Cinta Gue itu, Elo!! Part 12
Kalau semuanya itu adalah
kebenarnya. Kenapa harus disembunyikan??
Saat ini, Ify,
Via, Agni dan Shilla serta Gabriel, Rio, Alvin dan Cakka sedang menikmati waktu
senggang mereka di kantin. Warga GNIHS sudah tidak heran dengan pemandangan
seperti ini. Sepertinya memang ada apa-apa di antara mereka berdelapan. Mereka
juga yakin kalau salah satu dari keempat cewek di sana adalah pacarnya Mario
Stevano. Tapi belum ada bukti yang mendukung, jadi mereka diam saja.
“Ini tiket buat
lo, Yel, Vin,” ucap Rio dan menyodorkan dua lembar kertas berwarna biru.
“Konser lo yang
ketiga?? Makin maju aja lo, Bro,” balas Gabriel sambil menerima tiket tersebut.
Lalu ia bertos ria dengan Rio.
“Makasih, Yo. Gue
doa’in deh lo bakal makin terkenal. Tapi lo jangan minta gue balesin mention lo
lagi. Bosen,” kali ini Alvin yang berucap. Mendengar kata mention, Shilla
langsung connect. Dikate internet??
“Alvin balesin
mention Rio?? Jangan-jangan yang balesin mention gue selama ini elo, Vin?”
tanya Shilla dengan tampang penuh selidik.
Alvin mengangguk.
“Memang gue. Siapa lagi. Rio? Ngimpi lo selama ini. Ngomong-ngomong, Shill.
Karena itu juga lo jadi sukanya sama gue,” ucap Alvin yang langsung dihadiahi
pukulan di lengan kirinya.
“Enak aja!!!”
balas Shilla. “Apaan sih lo, Yo. Masa orang lain yang balesin mention lo,”
protes Shilla ke Rio.
“Terserah gue,”
balas Rio pendek. “Ini buat lo, Kka. Dan ini untuk Agni,” ujar Rio dan kembali
memberikan dua tiket berwarna biru lagi.
“Kok gue nggak
dapet?” tanya Shilla dan Via barengan.
“Lo berdua sama
pacar lo masing-masing. Cakka sama Agni kan nggak pacaran, mungkin-mungkin aja
gengsi kalo tiketnya gue samain, lebih baik beda. Mencegah perang dunia,” jawab
Rio pendek.
“Kurang asem lo,
Yo. Agni-nya aja yang sok ogah sama gue. Padahal tiap malem mimpiin gue mulu.
Terus bilang, abang Cakka ganteng banget mirip Justin Bieber,” ujar Cakka dan
dihadiahi toyoran gratis dari Agni.
“Lo yang ngimpi!!
Dasar Cakdut. Geer lo selangit,” balas Agni.
“Buat Ify mana,
Yo?” Via yang bertanya. Ia tidak perduli dengan keributan yang dibuat Agni dan
Cakka.
“Mau tau aja lo,
special dong,” jawab Rio dan membuat wajah Ify bersemu merah. “Jangan lupa
dateng. Itu konser besok,” lanjut Rio lagi.
“Tenang aja, Bro.
Apa sih yang nggak buat, Ayang Io,” ucap Alvin dengan gaya Alvina. Nama Alvin
kalau malam-malam ganti Alvina (?).
“Idih….pacar lo
tuh, Shill. Perlu dipertanyakan keasilannya,” celetuk Ify dan menunjuk Alvin.
“Kalo nggak asli,
gue buang dah, Fy,” balas Shilla asal.
“Tuh, Vin. Lo mau
dibuang. Kalo Alvin sih buang aja di pembuangan sampah di belokan kiri ujung
sekolah, Shill. Pasti ada yang mungut ntar,” tambah Cakka.
“Lo kira gue
sampah!! Dasar Cakdut,” balas Alvin kesal.
***************
Gedung tempat Rio
konser memang begitu megah. Sepertinya konser ini memang menunjukan siapa Mario
Stevano sekarang ini. Gedung itu besar dengan panggung megah sebagai sorotan
utamanya. Dekorasi gedung ini minimalis tapi mampu memberikan kesan mewah.
Saat ini Via,
Ify, Agni dan Shilla sudah duduk di meja yang telah tersedia. Di meja sebelah
mereka terlihat Alvin, Cakka dan Gabriel yang melihat Rio sedang performs solo
dengan gitarnya. Mereka duduk terpisah, karena mejanya memang hanya terdiri
dari empat kursi.
Ify hanya mampu
melihat Rio dengan penuh kekaguman. Laki-laki itu sangat tampan malam ini,
dengan busana abu-abu yang melekat pada dirinya. Ify sendiri mengenakan dress
berwara putih selutut dengan hiasan yang berbentuk diagonal pada bagian kiri
lengan baju tersebut. Hiasan itu berupa bunga-bunga, tapi ntah kenapa berwarna
hitam. Namun, cukup indah.
Tak terasa Rio
telah menyanyikan sebanyak tujuh lagu. Rio memang benar-benar seorang bintang.
Ia memang paling pantes menjadi seorang penyanyi. Auranya sebagai penyanyi
begitu kuat, mampu membius berjuta-juta orang dengan sekali mendengar suaranya.
Lirik terakhir
lagu Anugrah Terindah yang Pernah Kumiliki berakhir. Rio segera ke belakang
panggung. Terdengar teriakan histeris
dari fans-fans Rio yang begitu membeludak. Ify merasakan seseorang
menyikut lengannya.
“Lo nggak
cemburu, Fy?” tanya Via dengan suara yang diperbesar takut tidak terdengar
karena kehebohan yang diciptakan para RISE.
“Apa yang harus
dicemburuin?” tanya Ify balik. Via menjawabnya dengan menunjuk fans-fans Rio
yang terus meneriaki nama Rio.
“Oh itu, konyol
lagi kalau gue cemburu gara-gara hal bodoh gitu,” jawab Ify.
“Hei lihat tuh,
ada Dea di panggung. Ternyata dia jadi bintang tamu,” ujar Shilla. Hal ini
menganggetkan Ify dan Via.
“Nenek lampir
itu. Idih…..bisa-bisanya dia di sini,” ucap Via kesal. Dia masih ingat dengan
apa yang dilakukan Dea pada mereka berdua waktu itu.
“Suaranya nggak
bagus-bagus amat,” celetuk Agni. Shilla dan Via mengangguk setuju. Ify sendiri
hanya melihat Dea yang terus bernyanyi. Ia kembali membandingkan dirinya dengan
Dea. Ia kalah cantik? Jelas!! Dea penyanyi. Dia siswi biasa. Jangan-jangan Rio
memang ada apa-apanya sama Dea?? Hati Ify menjadi ragu. Kenapa juga harus ada
Dea di konser Rio ini??
Sebersit rasa
khawatir menyelinap dalam hatinya. Hei Ify nggak lo nggak perlu cemas gitu,
hibur Ify pada hatinya sendiri.
“Oke guys, ini
penampilan terakhir dari bintang malam ini. Ayo kita sambut, Mario Stevano…..”
ucap MC acara ini heboh.
Kemudian sosok
Rio muncul di atas panggung. Pemuda itu tidak langsung bernyanyi seperti yang
tadi-tadi. “Oke guys, pertama gue mau ucapin terima kasih buat yang udah dukung
gue selama ini. Tanpa kalian gue nggak bakal sampai seperti ini. Buat RISE,
tetap jadi RISE ya. Gue bangga punya kalian,” ucap Rio sambil tersenyum lebar.
“Penampilan terakhir gue, gue bakalan duet sama seseorang yang paling special
dalam hidup gue. Yang terus mensupport gue selama ini. Yang selalu pengertian
sama gue dan maaf karena pernah buat lo sedih. Dan terima kasih untuk
kepercayaan yang lo kasih selama ini,” tambah Rio.
“DEEEEAAAAAAaaaa…………DDDEEEEAAAAAA………….”
teriak penonton heboh. Rio sendiri hanya tersenyum lebar menanggapinya.
“Alyssa Saufika
Umari please nyanyi bareng gue,” ucap Rio dengan microphone-nya. Sontak suasana
menjadi hening. Siapa Alyssa Saufika Umari itu??
**************
Ify tersentak kaget
saat mendengar kalimat-kalimat itu meluncur dari seorang Mario Stevano. Ia
tidak salah dengar?? Rio meminta dirinya untuk berduet?? Yang benar saja.
Bagaimana bisa?? Ify masih kaget. Ia merasakan Agni menyikut lengannya.
“Woi Alyssa Saufika Umari lo dipanggil
tuh,” teriak Agni di telinga Ify.
Ify kaget. “Hah Gue?? Dipanggil
siapa?” tanya Ify pura-pura tidak tahu. kali-kali saja ia salah dengar tadi.
“Aduh Ify, itu Rio udah nunggu
lo di panggung,” Keluh Shilla tertahan.
“Cepetan Ify. Lo mau ngeliat Rio
kayak gitu,” ucap Via, ia segera berdiri dan menarik tangan Ify.
“Tapi, Vi. Gue nggak bisa
nyanyi,” protes Ify.
“Heh?!! Siapa yang bilang lo
nggak bisa?? Lo-nya aja yang jarang nyanyi. Cepet maju, kasihan tuh pacar lo,” omel
Via dan mendorong tubuh Ify ke depan supaya berjalan dan dia kembali duduk.
“Alyssa, please,” ucap Rio lagi.
Akhirnya Ify membawa langkahnya
ke atas panggung. Sorotan lampu terus menyinari setiap langkahnya hingga ia
kini berdiri di depan Mario Stevano.
“Gue takut, Iyo,” bisik Ify.
Ingin sekali Rio memeluk
kekasihnya ini. “Nggak apa-apa kok, Fy. Ada gue,” ucap Rio. Tanpa sadar Ify
mengangguk.
“Jadi, gue mau kita duet bawakan
lagu Ku Ingin Slmanya. Lo bisa piano-nya kan, Fy?” tanya Rio. Ify mengangguk
dan segera menghampiri piano yang berada di sebelah kanan panggung diikuti yang
berada di belakangnya.
Saat ini Ify sudah siap di depan
pianonya, Rio sendiri sudah berdiri di sebelah kiri Ify. “Mulai, Fy. Nanti lo
nyanyi juga,” bisik Rio.
“Iya, Iyo,” balas Ify berbisik.
Suasana konser semakin sunyi lagi. Kedekatan kedua remaja itu membingungkan
fans-fans Rio.
Jemari lentik Ify mulai bermain
di tuts-tuts putih itu. Alunan intro lagu Kuingin Slamanya mulai mengalun.
Semuanya terhipnotis dengan permainan piano Ify.
Rio pun mulai bernyanyi.
-Rio-
Cinta
adalah misteri dalam hidupku
Yang tak pernah ku tahu akhirnya
Yang tak pernah ku tahu akhirnya
-Rio-
Namun tak seperti cintaku pada dirimu
Yang harus tergenapi dalam kisah hidupku
Namun tak seperti cintaku pada dirimu
Yang harus tergenapi dalam kisah hidupku
-Rio-
Ku ingin slamanya…
Ku ingin slamanya…
Mencintai dirimu….
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
-Ify-
Ku ingin slamanya….
Ku ingin slamanya….
Ada di sampingmu….
Menyayangi dirimu sampai waktu kan memanggilku
Menyayangi dirimu sampai waktu kan memanggilku
-RioIfy-
Di relung sukmaku
Ku labuhkan s ’luruh cintaku
Di relung sukmaku
Ku labuhkan s ’luruh cintaku
-Rio (Ify)-
Di hembus (dihembus…..)
Di hembus (dihembus…..)
nafasku….. (nafasku….)
Abadikan s ’luruh kasih dan sayangku
Abadikan s ’luruh kasih dan sayangku
-Rio-
Ku ingin slamanya mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Ku ingin slamanya mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
-Ify-
Ku ingin slamanya ada di sampingmu
Ku ingin slamanya ada di sampingmu
Menyayangi dirimu sampai waktu
kan memanggilku
kan memanggilku
-RioIfy-
Ku ingin slamanya mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Ku ingin slamanya ada di sampingmu
Menyayangi dirimu sampai waktu
kan memanggilku………..
kan memanggilku………..
Gemuruh tepuk tangan menggema di
gedung Bintaro tempat diselenggarakannya konser ketiga Mario Stevano. Para
penonton dibuat terkagum-kagum dengan duet yang baru saja dilakukan oleh Rio
dan Ify. Rio bernyanyi dengan begitu penuh penghanyatan. Namun kenyataannya,
yang membuat lagu itu special, selama bernyanyi mata Rio selalu fokus menatap
mata Ify bening Ify.
“Terima kasih,” ucap Rio dan Ify
serentak. Ify baru saja mau kembali ke tempat duduknya. Namun sebuah tangan
mencengkram pergelangan tangannya.
“Alyssa, kalau semuanya itu
adalah kebenarnya. Kenapa harus disembunyikan?? Sampai kapan harus
disembunyikan,” ucap Rio tiba-tiba. Suasana yang tadi heboh kembali sunyi.
Sepertinya ada drama kedua yang bakalan terjadi.
Ify menatap Rio bimbang. Ia
belum mengerti apa yang dimaksud Rio. “Maksudnya , Iyo?” tanya Ify.
“Kenapa harus disembunyikan
kalau lo adalah pacar gue. Itu adalah kebenaran, Ify. Kenapa harus ditutupi?”
tanya Rio.
Mereka di atas panggung, tentu
saja dan Ify yakin semua orang dapat mendengarnya. “Tapi, Rio….lo nggak takut
kalau…..” ucap Ify sambil menunjuk fans-fans Rio yang begitu banyak.
“Kenapa gue harus takut?? Takut
kehilangan fans?? Gue lebih takut kehilangan lo, Ify. Gue itu cinta sama lo dan
elo adalah cinta gue. Cinta gue itu elo!” ucap Rio yakin dan tegas dan menarik
Ify ke dalam pelukannya.
“Ify….percaya sama gue, cinta
gue itu elo,” bisik Rio lirih. Ify hanya mengangguk dalam pelukan Rio. “Gue
tahu, Iyo. Maafin gue,” balas Ify dengan berbisik pula.
“ECIIIEEE…..RIFY…..RIIIIIFFFYYYY……RIIIIFFFFYYYY……”
“RRRIIIIFFFYYY……RIIIIFFFFYY……RIIFFFYYYY…….”
Teriakan heboh tersebut membuat
Ify tersentak dan segera melepaskan dirinya dari pelukan Rio. Ia tidak tahu
kalau responnya akan seperti ini. Ternyata ia tidak buruk untuk Rio.
“Tuh kan coba lo lihat??
Fans-fans gue pada setuju. Dasar lo-nya aja yang minderan,” ucap Rio.
Ify mengangguk malu. “Kalo gini
tau-nya, coba dari dulu ya yo?” gumam Ify.
“Nggak juga ah, lebih baik
dengan gini. Soalnya lebih membuktikan kalau Alyssa Saufika Umari hanya untuk
dan milik Mario Stevano Aditya Haling,” ucap Rio dan mengacak-acak rambut Ify
gemas.
**********The End************
13 comments:
cerita kmu bgus2 kok shell, lanjutin ya? selalu di tunggu lho cerbung/cerpenya,,
ya lovely maid dong..
lovely maid nya dong..
Mana nin Lovely maidnya...???
Uda nunggu lama banget loh....
:')
ceritanya bagus bagus banget ...
lanjutin lagi dong yang belum end ...
keren kok semua cerbung'nya ;)
ceritanya bagus banget....
so sweet ^_^
Lovely maidnya lanjut dong
Yang lovely maidnya di lanjutin dong..ngegantung bikin penasaran :D
Lovely maid nya dong ka :)
Ceritanya bagus2,,,lanjut kan..dtunggu cerita selanjunta
Keren bangeeett,aku sukaaa
Lovely maid nyh sampai sekarang blm dilanjut kah kak..?? :((
Posting Komentar