ya. Laper
banget!!!!” pamit Ify buru-buru. Dia merasa merinding dengan teman-temannya itu
yang sekarang menjelma menjadi RFM. Lebih baik ke kantin. Memesan semua makanan
kesukaan sebagai rasa suka cita karena bisa lepas dari Rio. Yeah!!!!
**************
Ify berjalan dengan wajah sumringah
menuju meja yang dihuni oleh ketiga sahabatnya dengan satu nampan berukuran
sedang yang berisi berbagai makanan. Sepertinya niat banget Ify untuk merayakan
keberhasilannya. Lihat saja isi nampan itu. Semangkuk mie ayam, semangkuk
bakso, satu bungkus permen yupi, dua Pop Ice melon, dan satu bungkus chitato.
Yang jadi masalah sekarang, apa Ify beneran sanggup menghabiskannya????!!!
Badan kecil juga gitu.
Dalam perjalanan menuju meja itu, Ify
mendengar celotehan yang membuatnya seketika naik darah. Apa-apaan sih tuh
orang ngegosipin dia yang nggak-nggak.
“Ssttt… coba liat tuh si Ify. Kayaknya
dia stress deh karena Rio lebih dekat dengan Dea bukan dia lagi. Pesanannya aja
banyak banget. Benar-benar stress tuh orang,” ucap gadis yang berambut sedikit
ikal.
Ify benar-benar kesal dengan orang
seperti ini. Bisa nggak sih nggak nyampurin urusan orang??? Bisa juga nggak
sih, nggak ngejudge dia sembarangan??? Apa nggak ada gossip lain yang lebih
heboh ketimbang dia???!!! Ify benar-benar mau menelan orang itu.
adfhhdajkejckckuek@@%%%!!!!
Dengan pura-pura sok cool dan sok cuek
Ify tetap melenggang menuju meja yang dihuni oleh Via, Agni, dan Shilla.
“Gue dateng!!!!” seru Ify tiba-tiba
sambil meletakkan nampannya.
“Itu pesanan lo semua, Fy?” tanya Agni
dengan tampang tidak percaya. Itu makanan bukan jumlah yang sedikit.
Dengan tersenyum penuh kelembutan, Ify
mengangguk dengan tampang tidak bersalah dan wajahnya kalem, sangat kalem.
Via hampir kejang-kejang. Baru pertama
kali ini dia melihat Ify memesan makanan di kantin sebanyak itu.
“Elo beneran patah hati dan cemburu
ya, Fy? Sampai segitunya elo mesan makanan?” tanya Shilla.
Dahi Ify berlipat kesal. Kok semua
orang ngira dia itu patah hati dan cemburu sih????!!!! Memangnya ada
tanda-tanda kalau dia cemburu??? Come on dong, masa tampang bahagia kayak gue
dibilang patah hati, batin Ify.
“Jangan gini dong, Fy. Kemarin elo
bilang nggak cemburu, tapi sekarang malah stress gini. Ke mana Ify yang dulu
sih???!!!” kali ini Via yang berbicara.
“Lo berdua mikir ke situ terus sih???”
Ify menunjuk Via dan Shilla, “gue itu nggak patah hati tau!! Gue lagi bahagia
penuh suka cita karena misi gue berhasil!!!!”
“HAH????!!!”
“Iya, berhasil. Makanya gue pesan
semua makanan kesukaan gue. Lo berdua nggak care banget. Gue mau bagi sama Agni
aja deh.”
“Beneran, Fy? Gue minta mie ayam lo
deh, gue laper banget,” ucap Agni langsung. Dapat rezeki siapa sih mau nolak???
“Silakan, Ag. Kita pesta berdua aja.
Nggak usah ajak Via sama Shilla. Nih ambil,” ujar Ify sambil memindahkan
mangkuk mie ayamnya ke hadapan Agni.
“Makasih Ify, cantik,” ucap Agni.
“Gue memang cantik sih, Ag,” balas
Ify.
“Misi lo berhasil??” ulang Via yang
baru sadar dari keterpanaannya.
Ify memutar bola matanya. “Iya dong,
Fy. Gue bebas. Bebas. Free. Lo tau nggak rasanya free itu gimana??? Gue siap
berburu cinta gue,” ujar Ify penuh semangat.
“Berburu cinta elo?”
“Iya dong. Gue kan sukanya sama si
Debo. Duhh… dia ganteng banget!!! Keren lagi. Gue suka!!!” cerocos Ify.
“Debo kelas XI IPA 6?” tanya Shilla.
“Ya dong. Debo yang itu, memang Debo
yang mana. Debo mah nggak pasaran, nggak kayak Rio. Namanya aja mirip sama
mamang-mamang penjual es di depan sekolah,” jawab Ify dan terkikik geli. Dia
teringat saat perseteruan Rio dengan ‘Rio’ abal itu.
“Ciiieeee… Ify… sama Debo sekarang???
Gue dukung elo, Fy. 100 persen, bila perlu 1000 persen dah!!!” seru Agni
semangat.
“Kita berdua join banget, Ag. Kalo
gitu gue kasih elo Pop Ice gue,” balas Ify.
Shilla dan Via menatap Ify dan Agni
dengan tampang bingung. Kok bisa ya gini???
“Terserah elo berdua deh. Besok gue
sama Shilla bakalan traktir elo berdua makan di kantin sepuasnya, karena kita
bakalan jadian,” ucap Via.
Ify mencibir. “Terserah deh. Nggak
takut rugi jadian sama the viper??”
“Elo nanti yang rugi nggak sama
Rio!!!!” seru Shilla.
“Bodoh amat!!! Wleeek!!!” balas Ify.
“Enak banget ya, Ag!!!” seru Ify sambil menikmati baksonya. Nggak mau melihat
ke arah Via dan Shilla. Pasti kalo diladenin bilangin dia sama Rio melulu!!!
Nggak mau!!!!
*****************
Saat ini Rio, Cakka, Gabriel, dan
Alvin sedang duduk-duduk di bawah pohon di taman belakang sekolah.
Menghilangkan rasa lelah sejenak di bawah pohon rindang memang hal yang sangat
menyenangkan.
“Elo tadi ngapain kejar-kejaran sama
Dea, Yo?” tanya Gabriel membuka percakapan di antara mereka.
Rio yang sendari tadi menatap ke langit
luas menoleh ke arah Gabriel. “Gue bercanda doang sama dia. Kan mau PDKT,”
jawab Rio. “Memang kenapa, Yel?”
Gabriel menggeleng-gelengkan kepala.
“Nggak, Yo. Gue ngerasa ada yang nggak beres sama Ify. Terus gue aneh juga nih,
tiba-tiba Dea langsung deket aja sama lo.”
Rio tercenung tampak berpikir,
kayaknya benar Gabriel. Memang ada yag aneh dari Ify.
“Yeessss!!!! Besok gue jadian!!!!”
seru Alvin tiba-tiba.
Langsung saja Gabriel, Rio, dan Cakka
menoleh ke arah Alvin. Kaget dong tiba-tiba Alvin berteriak gitu.
“Jadian sama siapa lo, Vin?” tanya
Cakka.
Wajah Alvin benar-benar sumringah,
seperti dipenuhi benih-benih cinta lope-lope di udara. “Gue jadian sama Shilla
dong besok!!! Assyiiikk… Shilla SMS gue, dia bilang Ify udah ngebolehin dia
jadian sama gue karena Ify bilang misinya udah berhasil,” jawab Alvin.
“Jadi gue juga bisa dong, gue mau SMS
Via sekarang juga,” ucap Gabriel dan mengambil segera handphone-nya.
Rio tampak tercenung, misi Ify? Memang
Ify punya misi apaan sih?? Tanya Rio dalam hati.
“Kalo lo berdua jadian, ngenes banget
nasib kita, Yo,” ucap Cakka lesu.
Rio mencibir. “Sorry-sorry aja y ague
ngenes, Kka. Ify mah calon tunangan gue,” ujar Rio kalem.
Seketika mata Cakka membola. “Calon
tunangan elo??? Kok bisa, Yo???” tanya Cakka tidak selow.
“Lo mau tau aja. Gue mau cari Ify
dulu,” jawab Rio dan segera menuju ke kelas.
“Woii… Rio lo cerita kek!!!” teriak
Cakka. Namun sayang Rio tidak peduli sama sekali. “Gue ngenes sendiri,” gumam
Cakka dan melihat Alvin dan Gabriel yang sekarang sedang senyum-senyum sambil
ber-sms ria.
“Cinta nggak adil, woii!!!!!!!” jerit
Cakka dalam hati.
***************
Ify lagi asyik-asyiknya mengunyah Yupi
sambil menulis persiapan terakhir untuk acara besok. Tiba-tiba Dea
mendatanginya dengan menampilkan seulas senyum bahagia.
“Elo kenapa, De?” tanya Ify ketika dia
menyadari ada seseorang yang mendekatinya dan saat mengangkat wajahnya,
ternyata Dea yang datang menemuinya.
“Ify lo tau nggak, gue seneng banget tahu bisa
dekat sama Rio. Makasih banyak, lho!!!!!” seru Dea tertahan dan duduk di
sebelah Ify.
“Deket gimana?” tanya Ify pura-pura
tidak tahu, padahal kan……….
“Rio ngetraktir gue makan di
kantin!!!! Terus, kita kejar-kejaran di koridor sekolah. Dan yang gue nggak
nyangka, Rio bilang gue cantik. Aduh Ify!!!! Gue mimpi apa semalam,” jawab Dea
dengan wajah memerah.
Makan di kantin? Perasaaan tadi nggak
ada deh Rio sama Dea, batin Ify. “Ciieeee yang dibilang cantik. Eh, memang
kapan elo ke kantin bareng Rio?”
“Pagi tadi sebelum bel sih, Fy. Lo
ngerjain apaan lagi, Fy?” tanya Dea dengan mengamati kertas yang ditulis Ify.
“Persiapan terakhir untuk acara besok
sih, cuma absen kita sama daftar barang-barang doang.”
Dea mengangguk. “Besok dari pagi
dong?”
“Iya. Gue, elo, sama Rio dari pagi
harus stay di sini, kan ini bagian team kita. Terus ada beberapa yang bantuin,
kayak Via, Agni, Alvin, sama Cakka, Dayat, Zahra, juga ikutan kok.”
“Besok gue bawa payung boleh nggak?
Masa gue panas-panasan di jalanan?”
Ify melengos. “Terserah lo aja sih,
De. Mau bawa nggak apa-apa. Palingan nanti gue nebeng payung lo, kan gue nggak
mau itam kayak Rio jelek!”
“Rio jelek?” tanya Dea.
Ify mengangguk untuk mengiyakan.
“Rio ganteng tau, Fy!! Dia buat gue
aja ya?”
“Ambil aja, De. Ambil. Gratis kok.
Bila perlu bonusnya juga lo ambil!!!”
Dahi Dea mengerenyit. “Bonus?? Memang
Rio sabun cuci, beli dua gratis satu.”
Ify tertawa ngakak. “Rio memang bukan
sabun cuci sih, De. Tapi maksud gue, Mamang Rio di depan sekolah yang jualan es
dogan boleh juga lo ambil sebagai bonusnya!!!” huahahhaa…
“Jahat amat lo, Fy!! Kalo Rio itu buat lo aja!!!
“Elo!!!”
“Elo!!”
“Kan yang naksir Rio elo bukan gue.
Jadi Rio itu buat elo aja. Candangan, De.”
“Issshh…. Ify,” rajuk Dea.
“Woi-woi ngapain elo memperebutkan
gue?” tanya Rio yang datang tiba-tiba.
Dea dan Ify langsung menangkap sosok
Rio yang baru saja datang menghampiri mereka. “Hai, Rio!” sapa Dea.
Bukannya menyapa Ify mencibir ke arah
Rio. “Memperebutkan elo??? Mimpi aja lo sono!! Ogah banget gue memperebutkan
elo. Elo itu jelek tau. Dasar itam cungkring titisan buto item. Wleeekkk!!!”
Dea menatap Ify heran.
“Daripada elo, udah cungkring juga,
behelan lagi. Lo pikir gigi elo emas, mau dipagerin segala. Giginya Omas yang
emas aja nggak dipagerin. Elo lebay!!!” balas Rio tak mau kalah.
“Elo itu lebay alay upay lagi. Tripel wai.”
“Lo jelek!!!”
“Lo item!!!”
“Lo alien!!!”
“Lo cungkring!!!”
“Stres!!!”
“Lebay!!!”
“Alay lo!!!”
“Upay lo!!!”
Rio tertawa pelan. Ternyata berantem
dengan Ify seperti ini membuatnya kangen. Apalagi ekspresi wajah Ify seperti
ini. Beda dari yang lain.
“Kenapa lo ketawa???”
“Habis elo lucu sih!!!”
“Guuuueeeee bukan badut, Rio!!!!!!!!!”
jerit Ify kesal. Lalu menulis kembali daripada ngeladeni Rio.
Sreeettt…. Kini pena Ify telah berada
digenggaman Rio.
Dengan wajah merah karena kesal,
“BALIKIN JELEKKKKK!!!!!!!!!” teriak Ify kesal.
“Kejar gue dulu, baru gue kasih, Ify
Sayang!!!!!” balas Rio dan kabur ke lapangan. Dengan cepat Ify mengejar Rio.
Sementara Dea terpaku. Ternyata
kedekatan Rio dan Ify tidak sesederhana yang ia kira. Tapi kenapa Ify
seolah-olah ngedukung dia buat dekat dengan Rio??? Entahlah Dea tak tahu. Lalu
dia mengambil pena di saku rok-nya dan melanjutkan tugas Ify.
***********
“Bisa nggak sih elo nggak buat gue
susah???” tanya Ify kesal. Kini mereka sedang berada di lapangan utama GNISHS.
“Kalo lo susah gue seneng,” jawab Rio
pendek.
Ify menghentak-hentakkan kakinya
kesal. “Lo itu ya…..Bisa nggak sih buat gue seneng dikit?”
“Bisa kok, apa sih yang nggak buat
elo, Fy,” ujar Rio kalem. “Lo mau apa?”
“Gue pengen elo kena sial, dengan
begitu gue senang.”
Rio melongo. Hebat benar si Ify!!! Gue
sial, dia senang, ini nggak bisa dibiarkan!!! Batin Rio. Rio memajukan
langkahnya untuk mendekati Ify.
Ify merinding sendiri saat Rio mulai
mendekat. “Mau apa lo?”
Rio semakin mendekat saja dan Ify
otomatis mundur. Saat Rio dan Ify benar-benar hampir dekat……..
“CCCCIIIIEEEEEE RRIIIIFFFYYYY!!!!
WOOOIII ADA RIIFFFFYYYYY!!!!!” seru seseorang.
Lantas Ify langsung mencari sumber
suara dan Rio mengikuti apa yang Ify lakukan.
“Mana-mana RiFy????? RiFy moment lagi
ya?? Ya aaammpuunn!!!! Baru pagi tadi galau, sekarang udah ada moment RiFy!!!
We love you RiFy!!!!” seru Gita.
Ify kenal Gita. Beneran. Setahu dia
Gita gadis pendiam aja dan ternyata dia benar-benar jadi RFM kayaknya!!!!
“Lucu banget mereka!!! Woi Rio, kejar
Ify terus, Bro. Gue dukung elo. Eh, maksudnya semua RFM dukung elo ngejar Ify.
Taklukan Ify!!!” seru seorang laki-laki yang seumuran dengan Rio. Rio mengamati
laki-laki itu, nggak asing. Tapi siapa ya???
Rio tampak berpikir, ucapan
teman-teman satu sekolahnya tentang RiFy terus menggema. Tapi, kalo RiFy, Rio
udah tau. Karena julukan itu udah lama. Terus, Bu Winda sering manggil dia
RiFy. Yang baru itu RFM. RFM itu apaan sih???
“Kapan sih lo sama Ify jadian, Yo???
Kita nungguin tau. Rio Ify Maniacs selalu menanti!!!” seru laki-laki yang tadi.
Alis Rio terangkat sebelah. Jadian
sama Ify??? Tunangan langsung, Bro, jawab Rio dalam hati. Lalu ekor matanya
melirik Ify yang kini pucat pasi. Ah…. Langsung saja sebuah ide mengalir di
otak ‘cemerlang’ Rio. Cemerlangnya perlu pake tanda kutip.
“Do’ain aja, Ky. Secepat mungkin gue
bakalan jadian sama Ify. Lo sama RFM do’ain aja, Bro!!!!” balas Rio. Dia sudah
ingat dengan laki-laki itu. Dia adalah Rizky, teman satu ekstrakulikulernya.
“KKKKYAAAAAAAA!!!!! Lo suka kalau ada
RFM, Yo???!!!!” kali ini seorang gadis berkacamata berteriak dari koridor.
“YOOOIIII, SISTA. GUE SENENG, RFM ADA
BUAT DUKUNG GUE SAMA IFY. LOVE BUAT ELO SEMUA!!!!” balas Rio dengan berteriak.
Ify benar-benar mati kutu. Diam-diam,
dia melirik Rio. Kenapa bisa sih Rio menanggapi RFM sedemikian rupa??? Kok bisa
ya???? Kenapa Rio nggak marah-marah aja???? Kan dengan begitu… entahlah…
“Jadi, Fy. Apa elo siap ngabulin
permintaan mereka buat kita jadian?” bisik Rio.
Tanpa sadar Ify melompat dua langkah
belakang saat Rio berbisik kepadanya. Dia benar-benar kaget. “Gue sama Rio
jadian?” gumam Ify.
“Gimana, Fy? Tapi menurut gue sih
nggak perlu, karena kita bentar lagi tunangan!!!!” ujar Rio lagi.
“NGGAK!!!!!” teriak Ify tiba-tiba.
Seketika seluruh suasana ribut tadi
menjadi hening.
“Nggak apanya? Nggak mau lebih lama
nunggu lagi buat kita tunangan?”
Ify menggeleng cepat-cepat. “Gue nggak
mau sama elo!!! Nggak akan!!! Elo sama Dea aja. Nanti gue jadi ektua RiDe, Rio
Dea.”
“Tapi gue lebih suka RFM, gimana
dong?”
Ify semakin menggeleng.
“HUUUUUAAAAAAA…… VIA, AGNI, SHILLAA!!!! TOLONGIN GUE!!!! INI MAH BUKANNYA
BERHASIL TAPI GAGAL TOTAL!!!!!” seru Ify dan berlari menuju kelas. Dia
benar-benar bisa gila kalau menghadapi Rio seperti ini terus.
“Ify kenapa, Yo?” tanya Rizky yang
berjalan mendekati Rio.
“Biasa, Bro. Gue ngejar Ify dulu ya,”
jawab Rio sekaligus berpamitan. Sebelum dia benar-benar menghilang untuk
mengejar Ify, Rio masih sempat-sempatnya berteriak. “NANTI WAKTU GUE SAMA IFY
JADIAN, ELO SEMUA HARUS ADA BUAT MENYAKSIKAN YA!!!!!!”
Dasar Rio sinting!!! Bisa-bisanya
pemuda itu berkata seperti itu. Apa dia tidak sadar kalau itu norak!!!!!! Kalau
Ify sampai tahu… bagaimana reaksi gadis manis itu??? Membayangkannya membuat
Rio tertawa ngakak. Memang Ify kalah cantik dari Dea. Nggak seksi dari Dea.
Tapi… hanya Ify yang bisa membuat dia benar-benar merasakan hal-hal seperti ini.
Hanya Ify yang benar-benar membuatnya bisa tertawa lepas.
BERSAMBUNG...
6 comments:
Kak ini harus lanjut sekarang! Buruan!! Aaaa gue suka banget sama yg ini. Cihuuuyyy deh! Buruan kak!!
ditunggu kelanjutan cerbung-cerbungnyaa kak :D
Kerennnnnnnn pake banget^^ dilanjut yaaa
lanjut dong ka. sm lovely maidnya yaa
OMG ceritanya makin-makin kerennn...
AAAAA ditunggu kelanjutannya ya!!!!
Lanjut kakak!!! 😉
Posting Komentar