ANDAIKAN 2
Lagi-Lagi Suara itu!
“Lo nggak ngeliat
gue, io ?? Gue selalu nunggu elo. Kenapa elo sama Dea?”
“Arrrrgggggghhhhhhh……lagi-lagi
mimpi itu. Kenapa dengan gue?” Rio frustasi. Hampir setiap tidurnya, dia
terbayang suara itu.
“Kenapa suara itu muncul
terus? Siapa juga yang nunggu gue? Aaaaaarrrrrrrggggggggghhhhhh……..” teriak
Rio. Tiba-tiba langkah kaki menuju kamarnya.
“Kak…lo kenapa? Kak
Rio.” Panggil adiknya Rio.
“Aaaaaaaarrrrrrrrggggggggggggghhhhh………….”
Teriak Rio. Suara pintu terbuka, lalu seseorang masuk ke kamar Rio.
“Kak lo kenapa?”
“Gue bingung, Ray.
Bingung. Mimpi itu lagi.” jawab Rio frustasi. Ray menatap bingung kakaknya.
“Mimpi apa, Kak?” tanya
Ray.
“’Lo nggak ngeliat gue,
io?? Gue slalu nunggu elo. Kenapa elo sama Dea?’ gitu Ray. Gue bingung.” Jawab
Rio. Ray menatap bingung kakaknya. Ya Ray tahu, hampir setiap hari belakangan
ini Ray mendengar teriakkan kakanya itu.
“Kak, mungkin aja. Ada
orang yang memang suka dan sayang sama kakak. Orang itu nggak rela kakak sama
mak lampir itu.” Ujar Ray. Rio melotot ke Ray.
“Maksud Ray, kak Dea,
Kak.” Ujar Ray langsung sebelum Rio ngamuk.
“Kenapa lo bilang Dea
Mak lampir?”
“Karena dia memang mirip
kak. Ray nggak suka sejak kakak bawa dia ke rumah. dia merintah Ray seakan Ray
pembantu. Terus dia marah-marah dan membuat kakak nggak peduli sama Ray. Kita
Cuma berdua di rumah, Kak. Terus kakak ngabis waktu sama dia terus. Cuma malem
ada, itu pun jam Sembilan-an. Kakak nggak peduli sama Ray lagi. selama lima
bulan apa yang kakak lakukan? Pulang malem.” Jawab ray emosi. Rio tertegun.
“Kakak akuin kalo, kakak
selalu pulang malem. Kakak akuin Ray. Tapi Dea nggak jahat. Dia baik. Perhatian
sama kakak.” Balas Rio emosi juga.
“Sampai kakak lihat, mak
lampir itu ngerobek tugas Ray baru kakak tahu dia jahat. Kakak tahu kan, tugas
Bahasa Inggris Ray yang buat poster itu ?? Yang Ray buat sampai jam dua malem.
Kakak tahu, tugas Ray dia robek, Kak. Cuma gara-gara Ray nggak sengaja nabrak
mak lampir itu. Padahal dia nggak jatoh yang jatoh Ray, Kak. Tapi apa, dia
robek tugas Ray. Untung Mrs. Ucie nggak masuk, jadi Ray bisa buat ulang dan Ray
nelpon kakak, tapi kakak nggak bantu Ray hanya karena mau nganterin mak lampir
kakak ke salon. Asal kakak tahu, yang ngebuat kakaknya sahabat Ray, kakaknya
Deva dan Ozy yang pernah nemenin Ray malem-malem waktu kakak pulang jam 11.
Mereka rela, ninggalin kakak mereka di rumah sendiri, padahal kakak mereka
cewek. Mereka bantuin Ray, Kak.” Balas Ray. Lalu dia keluar dari kamar Rio.
Rio terdiam. “Segini
banyakkah gue berubah?” tanya Rio pada dirinya sendiri.
Aku sudah mulai melupakan. Namun kenapa waktu
memberi apa yang kuinginkan pada waktu dulu ???
“Deva, Ozy cepatan.
Kita berangkat. Ntar telat tahu.” Ujarku. Sekarang sudah sekitar tujuh bulan
aku tinggal bersama Deva dan Ray. Kini mereka berdua udah kelas dua SMP,
sementara aku udah kelas XI alias dua SMA. Pembagian raport kemarin sungguh
hasil yang paling memuaskan. Aku tetap dalam peringkatku, Juara Umum 1. Via
naik jadi juara 4. Sedangkan Shilla dan Agni tetap di peringkatnya. Yang lebih
membahagiakan lagi, Deva dan Ozy mendapat juara kelas. Ozy juara 1 dan Deva
juara 3. Juara 2-nya, sahabat mereka sendiri, Ray. Mereka ku juluki, trio
bocah. Mereka lucu-lucu dan kompak.
“Yuk, kak. Kita
berangkat.” Ujar Deva. Lalu kita bertiga berjalan kaki menuju sekolah yang
tidak begitu jauh dari tempat tinggal kita.
Lima belas menit kemudian,
aku dan kedua adikku tiba di sekolah. Seperti biasa, mereka berdua udah di
tunggu Ray di gerbang sekolah. Ray berlari ke arah aku dan kedua adikku.
“Woi….Dev, Zy.”
Sapa Ray dan mereka langsung berpelukan.
“Hehehe….kita
ketemu lagi. yeeeeh…… setelah dua minggu kagak bertemu.” Ujar Ozy. Ceritanya,
liburan semester lalu aku, Deva dan Ozy liburan ke Bandung. Sekalian Papa dan
Mamaku mau bertemu ozy dan deva.
“Waiyadong….kak
ify. Apa kabar?” tanya Ray kepadaku.
“Baik kok, Ray. Ray
gimana? Baik?” tanyaku balik.
“Iya, Kak. Baik
selalu. Kangen deh sama kakak.” Ujar Ray dan memeluk aku. Aku balas memeluk
Ray. Aku juga kangen dengan bocah ini yang sudah ku anggap adik sendiri.
“Kakak gue Ray.”
Teriak Deva dan Ozy bareng. Ray Cuma ngakak.
“Ya udah, kalian
masuk sana. Kan mau lihat kelas dulu.” Ujarku.
“Oh iya. Kita
sekelas nggak ya?” ujar Deva.
“Deeeeevvvvvvvaaaaaaaa…..kaaaakkkkkkeeeekkkkk…….cepetan
kita lihat. Masa iya kita nggak sekelas.” Teriak Ozy dan Ray yang udah masuk ke
halaman depan sekolah mereka.
“Daddaaaaaaaaaaaaaahhh
kaaaaaakkkkk IIIIIIIIIIIffffffffyyyyyyy……” pamit Ray, Deva dan Ozy. Aku Cuma
terkekeh dan menuju sekolahku.
@Kelas XI IPA 1
Tahu nggak,
ternyata aku sekelas sama Mario Stevano Aditya Haling. Huh… aku udah mau
ngelupain dia. Eh…ternyata dia semakin dekat denganku. Sekarang sekelas, gimana
bisa mau lupakan dia. Toh tiap hari ketemu. Aku pisah kelas sama Via, Agni dan
Shilla. Mereka bertiga satu kelas di kelas XI IPA 3 bareng sama Alvin, Cakka
dan Iel. Ada berita baru lho, ternyata Agni dan Cakka udah pacaran.
Hahahaha….lucu mereka. Kamarin berantem dan sekarang malah pacaran. Jodoh kali.
“Pagi anak-anak.”
Sapa seorang guru. Aku segera tersadar dari lamunanku. Ternyata Bu Ira datang,
beliau adalah wali kelasku.
“Pagi, Bu.” Koor
anak sekelas.
“Baiklah, saya wali
kelas kalian. Saya akan mengatur kelas ini sesuai dengan hasil rapat yayasan
dan dewan guru. Mulai tahun ajaran ini, akan di bentuk kelompok belajar di
setiap kelas dengan anggota satu kelompok dua orang. Berhubung di kelas kita
ada 30 orang, maka ada 15 kelompok. Ibu langsung aja membagi kelompok, pearaturan
selanjutnya akan dikasih tahu setelah pembagian kelompok.” Ujar bu Ira. Bu Ira
mengambil daftar absen dan mulai mencoret sana-sini.
“Kelompok 1 Irsyad
dan Irva. Kelompok 2 Nova dan Lintar. Kelompok 3 Alyssa dan Mario Stevano.
Kelompok 4 Saras dan Septian. Kelompok 5………bla…..bla…” aku tidak mendengarkan
lagi pembagian kelompok. Aku kaget banget, aku sekelompok dengan Rio. Kalau
dulu mungkin aku bersyukur banget bisa dekat dengan Rio, tapi sekarang nggak.
Ini menghambat misiku buat ngelupain Rio.
“Nah, kelompok ini
berlaku sampai kenaikan kelas. Bearti kalian bekerja sama selama setahun.
Baiklah silakan ambil daftar tugas kalian untuk semester ini. Maju ke depan mewakili
kelompok masing-masing.” Perintah Bu Ira.
Aku bingung, aku
atau Rio yang ngambil. Lalu aku menatap pemuda itu. Dia malah menatap aku
balik. Aku mengartikan tatapan itu sebagai pernyataan kalo Rio meminta aku yang
mengambil. Aku mengangguk kepadanya dan berdiri lalu menuju meja Bu Ira.
Setelah semuanya
memegang kertas daftar tugas itu, bu Ira mulai mengatur tempat duduk. Aku dan
Rio duduk di barisan paling belakang dekat dinding hanya karena Rio tinggi.
Maka dari itu aku ketiban sial duduk di belakang juga. hal pertama buat aku,
duduk di belakang. Setelah itu, Bu Ira keluar kelas dan meminta kami untuk
tidak berisik.
Aku hanya diam
duduk di sebelah Rio. Menatap kertas tugas itu dan berhasil membuat aku
melotot. Ini tugas atau pembunuhan perlahan-lahan. Aku bergidik sendiri.
“Fy…nama lo Ify
kan?” panggil dan tanya Rio tiba-tiba. Aku menoleh kea rah Rio dan mengangguk.
“Gue mau lihat kertasnya.” Pinta Rio. Aku segera menyodorkan kertas mematikan
itu. Ku lihat dari ujung mataku bahwa Rio juga kaget. Matanya melebar dan mau
keluar. Hihihi…. Ya iyalah, siapa yang nggak kaget melihat isi itu kertas.
Tugas Semester 1 kelas XI IPA 1 :
1. Metematika : 250 soal, tulis jawaban dan cara penyelesaiannya.
2. Kimia : 300 soal, tulis jawaban dan cara penyelesaiannya.
3. Fisika : 300 soal, tulis jawaban dan cara penyelesaiannya.
4. Makalah Bahasa Indonesia dengan tema bebas.
5. English : Make a magazine.
6. Sejarah : Buat ringkasan beserta soal latihan dalam bentuk
sebuah buku.
7. Biologi : Buat ringkasan beserta soal latihan dalam bentuk
sebuah buku.
Gila banget kan.
Hufh….. derita pelajar.
@Rumah Shilla
Sekarang Ify, Via,
Shilla dan Agni lagi ngumpul bareng di rumahnya Shilla. Setelah tidak bertemu
selama dua minggu, akhirnya mereka berempat menyempatkan untuk berkumpul
melepas kangen dan rindu serta berbagi cerita selama liburan kemarin.
“Hahahahha…..lucu
lo, Ag. Galak-galak mah naksir juga ternyata.” Ledek Shilla ke Agni yang tampak
menyesal telah menceritakan kronologi jadian dirinya dengan Cakka.
“Awalnya boleh sih
gayanya keki setengah mampus, eh ujung-ujungnya jadian tuh.” Sambung Via.
“Awalnya mah boleh
bilang Cakka kutukan, eh ternyata kutukan cinta.” Lanjut Ify. Mereka bertiga
ngakak bareng. Agni manyun abis.
“Gimana rasanya
fall in love, Ag?” goda Via.
“Tau ah. Gelap.
Ganti yang lain.” Agni ngambek.
“Iya-iya, tapi
jangan lupa pe-je-nya. Kalo kagak ada peje, tiap detik, tiap menit kita
ledekin. Ya kan ??” ujar Shilla minta dukungan ke Via dan Agni.
“Yap, mament.” Seru
Via dan Ify kompak.
“Ok deh, besok di
sekolah.” Ujar Agni pendek. Shilla, Via dan Ify tos-tosan riang.
“OMG,, lo bertiga
udah liat belum daftar tugas selama semester ini ??” tanya Shilla histeris.
“Udah.. emang
kenapa?” tanya Agni balik.
“Lo nggak sadar
apa, Ag. Itu pembunuhan secara perlahan-lahan. Lo nyadar nggak sih ??” balas
Shilla heboh.
“Bener tuh. 300
soal fisika beserta penyelesaiannya.” Sambung Via.
“300 soal kimia
dengan caranya.” Lanjut Ify.
“Matematika 250
soal mematikan yang tiada tara lengkap dengan cara beserta jalannya. Ya ampun.
Tepar gue.” Seru Shilla lebay dan dapat jitakan dari Agni. Shilla Cuma
cengengesan dan meringis.
“Belum lagi,
makalah B.Ind, majalah B.ing, buku sejarah dan biologi. Ampun banget, baru juga
udah liburan malah langsung gini. Bête.” Kata Agni dengan tampang cemberut.
“Apalagi gue sama
Alvin. Sial banget gue, dia mah Cuma bisa B.ing lah yang lain mah innalilah
dah.” Rutuk Via yang tahu banget kalo Alvin itu kurang jago di pelajaran fisika
yang notabane dia juga kesal sama pelajaran yang kelapa jatuh harus dihitung.
Adanya kelapa jatuh ya dijadiin es dogan. Cape deh.
“Lo pikir lo aja,
Vi. Gue yang mampus duluan. Lo tahu kan Cakka Cuma bisa ngegombal kagak jelas
gitu. Di suruh buat tugas gini mah, gue yakin kagak ada bisa-bisanya.” Dengus Agni
dan membayangkan tampang Cakka yang nggak banget kalo lagi ngegombal. Agni
bergidik sendiri. Padahal Cakka mah cowoknya sendiri. Hihihi…
“Ih lo berdua serem
banget. Gue sih lumayan, Iel kan pinter tahu. Dia jago B.ing, matematika dan
kimia. Hahahaha… dan gue hanya perlu berjuang di B.ind, sejarah dan biologi.”
Ucap Shilla girang.
“Heh non, fisika
mau lo kemanain?” tanya Agni.
“Liat yang Ify
dong, dari kita berempat yang pinter fisika kan Cuma Ify. Bolehkan , fy?”
Shilla minta persetujuan Ify.
“Iya deh, boleh.
Tapi kalo guru kita sama ya.” Jawab Ify. Senyum Shilla yang mau ngembang malah
jadi kerucut lagi.
“Syukur tuh, Shill.
Eh, Fy. Lo sama siapa?” tanya Agni ke Ify.
“Gue sama Rio.”
Jawab Ify pendek dan menerawang ke depan.
“HAH??!! Lo sama
Rio. Jodoh kali, fy.” Seru Via yang sendari tadi diem mikirin nasibnya.
“Mario Stevano Aditya
Haling yang lo taksir itu, Fy?” tanya Agni heboh.
“Bener, fy?” Shilla
memastikan.
“Iya. Rio yang itu.
Gue juga nggak tahu kenapa bisa sama dia. Gue takut. Takut dia masih marah
karena kejadian yang udah dulu banget itu.” Jawab Ify.
“Nggak usah lo
pikirin itu lagi, deh. lupain aja. Btw, lo masih suka sama Rio ?” tanya Agni.
Via dan Shilla menunggu jawaban Ify.
“Gue masih cinta
sama dia hingga saat ini. Gue juga bingung kenapa masih sayang sama dia. Gue
ingin banget ngelupain Rio. Gue capek nunggu tiga tahun gini. Gue jelek sih,
makanya dia nggak nyadar perasaan gue.” Jawab Ify lemah.
“Lo nggak jelek,
Fy. Cantik dan manis.” Ujar Agni disertain anggukan Via.
“Aha…gue tahu. Lo
harus berubah, Fy. Rambut lo harus diurai jangan di kucir satu mulu atau
kepang. Kalo diurai lo lebih keliatan cantiknya.” Seru Shilla.
“Nggak, Shill. Gue
nggak pede. Biar aja deh gue kayak gini. Kalo gue emang jodohnya Rio, pasti
juga sama Rio kok.” Balas Ify lemah.
“Ya udah deh.
terserah lo, Fy. Lo tahu apa yang terbaik buat elo. Tapi jangan putus asa,
feeling gue lo jodoh sama Rio.” Ucap Shilla dan mengagguk yakin. Kayak peramal
cinta.
“Shilla bener, Fy.
Penantian lo tiga tahun nggak sia-sia kok. Sekarang aja udah mulai jalannya. Lo
deket sama Rio sampai setahun kedepan.” Sambung Agni.
“Caiyo, Fy. Ify
faighting.” Lanjut Via. Lalu mereka bertiga memeluk Ify. “Gue sayang sama
kalian, Vi, Ag, Shill.” Ujar Ify dalam hati dan balas memeluk ketiga
sahabatnya.
BERSAMBUNG.......
0 comments:
Posting Komentar